Aset: Definisi, Karakteristik, dan Jenis-jenisnya

Diperbarui 07 Jul 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Aset adalah salah satu elemen dasar dari akuntansi keuangan. Istilah ini juga erat kaitannya dengan ekuitas dan liabilitas.

    Tidak hanya di dunia bisnis, asset juga dapat digunakan untuk merujuk pada kekayaan atau keuangan pribadi.

    Sebelum belajar cara mengelolanya, sangat penting untuk memahami serba-serbi istilah ini terlebih dahulu.

    Tak perlu berlama lagi, yuk, simak rangkuman Glints berikut ini!

    Definisi Aset

    Dilansir dari Investopedia, aset (asset) adalah sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dimiliki atau dikelola oleh individu, perusahaan, atau negara dengan harapan akan memberi manfaat di masa depan.

    Nilai ekonomi yang dimaksud adalah asset merupakan sesuatu yang mungkin langka dan dapat menghasilkan uang atau justru mengurangi arus kas.

    Asset dapat dibeli atau dibuat untuk meningkatkan nilai dan menguntungkan perusahaan.

    Contohnya saja mesin pabrik yang dapat secara langsung mendukung kegiatan produksi untuk menghasilkan barang jadi yang nantinya akan dijual.

    Di laporan neraca perusahaan, asset diklasifikasikan menjadi asset lancar, tetap, keuangan, dan tidak berwujud.

    Baca Juga: Zero Based Budget: Apa Itu, Langkah Melakukannya, Manfaat

    Karakteristik Aset

    Agar lebih dapat memahami apa yang dimaksud dengan aset, mari kenali karakteristik utamanya berikut ini.

    1. Mendatangkan manfaat ekonomi

    Dilansir dari Accounting Notes, aset mempunyai kapasitas untuk memberi manfaat ekonomi bagi individu atau perusahaan yang menggunakannya.

    Tidak hanya uang, bentuk asset lain juga dapat memberikan manfaat karena bisa ditukarkan dengan uang tunai, barang, atau sumber daya lainnya.

    Sumber daya inilah yang akan digunakan untuk:

    • menjalankan proses produksi
    • meningkatkan nilai asset lain
    • melunasi utang

    2. Dikelola oleh perusahaan atau individu

    Untuk memiliki sebuah aset, individu dan perusahaan harus mampu mengelola manfaat ekonomi yang dimaksud sebelumnya.

    Pengelolaan tersebut terwujud dalam beberapa hal, seperti:

    • menjual dan membeli
    • menukar dengan asset lain
    • menggunakannya untuk menghasilkan barang/jasa
    • menggunankannya untuk membayar utang
    • mendistribusikannya ke pemilik lain

    Hanya pemilik asetlah yang memiliki kewenangan-kewenangan di atas.

    3. Terjadi transaksi di masa lampau

    Aset adalah hasil dari transaksi yang dilakukan oleh individu atau perusahaan dengan pihak lain.

    Mereka tidak bisa memiliki suatu asset hanya karena telah mengatur budgeting untuk membeli atau menyewanya, tetapi harus terjadi transaksi yang sah terlebih dahulu.

    Hal ini juga berarti bahwa individu dan perusahaan tidak bisa menerima manfaat ekonomi jika belum memiliki kendali atas asset tersebut.

    Baca Juga: 6 Tips Mencatat Pengeluaran di Excel, Plus Contoh dan Template

    Jenis-Jenis Aset

    Penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis aset di antaranya adalah sebagai berikut.

    Berdasarkan likuditas

    1. Aset lancar (current asset)

    Current asset adalah jenis aset yang paling mudah untuk dicairkan atau diuangkan.

    Proses pencairan tersebut biasanya hanya memakan waktu maksimal 1 tahun.

    Kamu bisa menggunakan aset lancar untuk memenuhi keperluan sehari-hari, seperti transportasi, makan, service kendaraan, dan lain sebagainya.

    Di sisi lain, perusahaan atau organisasi juga memenuhi keperluan operasional rutinnya menggunakan current asset.

    Menurut Indeed, beberapa contoh yang tergolong sebagai current asset antara lain:

    • uang
    • piutang
    • reksa dana
    • saham
    • perlengkapan kantor
    • perhiasan

    2. Aset tetap (fixed asset)

    Fixed asset adalah golongan aset berwujud yang memerlukan waktu lebih lama untuk dicairkan.

    Itulah mengapa akuntan biasanya menggolongkan fixed asset ke dalam long term asset (aset jangka panjang).

    Umumnya, barang-barang yang termasuk ke dalam fixed asset berfungsi untuk membantu perusahaan menghasilkan pendapatan.

    Beberapa contoh fixed asset adalah sebagai berikut:

    • gedung
    • rumah
    • tanah
    • mesin
    • kendaraan
    • peralatan IT

    Berdasarkan kepemilikan

    1. Aset pribadi

    Properti milik pribadi seperti rumah, tanah, atau kendaraan termasuk ke dalam aset pribadi.

    Jadi, barang-barang tersebut dimiliki dan dikelola oleh perorangan.

    Beberapa contoh lain dari jenis yang satu ini adalah uang, perhiasan, karya seni, barang koleksi, hingga instrumen investasi.

    2. Aset perusahaan

    Meski berbeda dengan aset pribadi, ada beberapa barang yang bisa sekaligus dikategorikan sebagai aset perusahaan.

    Satu-satunya hal yang membedakan adalah status kepemilikan yang dipunyai oleh perusahaan, bukan orang pribadi.

    Misalnya, uang, kendaraan perusahaan, peralatan mesin, hak cipta, dan lain-lain.

    Baca Juga: 7 Trik ini Membuktikan Jurnal Keuangan tidak Serumit yang Dibayangkan

    Berdasarkan wujudnya

    1. Aset berwujud (tangible asset)

    Dilihat dari bentuknya, asset dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu tangible asset dan intangible asset.

    Nah, sesuai namanya, aset berwujud memiliki bentuk fisik yang dapat kita lihat dan sentuh secara langsung.

    Contohnya adalah gedung, uang, tanah, mesin, dan lain-lain.

    2. Aset tidak berwujud (intangible asset)

    Jenis yang selanjutnya adalah intangible asset.

    Kebalikan dari tangible asset, jenis yang satu ini tidak memiliki bentuk fisik.

    Hal ini bukan berarti bahwa nilainya selalu lebih rendah dari pada tangible asset.

    Namun, intangible asset memang cenderung lebih sulit untuk diketahui harga atau nilainya secara pasti. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:

    • properti intelektual
    • hak cipta
    • paten
    • goodwill
    • identitas brand

    Ada satu subkategori dalam intangible asset, yaitu financial asset.

    Menurut Investopedia, financial asset nilainya didapatkan dari sebuah klaim kepemilikan.

    Jika diklasifikasikan ke dalam jenis fixed atau current asset, financial asset termasuk ke dalam current asset karena umumnya dapat dicairkan kurang dari 1 tahun.

    Financial asset sebenarnya lebih banyak dikenal sebagai sekuritas atau efek.

    Yang termasuk ke dalam financial asset di antaranya adalah:

    • saham
    • obligasi
    • reksa dana
    • deposito bank

    Kesimpulannya, aset adalah sumber daya yang tidak selamanya harus berwujud barang. Semoga pembahasan kali ini bisa bermanfaat untukmu, ya.

    Apabila insight yang satu ini belum cukup, tak perlu khawatir.

    Glints sudah menyiapkan banyak artikel yang khusus membahas topik finansial, khusus untuk para pekerja sepertimu.

    Tak hanya berisi kumpulan tips mengelola keuangan pribadi, kamu juga bisa mulai belajar cara berinvestasi.

    Semuanya bisa kamu baca secara gratis! Ayo baca kumpulan artikelnya di sini sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 1 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait