Apakah Cuti Tahunan Bisa Diuangkan? Ini Penjelasannya
Isi Artikel
Di tahun ini, kamu tak sempat mengambil cuti? Apabila demikian, apakah jatah cuti tahunan milikmu bisa diuangkan?
Jika tidak, bagaimana rincian aturannya? Jika ya, bagaimana perhitungannya?
Jawaban lengkapnya ada di bawah ini. Simak selengkapnya, ya!
Apakah Cuti Tahunan Bisa Diuangkan?
Jawabannya dari pertanyaan itu adalah tergantung kebijakan perusahaan.
Hal ini karena, tidak ada undang-undang yang mengatur apakah cuti tahunan bisa diuangkan. Berikut Glints akan memberikan penjelasan rincinya.
Aturan soal cuti tahunan tertuang di Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK 13/2003).
Di sana, tak tertulis regulasi terkait pengubahannya menjadi uang. Selain itu, tak ada aturan lain terkait hal ini.
Tak punya peraturan bukan berarti tak boleh, lho. Bisa saja, perusahaanmu mengeluarkan kebijakan sendiri.
Aturan apakah cuti tahunan bisa diuangkan atau tidak biasanya tertulis di perjanjian kerja bersama, perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan. Jadi, coba pastikan dulu, ya!
Jika memang bisa diuangkan, kamu bisa mencairkannya. Akan tetapi, jika tidak boleh dan kamu tak mengambil jatah cuti, hak pekerja itu gugur dengan sendirinya.
Hal ini juga dituliskan oleh Umar Kasim dalam Hukum Online.
Meskipun demikian, bukan berarti pencairan cuti tak diatur sama sekali. Hak cuti tahunan bisa tetap diuangkan.
Dengan catatan, pekerja telah mengalami PHK. Pasalnya, penggantian hak masuk ke dalam uang yang bisa kamu dapatkan setelah hubungan kerja putus.
Aturan lengkapnya ada di Pasal 156 Ayat 4 UUK 13/2003.
Ambil Cuti atau Diuangkan Saja?
Sudah memastikan hal ini ke perusahaan, lantas jawabannya ya? Ada juga aturan rinci tentangnya?
Tunggu dulu, jangan buru-buru. Meski cuti tahunan boleh diuangkan, apakah hal itu harus dilakukan? Ingat, ada beberapa hal yang harus kamu pertimbangkan dulu.
Di masa kini, orang bekerja lebih keras dan lebih lama. Ditambah lagi, perkembangan teknologi membuat orang terus membanting tulang, meski tak berada di kantor.
Oleh karena itu, kamu butuh istirahat lebih. Salah satu jalannya adalah cuti tahunan. Dengan begitu, work-life balance-mu lebih mudah dicapai.
Ini merupakan pernyataan dari Natasha Hawker, direktur Employee Matters, yang dikutip oleh Huffington Post.
Oleh karena itu, coba pertimbangkan menggunakan cuti akhir tahun, ya! Ingat, kamu bukan robot yang harus kerja terus-menerus.
[Total_Soft_Poll id=”178″]
Contoh Perhitungan Uang Cuti Tahunan
Dengan berbagai alasan, apakah kamu tetap harus menguangkan cuti tahunanmu? Apabila demikian, Glints akan mencoba memberi cara menghitung jumlahnya.
Perlu diingat, kalkulasi ini hanyalah contoh. Aturan soal apakah cuti tahunan bisa diuangkan dan besarnya diatur oleh perusahaanmu sendiri.
Misalnya, Tn. X hanya cuti sebanyak 2 kali dalam 2020. Sisanya, yakni 10 hari, diuangkan. Gajinya adalah Rp10 juta per bulan.
Umumnya, perusahaan menggunakan aturan 6:1. Hal ini dituliskan oleh Umar Kasim di Hukum Online.
Di aturan itu, ada enam hari kerja dan satu hari istirahat dalam seminggu. Jadi, perhitungannya adalah:
= (upah dalam sehari) x (sisa cuti tahunan)
= (1/25 x upah) x (12-2)
= (1/25 x Rp10 juta) x (10 hari) = Rp400 ribu x 10 hari = Rp4 juta
Demikian informasi dari Glints soal apakah cuti tahunan bisa diuangkan. Bagaimana dengan aturan perusahaanmu? Apakah cuti harus diambil atau bisa diuangkan?
Jika tidak bisa diuangkan, maka ini kesempatan bagus untuk meningkatkan work-life balance-mu, ya. Tentunya dengan mengambil cuti di akhir tahun akan memberikan waktu untuk istirahat dan restart yang kamu butuhkan selama ini.
Jangan ketinggalan juga dengan informasi ketenagakerjaan lainnya.
Cari tahu informasinya hanya di Glints Blog, yuk baca sekarang!