Dorong Digital Presence dan Sales Perusahaan, Kenali Model Bisnis D2C

Diperbarui 24 Nov 2022 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Dewasa ini, D2C atau direct to consumer adalah model bisnis yang tengah digarap oleh banyak perusahaan.

    Mengapa demikian? Sebab, ia mampu membantu bisnis agar bisa tetap relevan dengan dorongan digital presence yang mumpuni.

    Model bisnis ini juga menghilangkan penghalang antara pihak produsen dan konsumen.

    Hasilnya, secara tidak langsung produsen memiliki kontrol yang lebih besar atas brand, reputasi produk, strategi marketing, dan taktik penjualan mereka.

    Nah, memangnya apa yang dimaksud dengan direct to consumer? Lalu, seperti apa cara terbaik untuk menerapkannya?

    Tenang, Glints sudah rangkum semuanya khusus untukmu. Yuk, simak pemaparan lengkapnya di bawah ini.

    Baca Juga: Subscription Business Model, Model Bisnis Terbaik untuk Tingkatkan Pelanggan

    Apa Itu D2C?

    direct to consumer adalah

    © Freepik.com

    Melansir laman Core DNA, D2c atau direct to consumer, adalah strategi bisnis yang memungkinkan produsen dan brand CPG untuk menjual produk secara langsung ke konsumen. 

    Ia dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis perusahaan, mulai dari e-commerce hingga FMCG.

    Tujuan bisnis model tersebut adalah untuk membuat perusahaan lebih independen dalam komersialisasi produk dan layanan kepada pelanggan mereka.

    Direct to consumer juga mendorong produsen untuk melewati proses negosiasi konvensional dengan retailer guna memasukkan produk mereka ke pasar. 

    Selain itu, brand berhak untuk menjual produk secara langsung ke konsumen melalui media online.

    Berdasarkan hal tersebut, pihak perusahaan biasanya akan terdorong untuk meluncurkan strategi pemasaran online dengan lebih giat.

    Hasilnya, secara tidak langsung digital presence dan reputasi online mereka akan terbentuk secara baik.

    Cara Menerapkan Strategi D2C

    d2c

    © Pexels.com

    Seperti yang sudah Glints paparkan, D2C memberikan kebebasan bagi produsen untuk menjual produk secara langsung ke pelanggan.

    Hasilnya, mereka memiliki wewenang untuk mengatur reputasi brand serta strategi pemasaran dalam bisnis.

    Namun, semakin berkembangnya popularitas strategi ini, perusahaan akan menemukan banyak kompetitor baru.

    Tak hanya dari bidang mereka sendiri, tetapi juga perusahaan yang berasal dari sektor industri lain.

    Bahkan, mereka juga harus bersaing dengan perusahaan besar yang sudah stabil dan memiliki reputasi ternama.

    Maka dari itu, bila tidak diterapkan dengan baik, popularitas perusahaan justru akan tenggelam dan bisa-bisa dilupakan oleh pelanggan.

    Nah, supaya hal tersebut tidak terjadi, berikut adalah cara terbaik untuk menerapkan model bisnis D2C.

    1. Pahami kebutuhan audiens

    Cara pertama untuk menerapkan strategi direct to consumer adalah dengan memahami kebutuhan audiensmu, seperti diungkapkan oleh MJV Innovation.

    Tak seperti model bisnis lainnya, direct to consumer memungkinkan perusahaan untuk lebih mengenal audiens mereka.

    Nah, hal ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin agar perusahaan bisa menciptakan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan audiens.

    Sebagai langkah untuk mengenal audiens mereka, perusahaan bisa sediakan ruang khusus untuk feedback dari para customer.

    Selain itu, mereka juga bisa lihat data usia dan geografis audiens untuk lebih memahami profil pengguna mereka.

    Baca Juga: Kenali Freemium, Model Bisnis Kekinian yang Bisa Tingkatkan Retensi Pelanggan

    2. Perhatikan shopping journey

    Cara menerapkan strategi D2C berikutnya adalah dengan memerhatikan shopping journey perusahaan.

    Era digital dan munculnya smartphone telah mengubah shopping journey

    Untuk mengetahui cara mendorong pelanggan guna melakukan pembelian, adalah dengan shopping journey perusahaan secara lengkap.

    Bagi kamu yang belum tahu, shopping journey adalah kombinasi dari dua hal, yakni jalur pembelian dan perjalanan pelanggan di perusahaan.

    Nah, menurut Bellomy, melakukan riset terhadap hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam memahami pengalaman yang diberikan oleh produk atau layanan mereka.

    3. Gunakan data-data perusahaan dengan baik

    Saat memanfaatkan strategi D2C, perusahaan harus bisa menggunakan data-data mereka dengan baik bila ingin mendapatkan keunggulan.

    Mengapa demikian? Sebab, tidak seperti perusahaan konvensional, bisnis yang memanfaatkan strategi direct to consumer tidak mendapatkan bantuan dari retailer atau pihak lainnya.

    Maka dari itu, sebagai saran, perusahaan dapat memanfaatkan data yang mampu memberikan mereka competitive advantage.

    Sebagai contoh, mereka bisa menganalisis data terkait hasil penjualan dan keluhan pelanggan dari perusahaan kompetitor.

    4. Kuatkan digital presence

    Terakhir, cara menerapkan D2C yang baik adalah dengan menguatkan digital presence perusahaan, seperti disebutkan Pack Help.

    Hal ini cukup penting untuk dilakukan supaya perusahaan bisa mengungguli kompetitor yang menggunakan model bisnis serupa.

    Sebagai cara meningkatkan digital presence, perusahaan bisa menciptakan konten yang lebih interaktif.

    Selain itu, mereka juga perlu menyediakan customer support pada seluruh platform online mereka.

    Manfaat Model Bisnis D2C

    direct to consumer adalah

    © Freepik.com

    D2C merupakan model bisnis yang mendorong perusahaan untuk meningkatkan user experience.

    Hal ini berlaku karena mereka memiliki kebebasan untuk menjual produk secara langsung kepada para konsumen.

    Nah, berdasarkan hal tersebut, ia menawarkan berbagai manfaat yang tak bisa diraih dari model bisnis lainnya.

    Kira-kira, apa saja manfaat yang ditawarkan oleh metode direct to consumer? Berikut adalah penjelasannya sesuai pemaparan Fool.

    • Biaya operasional bisnis yang lebih hemat.
    • Proses segmentasi audiens menjadi lebih baik.
    • Peningkatan kontrol atas pesan brand dan engagement dari konsumen.
    • Lebih banyak kesempatan untuk berinovasi.
    • Akses langsung ke pelanggan dan data-data mereka.
    • Brand loyalty yang lebih kuat.

    Baca Juga: Pastikan Pemasukan Bisnis Lancar, Rencanakan Revenue Model yang Matang

    Itulah pemaparan Glints mengenai model bisnis D2C, mulai dari definisi hingga manfaatnya untuk perusahaan.

    Nah, selain strategi satu ini, masih ada banyak metode lain yang perlu kamu pelajari jika ingin terjun ke dunia bisnis.

    Penasaran apa saja? Tenang, kamu bisa pelajari semuanya di Glints ExpertClass.

    Di sana, para pakar dan profesional siap membagikan ilmu mereka untukmu di kelas kategori business fundamentals.

    Menarik bukan? Yuk, cek kelasnya dan daftar sekarang juga. Jangan sampai ketinggalan!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait