Closed Loop Marketing: Arti, Tahapan, Tools, dan Cara Kerjanya
Isi Artikel
Dalam marketing, banyak jenis analisis yang bisa digunakan, salah satunya adalah closed loop marketing yang berfokus pada data.
Data merupakan sumber informasi terbesar dan sangat berperan dalam penentuan strategi lanjutan.
Dikutip dari ClearVoice, data customers mulai dari latar belakang hingga kebiasaan saat berbelanja, jika dianalisis akan membantu sebuah perusahaan mengoptimalkan strategi marketing yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Makanya, yuk kenali serba-serbi closed loop marketing di bawah ini.
Arti Closed Loop Marketing
Closed loop marketing adalah bentuk dari marketing analysis yang berbasis data juga insights untuk meningkatkan ROI (return of investment).
Bentuk analisis ini hampir sama dengan data-driven marketing, mengutip Marketing Evolution.
Menurut ClearVoice, perusahaan yang menggunakan closed up marketing menitikberatkan pada data untuk menginformasikan strategi marketing mereka.
Hal ini membantu perusahaan untuk menentukan apa yang harus dilakukan, juga menyingkirkan strategi marketing dengan tingkat keberhasilan kecil.
“Closed loop” dalam analisis ini menjelaskan bagaimana departemen atau bagian sales dan marketing bekerja sama untuk melaporkan prospek juga feedback secara terus menerus.
Penggunaan closed loop marketing ini akan membantu pemahaman yang lebih baik terkait hubungan sales dan marketing.
Dalam banyak perusahaan, sering terjadi kesalahpahaman atau beda tujuan antara tim sales dan marketing.
Padahal kedua tim ini berkaitan erat.
Untuk memberikan gambaran dan bukti bahwa keduanya berkaitan dan berpengaruh pada nilai ROI, tim marketing juga membutuhkan data penjualan.
Inilah mengapa dibutuhkan closed loop marketing.
Tahapan Closed Loop Marketing
Mengutip Marketing Evolution, berikut adalah tahapan sebelum memulai closed loop marketing agar perusahaan siap secara kultur maupun operasionalnya.
1. Dapatkan dukungan dari atasan
Untuk mewujudkan closed loop marketing tidak bisa hanya bergantung pada tim sales dan marketing, tapi juga butuh dukungan penuh atasan atau pimpinan.
2. Membiasakan data-driven culture
Sebelum memulai proses analisis, tim yang terlibat harus mengerti value dari mengumpulkan, membagikan, dan menganalisis data.
3. Pastikan komunikasi antara tim sales dan marketing lancar
Di sinilah peran manajer tiap tim untuk memastikan kelancaran komunikasi melalui meeting atau diskusi untuk update progres dan data.
4. Tinjau pendekatan yang digunakan
Kamu harus memastikan bahwa dalam proses ini pendekatan marketing serta tolok ukur yang digunakan akurat.
5. Dapatkan data lengkap untuk marketing automation
Close loop marketing menggunakan mature approach yang akan memberikan data lebih dalam dan spesifik untuk para marketer.
6. Verifikasi proses penjualan berjalan dengan lancar
Saat sales team belum yakin akan strategi penjualan, maka closed loop marketing tidak akan berjalan dengan baik.
Jadi pastikan proses dan strategi mereka berjalan dengan baik.
7. Pakai tools yang tepat
Teknologi data management yang kamu punya harus bisa mendukung omnichannel marketing measurement, marketing automation, dan data-driven strategy secara menyeluruh.
Tools Closed Loop Marketing
Untuk mengimplementasikan closed loop marketing, kamu memerlukan tools pendukung.
Dilansir dari Valasys Media, beberapa tools yang bisa kamu pertimbangkan adalah:
1. Customer Relationship Management Software (CSM Software)
CSM Software dapat digunakan untuk melihat secara menyeluruh dan mengelompokkan data statistik dari customer.
Selain itu kamu juga bisa mendapatkan akses informasi seputar bisnis untuk mengirimkan customer support, sales force automation, dan lain-lain.
Beberapa tools CSM yang direkomendasikan antara lain Salesforce, InfusionSoft, NetSuite, Hatchbuck, dan CRM+.
2. Software untuk manajemen solusi marketing
Selain tools untuk manajemen data customer, kamu juga membutuhkan software untuk menjalankan strategi marketing yang sudah direncanakan.
Beberapa tools bisa membantu marketer mencapai tujuan melalui media sosial dan menyediakan laporan, seperti HubSpot, Marketo, dan Vocas.
Tools ini akan membantumu mulai dari email marketing, customer acquisition, social media marketing hingga optimalisasi SEO dan PPC.
3. Data management tools
Untuk mengolah dan menggunakan data sebaik-baiknya, kamu memerlukan software pengolahan data yang efektif.
Salah satu contoh yang bisa kamu gunakan adalah Google Analytics.
Selain banyak digunakan, Google Analytics menyediakan data pengunjung dan visualisasi yang mudah dipahami.
Cara Kerja Closed Loop Marketing
Melansir ClearVoice, closed loop marketing memiliki banyak sekali variabel yang harus digunakan, namun secara umum, tahapan dan cara kerjanya mengikuti format berikut:
- Potential customer mengunjungi situs dari referalmu seperti email marketing atau organic search. Kemudian tools marketing yang kamu gunakan seperti HubSpot akan mendeteksi sumber referal dari masing-masing pengunjung.
- Melalui landing pages dan lead capture forms, kamu bahkan bisa mengumpulkan lebih banyak data pengguna. Contohnya CTA serta discount code dalam email.
- Informasi tambahan ini akan memberikan insight dari setiap page visit di situs. Selanjutnya, customer yang mengikuti alur tadi akan dideteksi melalui CRM. Jika tidak terdeteksi, biasanya brand akan melakukan follow up hingga mencapai ‘close the loop’. Pada titik ini, kamu sudah bisa close the loop karena touchpoint sudah terdeteksi dan dapat dianalisis.
Nah, itu tadi adalah rangkuman Glints tentang closed loop marketing.
Closed loop marketing membantu pemilihan strategi yang efektif dalam digital marketing dan membantu perhitungan ROI yang lebih tepat serta terukur.
Selain informasi ini kamu juga bisa belajar hal yang berkaitan dengan bidang digital marketing lainnya di Glints blog, lho!
Tunggu apalagi? Perdalam pengetahuan digital marketing kamu dengan klik di sini!