Mengenal Model Bisnis C2C, Bisnis yang Untungkan Sesama Customer

Diperbarui 27 Jan 2021 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Kedatangan internet membuat segalanya berkembang dari segala aspek, termasuk dari segi model bisnis. Salah satu model bisnis yang muncul dengan adanya internet adalah C2C atau customer to customer.

    Saat ini, sepertinya sudah banyak pelaku bisnis yang menerapkan model bisnis seperti ini, hanya saja tidak menyadari akan hal tersebut.

    Nah, agar memahami lebih dalam, mari kita bahas bersama-sama mengenai pengertian dari C2C serta mengapa penting untuk diterapkan dalam dunia bisnis.

    Tanpa basa-basi lagi, berikut Glints telah merangkumnya untukmu.

    Apa Itu C2C?

    customer to customer adalah

    © Freepik.com

    Secara gamblang, menurut Investopedia, C2C adalah model bisnis di mana customer atau pelanggan dapat saling menjual dagangannya kepada satu sama lain.

    Contoh sederhana dari model bisnis ini adalah marketplace atau e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, BliBli, Shopee, dan marketplace lainnya.

    Seperti yang kita tahu, di dalam e-commerce yang disebutkan di atas pelanggan dapat menjual barangnya kepada pelanggan lain melalui perantara dari e-commerce yang dimaksud.

    Secara tidak langsung, e-commerce atau marketplace menjadi pihak ketiga untuk memberikan fasilitas transaksi antara penjual dan pembeli.

    Misalnya, kamu sebagai pelanggan dapat mendaftarkan diri untuk menjadi penjual di salah satu e-commerce, lalu memperjualbelikan daganganmu kepada pelanggan lainnya.

    Model bisnis ini bisa dibilang sangat nyaman karena antara penjual dan pembeli tidak harus bertemu satu sama lain untuk melakukan transaksi.

    Di luar negeri, C2C diterapkan oleh beberapa marketplace ternama seperti Amazon, eBay, Craigslist, dan lain-lain.

    Baca Juga: Apa Itu B2B? Yuk, Pelajari di Sini!

    Kelebihan dan Kekurangan C2C

    c2c adalah

    © Freepik.com

    Bagi customer, C2C adalah model bisnis yang sangat mendukung mereka dalam mendapatkan penghasilan.

    Terlepas dari itu, ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari model bisnis ini:

    1. Kelebihan

    Menurut Business News Daily, salah satu keuntungan yang didapatkan customer dari C2C adalah tidak perlu membuka toko fisik.

    Mereka hanya perlu membuka toko online, lalu tinggal menunggu pembeli menghampiri dagangannya.

    Dengan keadaan seperti ini, customer tidak perlu mengeluarkan modal banyak untuk membangun sebuah toko dengan berbagai perlengkapan di dalamnya.

    Selain itu, dilansir dari Market Business News, customer juga dapat menekan biaya mereka untuk modal dan mendapatkan margin yang lebih tinggi.

    Hal ini tentu bisa menjadi keuntungan yang besar bagi customer dalam menjual barang dagangannya kepada customer lain.

    2. Kekurangan

    Meskipun keuntungan yang didapatkan sangat menggiurkan, model bisnis ini juga terdapat kekurangannya.

    Dikarenakan produk dijual melalui online, terkadang metode pembayaran menjadi suatu masalah yang besar.

    Kendati demikian, saat ini ada beberapa e-commerce yang menyajikan metode pembayaran dengan lengkap sehingga memudahkan customer untuk melakukan transaksi.

    Selain itu, kualitas produk juga terkadang masih diragukan karena dijual melalui online. Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dan teliti saat berbelanja secara online.

    Terlepas dari semua itu, masih ada beberapa oknum yang memanfaatkan model bisnis ini untuk melakukan penipuan kepada pelanggan yang lainnya.

    Sebagai contoh, penjual sudah memasang foto produk, lalu ada pembeli yang sudah transfer uang, tetapi barangnya tidak kunjung dikirim kepada pembeli.

    Baca Juga: 7 Ecommerce Indonesia Terpopuler untuk Tujuan Kariermu Berikutnya

    Faktor-Faktor yang Memengaruhi C2C

    © Freepik.com

    Jika dirunut dari penjelasan di atas, bisa dibilang model bisnis C2C adalah model bisnis yang menggunakan internet sebagai perangkatnya.

    Bagi pemilik model bisnis C2C, kira-kira apa saja faktor yang membuat model bisnis ini menjadi berhasil?

    1. Kepercayaan

    Dikarenakan bisnisnya berawal dari customer to customer, bagi orang yang ingin membeli tentu harus diyakinkan bahwa mereka membeli kepada penjual yang tepat, bukan penipu.

    Tingkat kepercayaan seperti ini harus dibangun oleh pemilik marketplace yang menerapkan model bisnis C2C.

    Menurut Indeed, salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan kepercayaan pembeli kepada penjual adalah dengan menyertakan ulasan pelanggan di setiap produk yang dipasang.

    Selain itu, penting juga untuk mengatakan kepada pembeli bahwa uang dijamin akan kembali jika terjadi kesalahan transaksi produk.

    Misalnya, produk yang dibeli tiba-tiba habis dan uang harus dikembalikan atau dalam kasus lain mengganti produk jika ada kecacatan dalam produk tersebut.

    2. Metode pembayaran

    Faktor lain yang memengaruhi keberhasilan C2C adalah mengenai metode pembayaran.

    Pembeli tentu ingin tahu kepada siapa mereka melakukan pembayaran. 

    Untuk mengatasi hal tersebut, pemilik bisnis C2C harus menyediakan metode pembayaran yang memiliki kredibilitas tinggi dengan menjaga keamanan data kartu kredit dari setiap pembeli.

    3. Marketing

    Sebagai model bisnis yang lebih mengarah ke online daripada offline, C2C harus pintar dalam melakukan pemasaran melalui pemasangan iklan.

    Kamu bisa menggunakan layanan penyedia iklan seperti Google Ads, Facebook Ads, Instagram Ads, dan lain-lainnya untuk membuat iklan yang mengarahkan konsumen kepada toko online.

    Hal ini dilakukan agar semakin banyak pengunjung yang menyambangi marketplace.

    4. Media sosial

    Selain memanfaatkan iklan, media sosial juga menjadi faktor yang penting bagi kesuksesan bisnis C2C.

    Lewat media sosial, kamu dapat membangun interaksi dengan sesama konsumen serta berbagi informasi mengenai produk terbaru dan terkini.

    Selain itu, kamu juga bisa membagikan promo-promo pada hari tertentu lewat media sosial untuk menggaet lebih banyak pengunjung ke marketplace.

    Perkembangan Model Bisnis C2C

    customer to customer adalah

    © Freepik.com

    Seiring dengan perkembangan zaman, pasar bisnis C2C semakin berkembang dari waktu ke waktu seiring dengan adanya internet.

    Menurut Investopedia, model bisnis C2C akan berkembang dan tumbuh di masa depan karena terbilang sangat sederhana dalam praktiknya.

    Pembeli tinggal membuka marketplace melalui handphone untuk bertransaksi tanpa harus keluar dari rumah.

    Salah satu marketplace terbesar di Indonesia yang menerapkan model bisnis C2C adalah Tokopedia. 

    Tokopedia membuat seseorang dapat membuka usaha kecil atau bahkan UMKM sekalipun melalui platform tersebut secara gratis.

    Dari tahun 2018-2019, Tokopedia menjadi situs web e-commerce teratas di Indonesia dengan 140,4 juta pengunjung website.

    Melihat keadaan sekarang yang sudah serba digital, bisa dipastikan model bisnis C2C memiliki masa depan yang cemerlang ke depan.

    Baca Juga: Memahami Apa Itu Bisnis Dropship dan Berbagai Tips Menjalankannya

    Demikian penjelasan singkat mengenai model bisnis C2C beserta serba-serbi di dalamnya.

    Secara garis besar, C2C atau customer to customer adalah model bisnis yang sangat menguntungkan, baik bagi customer maupun pelaku bisnis C2C.

    Bagaimana? Sudah semakin paham mengenai model bisnis yang satu ini?

    Selain informasi mengenai C2C, kamu masih bisa mendapatkan informasi seru lainnya seputar bisnis, marketing hingga dunia kerja dari Glints secara gratis.

    Caranya, kamu tinggal mendaftarkan diri ke newsletter blog dari Glints. Nanti, informasinya akan langsung dikirim ke inbox email-mu.

    Mudah, kan? Jadi, tak usah berlama-lama lagi, yuk, segera sign up dan dapatkan informasi bermanfaat lainnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 8

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait