Emotional Perfectionism: Apa Itu dan Cara Menghadapinya
Isi Artikel
Pernahkah kamu merasa marah atau sedih namun terpaksa menahannya karena takut dicap buruk? Nah, itu adalah salah satu bentuk emotional perfectionism.
Emotional perfectionism juga sering disebut sebagai salah satu bentuk dari toxic positivity.
Menyadur dari Washington Post, hal ini karena keduanya berasal dari akar masalah yang serupa, yaitu ketidaknyamanan terhadap emosi negatif orang lain.
Nah, di artikel ini Glints akan memberikan penjelasan seputar apa itu emotional perfectionism kepadamu. Yuk, simak artikelnya!
Apa Itu Emotional Perfectionism?
Melansir dari Your Couch, emotional perfectionism adalah keadaan di mana kamu menahan diri untuk tidak mengeluarkan atau memiliki emosi negatif terhadap suatu hal.
Sikap menahan ini disebabkan karena adanya sebuah ‘standar’ yang ingin kamu penuhi sebagai manusia.
Sehingga, hal tersebut membuatmu beranggapan bahwa memiliki emosi negatif sebagai sesuatu yang salah.
Akibatnya, kamu akan memaksa dirimu untuk terus merasa bahagia terlepas hal-hal buruk yang menimpa.
Masih menurut Your Couch, berikut beberapa contoh perkataan yang diucapkan ke diri sendiri oleh seseorang dengan emotional perfectionism.
- “Saya seharusnya tidak merasa marah terhadap hal tersebut.”
- “Hal ini tidak boleh membuat saya merasa terganggu.”
- “Saya seharusnya melupakan hal tersebut.”
- “Saya tidak boleh merasa sedih karena orang lain akan berpikir bahwa saya tidak baik-baik saja.”
Mengapa Kamu Harus Menghindari Emotional Perfectionism?
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa emotional perfectionism adalah suatu hal yang perlu dihindari.
Lalu, apa saja alasannya? PsychCentral mengungkapkan beragam alasannya sebagai berikut.
1. Perasaan adalah bentuk feedback
Setiap perasaan atau emosi yang dirasakan selalu memberi feedback penting pada diri sendiri. Sehingga, ada baiknya bagimu untuk tidak mengabaikannya.
Karena, dengan menerima dan mencari tahu penyebab dari emosi negatif membantumu dapat pelajaran berharga.
2. Terima perasaan negatifmu
Emosi negatif membuatmu merasa tidak nyaman. Contohnya adalah ragu saat menerima panggilan interview kerja.
Rasakan ragu tersebut dan tanyakan pada diri, apa yang kamu ragukan dan mengapa kamu merasakannya?
Bisakah kamu menerima perasaan tersebut dan menghadiri panggilan interview tersebut?
Sebab, jika kamu terus menolak dan menghindari perasaan tersebut, kamu akan terjebak dalam zona nyaman dan melewatkan kesempatan penting.
Seseorang dengan emotional perfectionism akan merasa kesulitan untuk mengambil keputusan penting bagi kehidupannya.
Tentunya, hal tersebut akan membawa dampak negatif yang jauh lebih besar nanti.
3. Terlalu mengatur emosi akan membuatmu sulit mengekspresikannya
Emotional perfectionism adalah suatu keadaan di mana kamu akan mencoba mengatur seluruh emosimu sesempurna mungkin.
Ketika terlalu sering melakukannya, hal tersebut akan membuatmu sulit mengekspresikan emosimu di kemudian hari.
Tidak hanya itu, kamu juga akan sulit mengekspresikan emosi positif seperti kebahagiaan dengan terlalu sering menahan emosi negatif.
Cara Mengatasi Emotional Perfectionism
Masih menurut Washington Post, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi atau mengurangi kebiasaan emotional perfectionism yang bisa kamu lakukan.
1. Mengingat bahwa tidak ada emosi baik atau buruk
Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi emotional perfectionism yaitu dengan menyadari bahwa tidak ada emosi baik atau buruk.
Sehingga, hal yang terpenting adalah bagaimana kamu menanganinya.
Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengembangkan toleransi emosional.
Toleransi emosional adalah kemampuan untuk menghadapi seluruh jenis emosi, termasuk yang tidak menyenangkan.
Ingat bahwa setiap orang memiliki sisi ‘jelek’. Namun, hal tersebutlah yang membuat kita manusia.
2. Menjadi mindful
Salah satu cara mengatasi emotional perfectionism adalah dengan mempraktikkan mindfulness.
Hal ini dapat membantumu dalam mengembangkan toleransi emosional seperti yang disebutkan sebelumnya.
Sebagai contoh, kamu bisa menanyakan hal-hal seperti “mengapa saya merasa sedih hari ini?” ke diri sendiri.
Dengan begitu, kamu jadi sadar terhadap emosimu sendiri. Sehingga, kamu tidak akan terjebak dalam emotional perfectionism.
3. Terbuka pada kebutuhan dan emosimu
Bersikap terbuka mengenai kebutuhan dan emosimu adalah salah satu cara lain untuk mengatasi emotional perfectionism.
Dengan begitu, orang lain juga bisa tahu bagaimana cara yang tepat ketika ingin membantumu.
4. Melatih fleksibilitas emosi
Sama seperti tubuh, melatih fleksibilitas emosi juga merupakan salah satu cara tepat untuk mengatasi emotional perfectionism.
Maksudnya, kamu bisa mencoba untuk berhenti melabeli emosi sebagai baik dan buruk.
Dengan begitu, kamu bisa berhenti untuk mencoba memenuhi standar orang lain.
5. Melepas kontrol
Serupa seperti seseorang yang perfeksionis, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi keadaan ini adalah dengan melepas kontrol.
Ingin selalu memegang kontrol terhadap segala situasi dan emosi adalah salah satu penyebab dari emotional perfectionism.
Sehingga, ingatlah bahwa kita tidak bisa mengontrol seluruh situasi.
Salah satu cara yang dapat membantumu melakukannya adalah dengan melakukan praktik stoik.
6. Mencari pertolongan
Menyadur Stylist, kamu juga bisa mencari pertolongan ke psikolog atau terapis supaya mengatasinya.
Tentunya, tenaga profesional dapat membantumu mencari cara terbaik untuk bisa mengatasi emotional perfectionism.
Nah, itu adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui seputar emotional perfectionism.
Intinya, merasakan emosi seperti amarah atau sedih adalah suatu hal yang wajar sebagai manusia. Sehingga, ada baiknya untuk tidak memaksakan diri menahannya.
Justru, hal tersebut akan membawa dampak negatif pada pikiran juga fisikmu. Sehingga, ketimbang menahannya, kamu bisa mencoba untuk mengendalikan emosimu tersebut.
Bagaimana caranya? Kamu bisa temukan jawabannya dengan membaca artikel Glints Blog dengan tap tombol di bawah!