Mengenal Anuitas: Definisi, Jenis-Jenis, dan Manfaatnya

Diperbarui 10 Agu 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Dalam teori keuangan, anuitas adalah serangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan pada jangka waktu tertentu.

    Sementara, Glints akan membahas tentang anuitas dalam asuransi serta jenis-jenis yang bisa kamu pertimbangkan nanti.

    Maka, yuk, kenali lebih dalam soal anuitas dalam asuransi lewat rangkuman Glints selengkapnya di bawah ini!

    Definisi Anuitas

    Dikutip ICICI Prudential Life, anuitas adalah jumlah uang tetap yang akan kamu dapatkan setiap tahun selama sisa hidup.

    Anuitas sebenarnya adalah bentuk kontrak antara kamu dengan perusahaan asuransi yang mewajibkan perusahaan asuransi untuk melakukan pembayaran.

    Investor Gov menjelaskan bahwa proses penerimaan uang yang telah kamu bayarkan bisa secara langsung maupun di masa depan.

    Jadi, secara sederhana anuitas mirip dengan dana pensiun, namun dalam bentuk asuransi. 

    Investopedia juga menyebutkan bahwa tujuan dari anuitas adalah menyediakan pendapatan saat seseorang mencapai usia pensiun. 

    Anuitas terdiri dari beberapa jenis, di mana masing-masing memiliki risiko dan potensi pembayaran yang berbeda.

    Baca Juga: Serba-serbi Tabungan Pensiun yang Wajib Disiapkan sejak Dini

    Jenis-jenis Anuitas

    Masih melansir Investopedia, ada tiga jenis dasar anuitas yang perlu kamu pahami yaitu:

    1. Fixed annuity

    Fixed annuities adalah jenis anuitas yang menjamin kamu tetap mendapatkan pengembalian dana dalam jumlah yang sudah ditentukan, terlepas dari kondisi pasar/ekonomi.

    Anuitas ini memiliki dua cara pembayaran, yaitu:

    • Immediate annuity: secara langsung dibayarkan.
    • Deferred annuity: tangguhan tetap, dibayarkan setelah periode waktu tertentu di masa depan.

    Durasi dari fixed annuities ini juga berbeda-beda.

    Misalnya, kamu bisa menerima pembayaran dalam jangka waktu 25 tahun maupun tidak terbatas selama masa hidup. 

    2. Variable annuity

    Variable annuities adalah jenis anuitas yang memiliki potensi pengembalian tinggi, namun sebanding dengan risiko yang dimiliki. 

    Jika fixed annuity tadi menjamin jumlah pengembalian yang sama dan tidak terpengaruh kondisi pasar, variable annuities akan bergantung pada kinerja pasar investasi. 

    Sehingga, walaupun memiliki potensi pengembalian tinggi, jika pasar investasi sedang memburuk di masa pembayaran, maka kamu tidak akan mendapatkan jumlah yang sama. 

    Baca Juga: Apa Itu Jaminan Pensiunan dari BPJS?

    3. Indexed annuity

    Indexed annuities bisa dibilang adalah posisi anuitas yang berada di tengah antara fixed dan variable annuities. 

    Pada indexed annuities tetap ada jumlah pengembalian tetap namun juga ada potensi reward yang didapatkan. 

    Jadi, kamu tetap memiliki jaminan pengembalian dalam jumlah tertentu meskipun sebagian besar jaminan dipengaruhi kinerja pasar investasi saat itu. 

    Kekurangan dan Kelebihan Anuitas 

    Sama halnya dengan bentuk tabungan atau investasi jangka panjang lainnya, tentu ada pro dan kontra dari anuitas. 

    Beberapa hal yang menjadi kelebihan dari anuitas adalah:

    • terjaminnya alur pendapatan, bahkan bisa seumur hidup 
    • dapat disesuaikan dengan kebutuhan 
    • bisa menyediakan perlindungan dalam pengesahan probate dan kreditor tertentu 

    Sedangkan kekurangan dari anuitas adalah:

    • tidak memiliki likuiditas dengan penalti serta biaya penarikan 
    • biaya dan komisi yang tinggi
    • dapat menciptakan taxable events (penarikan pajak tertentu)
    • butuh waktu lama hingga mendapatkan jumlah pengembalian yang sama

    Manfaat Anuitas

    Menurut Guardian, salah satu manfaat utama memiliki anuitas adalah membantu kamu menjalani hari tua dengan tenang. 

    Memiliki umur panjang juga sama artinya dengan memiliki risiko yang lebih tinggi, baik secara kesiapan finansial dan kesehatan. 

    Anuitas dalam asuransi adalah bentuk investasi jangka panjang yang menjamin adanya pendapatan saat masa pensiun. 

    Saat kamu tidak lagi memiliki gaji, kamu tetap memiliki pendapatan dari pengembalian anuitas.

    Permasalahan finansial kerap kali terjadi mendekati masa pensiun. Jika tidak memiliki tabungan yang cukup maupun investasi, kamu mungkin akan mengalami kesulitan.

    Simulasi Anuitas Dana Pensiun

    Pemberian anuitas sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 16/PMK.03/2010.

    Besaran produk anuitas yang wajib menurut peraturan tersebut adalah Rp500 juta hingga Rp1,5 miliar.

    Untuk jumlah uang yang diterima pun dibagi jadi 2 jenis:

    • saldo anuitas 20 persen (yang dibayarkan secara langsung/tunai ke nasabah)
    • saldo anuitas 80 persen (yang dibayarkan dengan cara dicicil per bulan)

    Akan tetapi, ada pengecualian untuk saldo anuitas 80 persen, yaitu:

    • jika angka saldonya kurang dari atau sama dengan Rp500 juta, maka nasabah diberi pilihan untuk menerima seluruh saldonya secara tunai atau tetap dicicil
    • jika ada kelebihan anuitas dari batas Rp1,5 miliar, hanya saldo lebihnya yang akan dibayarkan langsung atau tunai

    Jika kamu masih bingung, berikut Glints berikan simulasi anuitas dana pensiun agar lebih mudah dipahami.

    Contoh pertama

    Kamu memiliki simpanan uang di bank sebesar Rp600.000.000. Maka, simulasi anuitas dana pensiun kamu adalah sebagai berikut;

    • Saldo sebelum PPh 21: Rp600.000.000
    • Penghasilan tidak kena pajak: Rp50.000.000
    • Penghasilan kena pajak (saldo sebelum PPh 21 – penghasilan tidak kena pajak): Rp550.000.000
    • Pajak final (5% dari penghasilan kena pajak): Rp27.500.000
    • Jumlah anuitas setelah pajak (saldo sebelum PPh – pajak final): Rp600.000.000 – Rp27.500.000 = Rp572.500.000
    • Saldo anuitas 20 persen (setelah pajak) = Rp114.500.000
    • Saldo anuitas 80 persen (setelah pajak) = Rp458.000.000

    Karena jumlah saldo anuitas 80 persen lebih kecil dari Rp500 juta, maka dana anuitasmu dapat diambil secara penuh, yaitu sebesar Rp572.500.000.

    Kamu juga dapat pilihan:

    • menerima saldo anuitas 20 persen (Rp114 juta) dulu secara langsung
    • menerima saldo anuitas 80 persen (Rp458 juta) dengan dicicil tiap bulannya.

    Contoh kedua

    Misalkan, kamu memiliki simpanan uang di bank sebanyak Rp2 miliar. Maka, perhitungan anuitas dana pensiunmu;

    • Saldo sebelum PPh 21: Rp2.000.000.000
    • Penghasilan tidak kena pajak: Rp50.000.000
    • Penghasilan kena pajak (saldo sebelum PPh – penghasilan tidak kena pajak): Rp1.950.000.000
    • Pajak final (5% dari penghasilan kena pajak): Rp97.500.000
    • Jumlah anuitas setelah pajak (saldo sebelum PPh – pajak final) : Rp2.000.000.000 – Rp97.500.000 = Rp1.902.500.000
    • Saldo anuitas 20 persen (setelah pajak): Rp380.500.000
    • Saldo anuitas 80 persen (setelah pajak):: Rp1.522.000.000

    Dalam kasus ini, jumlah saldo anuitas 80 persenmu lebih dari Rp1,5 miliar, maka:

    • saldo lebih Rp22 juta akan dibayarkan secara tunai atau langsung bersama saldo anuitas 20 persennya
    • jadi total saldo anuitas yang diterima tunai atau langsung adalah Rp380.500.000+Rp22.000.000 = Rp402,5 juta
    • sementara saldo anuitas 80 persen Rp1,5 miliar akan dicicil per bulan

    Baca Juga: Tips Mempersiapkan Dana Pensiun Sedini Mungkin

    Itulah tadi adalah beberapa informasi tentang anuitas yang perlu kamu ketahui dan pelajari.

    Memilih investasi untuk masa tua tentunya harus disesuaikan dengan tujuan dan rencana jangka panjang, setiap investasi maupun tabungan dana pensiun tidak bisa disamaratakan bagus atau tidaknya untuk semua orang.

    Jangan lupa sebelum memutuskan berinvestasi, pastikan kamu membaca dan memahami kontrak anuitas yang akan disetujui.

    Termasuk jumlah pembayaran, sistematika, dan informasi tentang pilihan investasi yang tersedia.

    Nah, sebelum memulai merencanakan finansial untuk masa tua, yuk, cari tahu seluk-beluk dan pentingnya tabungan pensiun dengan klik di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait