Zero Based Budget: Arti, Langkah-Langkah, Manfaat, dan Contoh

Diperbarui 24 Agu 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Zero based budget atau zbb adalah metode finansial yang dapat digunakan baik untuk diri sendiri maupun perusahaan.

    Dengan metode ini, kamu bisa membuat rencana keuangan untuk sekarang maupun masa depan.

    Selain itu, metode ini pun dapat membantumu untuk mencapai saving goals yang kamu miliki.

    Lalu, apa arti dan bagaimana cara menerapkan zero based budget?

    Berikut Glints berikan penjelasannya untukmu. Simak, yuk!

    Apa Itu Zero Based Budget

    Zero based budget (ZBB) adalah sistem budgeting yang memberikan “tujuan” untuk setiap uang dari pendapatanmu.

    Mengutip dari Investopedia, metode budgeting ini akan dijustifikasi di setiap periode yang telah ditentukan.

    Dalam prosesnya, kamu akan mendistribusikan seluruh uang ke beragam hal yang akan dibutuhkan di masa depan, seperti tabungan atau uang pensiun.

    Tujuan dari ZBB adalah membuat jumlah keseluruhan pemasukanmu sesuai dengan rencana pengeluaran nantinya.

    Sehingga, ketika dibandingkan antara pemasukan dan pengeluaran, tidak akan ada uang yang tersisa di antaranya.

    Baca Juga: 6 Tips Mengatur Bonus Akhir Tahun agar Bermanfaat

    Langkah Melakukan Zero Based Budget

    Seperti yang Glints sebutkan, zero based budget membantumu meraih financial goals.

    Makanya, mengutip dari Indeed, berikut adalah beberapa langkah untuk melakukan zero based budget.

    1. Putuskan timeline budget

    Pertama, putuskan kapan kamu ingin memulai dan mengakhiri metode budgeting ini.

    Hal ini supaya memudahkanmu ketika menghitung pemasukan dan pengeluaranmu.

    Misal, kamu bisa memulainya di setiap awal bulan atau ketika kamu menerima gaji di akhir bulan.

    2. Hitung dan tuliskan sumber pendapatan

    Pada tahap planning, hitung dan tuliskan sumber pendapatan yang kamu miliki.

    Hal ini termasuk uang gaji, uang dari pekerjaan sampingan, atau penghasilan pasif lainnya.

    Kamu pun bisa mencoba melihat rekening bank dan mencatat dari mana saja kamu mendapatkan uang selama beberapa bulan ke belakang.

    3. Catat pengeluaran

    Kemudian, catat biaya yang biasanya kamu keluarkan.

    Beberapa hal berikut dapat dimasukkan ke dalam biaya pengeluaranmu.

    • biaya sewa kos atau KPR
    • pembayaran kartu kredit
    • pulsa atau kuota internet
    • kesehatan
    • pakaian
    • layanan berlangganan (Spotify, Netflix, dan lain-lain)
    • belanja kebutuhan
    • biaya untuk bersenang-senang (pergi ke bioskop, membeli video game, makan di restoran, dan lainnya)
    • belanja kebutuhan hewan peliharaan

    Jika kamu kebingungan, cobalah untuk melihat buku rekening untuk membantumu mengetahui apa saja pengeluaran beberapa bulan ke belakang.

    Setelah mencatat pengeluaranmu, atur daftar tersebut dan buat kategori yang sesuai dengan kebiasaanmu.

    Misal, kamu bisa menggabungkan daftar layanan berlangganan dengan biaya bersenang-senang menjadi kategori “entertainment“.

    4. Buat dan atur kategori pengeluaran

    Kemudian, cobalah untuk mengelompokkan pengeluaranmu menjadi kategori yang umum.

    Kamu bisa memikirkan pengeluaran terbesarmu terlebih dahulu seperti biaya sewa kosan atau KPR.

    Kemudian, pindah ke pengeluaran yang relatif lebih kecil seperti entertainment.

    Beberapa kategori utama yang perlu dimasukkan dalam zero based budget adalah sebagai berikut.

    • kebutuhan
    • keinginan
    • tabungan
    • pembayaran utang

    Kemudian, masukkan daftar yang sudah dibuat sebelumnya ke daftar di atas.

    Sebagai contoh, membayar KPR dan pajak masuk ke kategori kebutuhan, sedangkan pergi ke bioskop ke kategori keinginan.

    5. Estimasi jumlah pengeluaran

    Kemudian, buatlah estimasi jumlah pengeluaran yang akan dikeluarkan setiap bulannya.

    Beberapa pengeluaran mungkin memiliki biaya yang tetap seperti membayar KPR atau pajak.

    Namun, membayar belanja kebutuhan seperti bahan makanan dapat berubah sewaktu-waktu.

    Karena itu, kamu bisa mengestimasinya dengan membuat rata-rata dalam hal tersebut.

    6. Distribusikan pendapatan

    Tujuan dari zero based budget adalah tidak ada uang yang tersisa.

    Maksudnya, kamu merencanakan ke mana saja pengeluaran dari setiap rupiah yang kamu dapat.

    Karena itu, hitung pendapatan bulananmu dan distribusikan ke berbagai kategori yang telah dibuat.

    Mulailah dengan kategori kebutuhan terlebih dahulu sebelum ke kategori lainnya.

    Jika ada uang tersisa, masukkan ke kategori tabungan.

    Namun, jika uang sudah mencapai nol dan ada kategori lain yang belum terisi, kamu bisa membuat perubahan.

    Kamu bisa menghapus kategori tersebut atau mengurangi alokasi uang yang sudah ada di kategori lain.

    7. Lacak dan bandingkan pengeluaranmu

    Setelah itu, perhatikan seberapa banyak uang yang kamu habiskan dan bandingkan dengan zero based budget yang sudah dibuat.

    Jika ditemukan ada kategori yang sudah melebihi budget, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengambil uang dari kategori lainnya.

    Misal, kamu sudah melebihi budget yang sudah ditentukan untuk keperluan belanja bulanan.

    Kamu bisa menambah uang di kategori tersebut dengan mengurangi uang dari kategori entertainment.

    8. Lakukan evaluasi secara berkala

    Kamu juga bisa melakukan evaluasi secara berkala terhadap budget-mu.

    Dengan begitu, kamu bisa mengubah distribusi pendapatan yang sudah dibuat seiring memahami apa saja pengeluaranmu.

    Kamu juga bisa menambah kategori baru setiap bulannya ketika menyadari ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi.

    Baca Juga: 5 Langkah Menghindari FOMO dalam Investasi agar Tak Rugi

    Manfaat Zero Based Budget

    Memang metode budgeting harus menyesuaikan kebutuhan dan kebiasaan masing-masing pelakunya.

    Nah, untuk kamu yang sudah mempertimbangkan pakai metode ini, Glints berikan ragam manfaatnya di bawah ini.

    • membantumu melacak pendapatan
    • memudahkanmu dalam mengetahui ke mana saja uang dikeluarkan
    • membantu membuat goals menabung yang jelas
    • memudahkanmu dalam mengatur pengeluaran
    • perencanaan finansial yang fleksibel dan dapat diubah dari waktu ke waktu

    Contoh Zero Based Budgeting

    Berikut Glints berikan contoh zero based budgeting.

    Kamu memiliki pendapatan sebesar Rp5.500.000 per bulannya.

    Misalkan, sebesar Rp1.500.000 kamu alokasikan untuk membayar tagihan seperti kos-kosan hingga listrik.

    Lalu, Rp3.000.000 akan kamu tabung.

    Sisa Rp1.000.000 akan digunakan untuk pengeluaran sehari-hari seperti makan atau transportasi.

    Rp5.500.000 – Rp1.500.000 – Rp3.000.000 – Rp1.000.000 = Rp0

    Baca Juga: Hemat Pengeluaran Bulanan dengan Tips Berikut Ini

    Nah, itu adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui seputar zero based budget atau zbb dengan contoh yang bisa dipelajari.

    Semoga metode ini dapat membantumu mencapai financial goals-mu untuk masa depan nanti.

    Mau tahu tips menarik lainnya seputar pengelolaan keuangan? Ayo jelajahi kumpulan artikel di Glints Blog!

    Ada kategori khusus yang berisi artikel tentang personal finance. Jadi, pembahasannya tidak jauh dari topik seputar tips investasi, budgeting, menabung, pengelolaan utang, dan masih banyak lagi.

    Tujuan dari artikel-artikel tersebut adalah untuk membantumu agar bisa mengambil keputusan keuangan yang lebih bijak.

    Penasaran? Temukan kumpulan artikel terbarunya di sini sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait