Micromarketing, Strategi Pemasaran untuk Kelompok Kecil dari Kumpulan Pelangganmu

Diperbarui 20 Des 2020 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Dalam dunia marketing, istilah yang digunakan untuk menggambarkan strategi pemasaran pada segmentasi pasar tertentu adalah micromarketing

    Perusahaan yang menggunakan strategi ini biasanya juga memiliki sederet produk atau layanan yang memang ditujukan untuk menggaet pasar tersebut. 

    Lalu, apa sebenarnya micromarketing itu? Apa kelebihannya, dan apa yang membedakannya dari macromarketing?

    Tak perlu khawatir, karena Glints sudah menyiapkan penjelasan lengkapnya, hanya untukmu.

    Yuk, baca artikel ini sampai tuntas!

    Apa Itu Micromarketing?

    micromarketing adalah

    © Pexels.com

    Dilansir dari Investopedia, micromarketing adalah pendekatan pemasaran yang ditujukan untuk target audiens yang spesifik dari niche market.

    Untuk kamu yang belum familier, niche market merupakan segmentasi atau sebagian kecil dari pasar besar. Segmentasi ini bisa dibedakan dari preferensi, kebutuhan, dan identitas audiensnya.

    Micromarketing menargetkan produk atau layanan kepada pelanggan yang masuk ke dalam tersebut secara langsung.

    Perusahaan yang ingin menggunakan strategi marketing ini harus membuat kategori pelanggan dari karakteristik khusus seperti gender, umur, pekerjaan, dan lainnya.

    Setelah itu, mereka akan membuat campaign untuk masing-masing kelompok spesifik tersebut. 

    Pelaksanaan micromarketing memang tepat sasaran, tetapi hal ini akan memakan biaya yang cukup besar karena terlalu spesifik.

    Baca Juga: Mulai Bisnis Kecil? Ini Cara Menentukan Target Market-mu

    Salah satu contoh praktik micromarketing yang sukses adalah Coca Cola, brand minuman soda ternama.

    Pada tahun 2014 silam, mereka menjalankan campaign “Share a Coke”. Dalam campaign ini, Coca Cola membuat label botol dengan tulisan nama orang.

    Coca Cola menggunakan strategi micromarketing dengan cara menganalisis nama mana saja yang paling mungkin terjual.

    Mengutip dari Alexa, growth perusahaan di saat itu merupakan yang tertinggi bagi penjualan botol tersebut, yaitu 19%.

    Kelebihan dan Kekurangannya

    micromarketing adalah

    © Freepik.com

    Kelebihan micromarketing

    Seperti yang sudah disebutkan beberapa kali di awal, kelebihan micromarketing adalah penargetan audiens dilakukan secara tepat sasaran.

    Alih-alih menargetkan pelanggan secara umum dan skala besar, micromarketing memilih porsi kecil dari pelanggan tersebut. 

    Hal ini tentu saja dilakukan dengan pertimbangan bahwa campaign yang dijalankan akan membuat kelompok pelanggan tersebut membeli produk atau jasa yang ditawarkan. 

    Tak hanya itu, micromarketing juga sebenarnya bisa menghemat budget marketing secara keseluruhan. 

    Pasalnya, strategi pemasaran yang satu ini mempersempit target audiens dan pada akhirnya menggunakan micro-budget yang akan mengurangi pengeluaran perusahaan.

    Baca Juga: Berbagai Tips Strategi Pemasaran Produk Secara Online

    Kekurangannya

    Meskipun terbilang cukup efektif, strategi ini juga memiliki kelemahan.

    Salah satu kekurangan dari micromarketing yang paling jelas adalah waktu dan tenaga yang dibutuhkan.

    Pasalnya, tim marketing harus memilih segmentasi pasar yang sangat khusus, melakukan riset, dan mengembangkan campaign.

    Hal ini wajib dilakukan, agar semua kerja keras menjalankan strategi ini tidak terbuang sia-sia karena menargetkan kelompok yang salah.

    Micromarketing juga membutuhkan biaya customer acquisition yang lebih tinggi karena pada dasarnya target pasar yang dituju bisa dikatakan semakin sedikit.

    Micromarketing vs. Macromarketing

    Untuk kamu yang masih bingung, dua perbedaan utama antara micromarketing dan macromarketing adalah target pasar dan hubungan dengan pelanggannya. 

    Pada dasarnya, micromarketing berfokus pada kelompok pelanggan dalam jumlah kecil, sedangkan micromarketing jangkauannya lebih luas. 

    Menurut Corporate Finance Institute, micromarketing juga berfokus pada hubungan dengan pelanggannya.

    Hal ini dikarenakan dengan strategi yang menargetkan niche market, perusahaan butuh menjadikan brand loyalty sebagai prioritas utamanya.

    Baca Juga: Kenali Content Seeding, Strategi Efektif untuk Tingkatkan Brand Engagement

    Itu dia penjelasan lengkap seputar micromarketing mulai dari pengertian, kelebihan dan kekurangannya, serta perbedaannya dengan macromarketing

    Dapat disimpulkan bahwa micromarketing adalah strategi pemasaran yang bisa jadi sangat efektif karena menargetkan kelompok secara spesifik, akan tetapi membutuhkan biaya yang cukup besar. 

    Ingin belajar lebih lanjut seputar dunia marketing? Kamu bisa coba mengikuti Glints ExpertClass.

    Glints ExpertClass adalah kelas yang dibawakan oleh para profesional dengan bertahun-tahun pengalaman di bidang marketing.

    Penasaran? Cari kelas marketing yang ingin diikuti, jangan sampai kelewatan kesempatan emas untuk belajar langsung dari ahlinya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.7 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait