Benchmark Testing: Definisi, Tahapan, Manfaat, dan Tantangannya
Isi Artikel
Dalam software development, ada tahapan pengujian performa yang harus dilakukan, salah satunya adalah benchmark testing.
Menurut Geeks for Geeks, setiap aplikasi maupun software yang sedang dikembangkan harus dicek kegunaan, kinerja, hingga keselarannya dengan tujuan sebuah bisnis.
Benchmark testing jadi salah satu bagian krusial dalam proses pengembangan ini.
Lalu apa yang dimaksud benchmark testing dan bagaimana prosesnya berlangsung? Simak selengkapnya di bawah ini!
Definisi Benchmark Testing
Indeed mengatakan benchmark testing adalah tes yang dilakukan untuk menguji dan mengevaluasi kinerja software serta menetapkan standar untuk program yang ada saat ini dan akan datang.
Mengutip IBM, benchmark testing dilakukan terhadap suatu sistem untuk mengetahui kinerja saat ini sekaligus meningkatkan kinerja saat perilisan nanti.
Jika coding yang dilakukan sudah efisien, maka peningkatan kinerja tambahan bisa direalisasikan.
Tujuan mengetahui hal ini adalah memastikan apakah suatu software sudah memenuhi standar untuk dirilis.
Dilansir dari Tutorial Points, benchmark testing adalah bagian dari siklus hidup software development yang melibatkan baik developer maupun database administrators atau DBA.
Karakteristik dari benchmark testing yang baik adalah:
- tes yang dilakukan bersifat repeatable atau dapat diulang
- setiap pengulangan pengujian akan dimulai dalam status sistem yang sama
- tidak ada fungsi atau aplikasi lain yang secara tidak sengaja aktif dalam sistem
- software maupun hardware yang digunakan dalam benchmark testing cocok dengan production environment
Tahapan Benchmark Testing
Dikutip dari Software Testing Help, berikut adalah empat tahapan dari benchmark testing dalam software development:
1. Tahap perencanaan (planning phase)
Perencanaan dalam benchmark testing adalah tahap paling penting.
Pada tahap ini, kamu memerlukan fokus yang tinggi untuk memastikan perencanaan bebas dari eror dan tahap selanjutnya efektif sekaligus efisien untuk dijalankan.
Tahap perencanaan memerlukan keterlibatan berbagai macam stakeholder karena harus menentukan:
- standar dan syarat yang akan diterapkan serta prioritasnya
- kriteria tolok ukur/benchmark yang akan dipakai nantinya
2. Tahap analisis (analysis phase)
Data yang telah dikumpulkan pada tahap perencanaan kemudian akan dianalisis pada tahap ini.
Pada tahap aplikasi dan analisis, setidaknya ada dua hal yang dilakukan, yaitu:
- root cause analysis (RCA) untuk menghindari eror dan meningkatkan kualitas
- menentukan tujuan untuk proses tes
3. Tahap integrasi (integration phase)
Tahap integrasi adalah tahapan penghubung antara tahap perencanaan dan analisis dalam benchmark testing.
Hasil dari kedua tahapan sebelumnya akan dibagikan dan dilihat oleh penanggung jawab program seperti manajer dan stakeholder bisnis lainnya.
Dalam tahap ini, peraturan dan tujuan tes yang dibuat akan mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan aksi.
4. Tahap aksi (action phase)
Tahap aksi adalah tahap di mana hasil dari tiga tahap sebelumnya diimplementasikan.
Pada tahap ini melibatkan pengembangan rencana tes dan dokumentasi, implementasi, pengukuran kinerja, penghitungan hasil, dan menjalankan proses secara berkelanjutan.
Manfaat Benchmark Testing
Berikut adalah beberapa manfaat dan alasan mengapa benchmark testing dalam siklus software development:
- Kinerja software akan lebih konsisten karena karakteristiknya telah diaplikasikan dan dites sesuai standar bisnis.
- Efek dari karakteristik kinerja telah diuji dan dilakukan perubahan pada sistem.
- Respons yang diberikan oleh database manager pada setiap kondisi dapat terpantau dengan bantuan benchmark testing.
- Respons akan waktu, pengguna, dan konsistensi kesediaan website dapat dicek dengan mudah. Hal ini dapat memastikan bahwa website mengikuti standar peraturan organisasi.
- Deadlock handling scenario atau skenario saat terjadinya eror telah dites, sehingga situasi ini bisa dihindari.
- Benchmark testing membantu menguji utility performance.
- Dapat mengetahui dampak, kebiasaan, serta karakteristik dari software/aplikasi setelah rilis.
- Membantu meningkatkan kinerja atau performa sekaligus fungsi dari software.
Tantangan yang Biasa Ditemui
Walaupun sudah dilakukan sesuai dengan tahapan yang tertera, ada beberapa kemungkinan tantangan yang terjadi saat benchmark testing.
Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi, yaitu:
- Tidak bisa menentukan faktor risiko utama yang terkait dengan adanya permasalahan kinerja. Saat risiko utamanya belum ditentukan dengan jelas, maka akan menyebabkan tingkat benchmark testing lebih rendah.
- Perkiraan risiko yang tidak akurat akan menyebabkan membengkaknya anggaran dalam melakukan benchmark testing sehingga menuntut keterlibatan banyak pihak. Jika ini terjadi, akan ada kemungkinan bertambahnya masalah karena tidak adanya mitigasi risiko yang baik.
- Pada tahap persiapan benchmark testing, anggaran dan waktu yang dialokasikan biasanya lebih sedikit. Padahal tahapan tersebut adalah yang paling krusial.
- Sulitnya memilih alat yang tepat untuk melakukan benchmark testing. Hal ini melibatkan sulitnya menemukan ahli yang bisa menggunakan alat tertentu, keterbatasan lisensi, hingga standar korporasi.
Itu dia informasi mengenai benchmark testing dalam software development yang perlu kamu ketahui.
Benchmark testing memang bukan hanya digunakan dalam bidang komputasi dan pengembangan perangkat, namun perannya penting dalam software development.
Jika kamu tertarik untuk membaca lebih banyak tentang pengembangan software, Glints sudah siapkan ragam artikelnya.
Mulai dari tahapan penting lainnya dalam pengembangan software hingga masalah-masalah yang sering terjadi dan cara mengatasinya.
Tunggu apalagi? Yuk, klik di sini untuk temukan dan baca artikel lainnya!