Pengertian dan Tujuan dari CTR dalam Digital Marketing

Diperbarui 14 Mar 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Kamu pasti bertanya-tanya, CTR adalah apa sih? Begini, saat membuka sebuah website, kamu biasanya melihat satu atau beberapa iklan di sana.

    Dalam digital marketing, inilah yang dinamakan dengan Ads atau AdsSense. Jika diklik, iklan tersebut akan mengarahkanmu ke situs atau toko online tertentu.

    Dari situlah bisa terjadi konversi atau transaksi penjualan.

    Baca Juga: Pahami 6 Bentuk Partnership Marketing untuk Sukseskan Campaign-mu

    Pengertian CTR dan Fungsinya

    CTR adalah

    © Google

    Nah, buat kamu yang berencana untuk mulai melakukan pemasaran dengan promosi online berbayar, pastikan sudah mengetahui seluk-beluknya, termasuk soal CTR.

    Menurut Google, click-through rate atau CTR adalah jumlah pengunjung yang mengeklik iklan yang kamu pasang di sebuah situs.

    Menurut Adjust, CTR berguna untuk menganalisis rasio antara jumlah pemirsa yang melihat iklan dan berapa yang mengaksesnya.

    Kalau impression penayangan cukup tinggi, tapi kliknya sedikit bisa jadi ada yang kurang optimal dari caramu beriklan.

    Untuk menghitung CTR, kamu bisa menggunakan rumus berikut:

    • Impressions: jumlah iklan ditayangkan
    • Clicks: jumlah iklan diklik

    Sebagai contoh, kamu memasang iklan di AdWords. Selama dipasang, iklan sudah mendapat penayangan sebanyak 1.000 kali.

    Akan tetapi dari 1.000 pengunjung yang melihat iklan tersebut hanya 200 orang yang berminat mengekliknya. Maka CTR-nya adalah 20%.

    Baca Juga: Tolak Ukur Keberhasilan Strategi Digital Marketing

    Berapa Persentase CTR Dianggap Sukses?

    ctr adalah

    © Google

    Sekarang kamu sudah tahu rumus perhitungan CTR. Pertanyaan berikutnya, berapa besar sih syarat persentase CTR yang harus dipenuhi sehingga sebuah iklan bisa dianggap sukses?

    Soal ini, digital marketing experts punya padangan yang berbeda. Di AdWords sendiri, CTR dikatakan berhasil kalau sudah memenuhi angka 2%.

    Namun, jangan dulu terkecoh dengan angka yang tinggi, sebab konsep CTR ini sangat spesifik tergantung sektor bisnis yang kamu jalankan.

    Angka 2% bisa saja terbilang tinggi untuk industri makanan, tapi terlalu rendah untuk industri jasa, atau sebaliknya.

    Tentu semakin tinggi CTR, semakin besar pula dana yang harus kamu keluarkan untuk membayar iklan.

    CTR Tinggi Bukan Jaminan Suksesnya Iklanmu

    ctr adalah

    © Google

    Hal lain yang harus kamu ingat adalah bahwa CTR tinggi bukan jaminan promosi atau kampanyemu sukses dan menghasilkan konversi penjualan tinggi.

    Sebab bisa saja pengunjung mengklik iklan hanya karena penasaran tanpa ada sedikit pun niat membeli.

    Namun, dari sini kamu bisa menganalisis bounce rate-nya; kira-kira berapa banyak sih pengunjung yang berinteraksi (membaca konten, berkomentar, scrolling, dsb.) di website-mu?

    Makin banyak dan betah mereka, makin baguslah ranking website kamu di Google.

    Oh ya, bounce rate juga bisa dipakai untuk menaksir konten seperti apa yang paling disukai pengunjung dari website-mu.

    Ke depannya, kamu pun bisa lebih banyak memproduksi konten serupa yang sesuai dengan keinginan/kebutuhan visitor. Dengan begitu, traffic pun akan melonjak.

    Balik lagi ke CTR, kalau persentase CTR cukup tinggi tapi konversi penjualannya masih sangat minim, bisa jadi ada yang keliru dari caramu beriklan. Penyebabnya bisa karena:

    • Landing page membosankan
    • Konten tidak berkualitas
    • Terlalu banyak teks/gambar iklan sedikit
    • Copywriting kurang mengena
    • Penempatan iklan sembarangan

    Nah, kamu bisa merujuk poin-poin di atas sebagai panduan dalam beriklan. Ya, sebaiknya kamu memang tidak cuma fokus pada konversi penjualan semata.

    Engagement dengan pengunjung situs juga tidak kalah penting dipikirkan, lho. Engagement yang bagus punya andil besar dalam menentukan suksesnya sebuah bisnis.

    Logikanya, calon konsumen pasti akan lebih berminat untuk membeli jika mereka sebelumnya sudah mengenal produk tersebut dengan baik, bukan?

    Baca Juga: Customer Engagement: Pengertian, Cara Mengukur, dan Penerapannya

    Jadi, daripada sibuk beriklan dan memusingkan target CTR yang tidak kunjung terpenuhi, lebih baik benahi dulu metode beriklanmu.

    Jika kampanye/iklan yang kamu buat sudah bagus, tentu makin besar pula peluang calon konsumen untuk mengakses dan pada akhirnya membeli produk yang kamu jual.

    Singkatnya, CTR adalah parameter untuk mengukur sukses tidaknya iklan yang kamu pasang di sebuah website, email, atau media sosial.

    Meningkatkan CTR bukan hal yang gampang. Kamu masih punya PR untuk meriset keyword dan memonitor konten secara berkala.

    Semoga ulasan ini bermanfaat dan bagi kamu yang tertarik untuk bergabung ke komunitas Glints (agar bisa konsultasi seputar karier) atau bahkan ingin melamar kerja, jangan lupa sign up, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 19

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait