Prioritaskan Marketing Channel untuk Bisnismu dengan Bullseye Framework

Tayang 26 Jan 2021 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Kegagalan menentukan channel marketing yang paling pas ternyata merupakan alasan kenapa banyak usaha gagal, lho. Untuk menghindari ini, bullseye framework adalah metode yang bisa kamu coba.

    Bullseye framework dirancang untuk membantu para pebisnis untuk menentukan mana saja channel marketing yang paling mendatangkan keuntungan dan mengeliminasi pilihan lainnya yang kurang efektif.

    Kamu akan bisa lebih fokus pada channel-channel yang membawa bisnismu pada kesuksesan dibanding harus mengurus banyak channel yang mungkin kurang bagus.

    Lalu, bagaimana caranya melakukan bullseye framework?

    Jawabannya ada di artikel Glints berikut ini. 

    Langsung saja simak rangkumannya baik-baik, ya.

    Baca Juga: Menjaga Fokus Audiens, Ikuti 5 Langkah Strategi Marketing Attention Span

    Apa Itu Bullseye Framework?

    bullseye framework adalah

    © Freepik.com

    Melansir Growth Hackers, strategi ini awalnya dicetuskan oleh Gabriel Weinberg dan Justin Mares dalam buku yang mereka tulis dengan judul Traction.

    Menurut mereka, distribusi yang kurang baik adalah alasan utama kenapa sebuah bisnis bisa gagal.

    Bullseye framework adalah strategi atau metode dalam dunia marketing.

    Metode ini membantu para marketer untuk menentukan prioritas channel marketing mana yang paling menguntungkan.

    Dengan bisa mengidentifikasi hal tersebut, marketer bisa lebih fokus pada beberapa channel yang terbaik. 

    Cara ini dianggap lebih efektif untuk mendatangkan keuntungan.

    Pasalnya, marketer tak perlu menggunakan channel marketing sebanyak-banyaknya.

    Alih-alih demikian, marketer hanya perlu fokus pada beberapa yang paling menguntungkan dan sesuai untuk bisnisnya.

    Strategi Bullseye Framework

    bullseye framework adalah

    © Freepik.com

    Dalam strategi ini, marketing dianggap seperti papan dart yang memiliki beberapa ring atau cincin yang semakin mengerucut hingga titik tengahnya.

    Nah, tujuan dari bullseye framework adalah menemukan channel-channel marketing mana yang merupakan “bullseye” atau titik yang paling tepat itu dalam bisnis.

    Menurut Gabriel Weinberg, ada tiga cincin dalam bullseye framework, yaitu outer ring (cincin luar), middle ring (cincin tengah), dan inner ring (cincin dalam).

    Mengerucutkan channel marketing-mu melalui cincin-cincin ini adalah 3 tahap strategi bullseye framework yang bisa kamu gunakan.

    Baca Juga: Apakah Strategi Marketingmu Masih Relevan? Yuk, Cek dengan Audit Pemasaran

    1. Outer ring

    Outer ring atau cincin luar adalah lapisan pertama dalam bullseye framework.

    Pada lapisan ini, kamu bisa menentukan mana saja channel marketing yang mungkin digunakan oleh bisnismu.

    Misalnya, menurutmu memasarkan bisnis secara online lewat media sosial bisa dilakukan. 

    Selain lewat media sosial, menurutmu produk juga bisa dipasarkan lewat YouTube ataupun situs bisnis.

    Kalau begitu, siapa saja audiens yang cocok dengan produkmu?

    Bagaimana caramu mendapatkan perhatian mereka lewat channel-channel itu?

    Hal-hal sederhana ini perlu diidentifikasi untuk outer ring.

    Tuliskanlah semua channel marketing yang memungkinkan untuk bisnismu, jangan sampai ada yang terlewat.

    Tidak apa-apa meskipun ada begitu banyak pilihan yang memang mungkin ditempuh oleh bisnismu untuk mendapat pelanggan.

    Nantinya, kamu akan harus menimbang kembali apakah alternatif-alternatif tersebut benar-benar cocok untuk bisnismu.

    2. Middle ring

    Setelah mendapat beberapa channel marketing di tahap outer ring, sekarang saatnya mem-filter mereka untuk tahap middle ring. 

    Lakukanlah pengujian sederhana dan temukan channel mana yang paling meyakinkan untuk dipilih menjadi middle ring. 

    Pilihanmu akan semakin sedikit setelah mengeliminasi beberapa channel yang kurang mendatangkan keuntungan bagi bisnis di tahap ini.

    Dalam menganalisis channel marketing di tahap middle ring, ketahui berapa biaya yang diperlukan untuk mendapat pelanggan lewat channel yang kamu pilih.

    Selain itu, cari tahu berapa orang yang mungkin didatangkan lewat channel tersebut.

    Lalu, ketahui juga apakah orang-orang itu sesuai dengan target audience yang diinginkan.

    3. Inner ring

    Nah, pada tahap terakhir strategi bullseye framework ini, yang perlu kamu lakukan adalah fokus hanya pada channel yang utama.

    Channel ini merupakan yang paling menjanjikan dan bisa membawa paling banyak pelanggan baru.

    Optimasi harus dilakukan sebaik-baiknya, sehingga channel ini bisa menarik konsumen sebanyak mungkin.

    Carilah taktik-taktik yang bisa dicoba untuk meningkatkan efektivitasnya, misalnya dengan SEO dan lain-lain.

    Jangan dulu coba untuk membuat channel lainnya, karena ini hanya akan membuatmu terdistraksi dari pengembangan channel terbaik ini.

    Baca Juga: Lebih Dekat dengan Strategi Marketing 4P, Dasar Segala Usaha Pemasaran

    Nah, itulah bullseye framework yang sangat bermanfaat untuk bisnis.

    Meskipun pada akhirnya kamu memiliki beberapa channel marketing, pastikan mereka saling mendukung satu sama lain dan merupakan channel-channel yang paling baik dibanding lainnya.

    Karena menentukan channel saja tidak menjamin kesuksesan bisnis, yuk, pelajari dunia marketing lebih dalam di Glints ExpertClass.

    Banyak pakar yang siap berbagi ilmu denganmu lewat kelas-kelas online yang bisa kamu ikuti di sana.

    Langsung saja cek kelas yang tersedia dan beli tiketnya, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait