Sedang Menyusun Portofolio sebagai UX Researcher? Perhatikan Hal Berikut

Diperbarui 01 Apr 2024 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Portofolio merupakan salah satu dokumen yang penting dalam karier, tak terkecuali untuk seorang UX researcher.

    Dalam proses rekrutmen, portofolio menunjukkan bukti keterampilan, pendidikan, pengalaman kerja, referensi, sasaran karier, hingga gambaran pekerjaanmu saat ini.

    Sebagai seorang UX researcher tentunya kamu harus memiliki portofolio yang menunjang kariermu. Lalu, apa saja yang harus kamu tulis dalam portofoliomu? Berikut tips beberapa tips dari Glints.

    Apa Saja yang Harus Ada dalam Portofolio UX Researcher?

    portofolio UX researcher

    © Shutterstock.com

    Career Foundry menyebutkan, ada beberapa hal yang harus ada di dalam sebuah portofolio seorang UX researcher. Berikut di antaranya.

    • Informasi singkat tentang dirimu dan pengalaman kerjamu.
    • Informasi kontakmu yang mudah dihubungi. Kamu bisa mencantumkan informasi mengenai media sosialmu jika kamu ingin rekruter bisa menghubungimu melalui media sosial.
    • Gambaran mengenai pekerjaanmu. Kamu bisa menampilkan 3-5 proyek terbaik yang menyoroti berbagai keterampilan inti yang kamu miliki. Tampilkan proyek-proyek yang terbaru agar tetap relevan.
    • Testimoni atau referensi.

    Baca Juga: Sering Tertukar, Begini Sebenarnya Perbedaan Utama UI dan UX

    Bagaimana Cara Menyusun Portofolio UX Researcher?

    portofolio UX researcher

    © Freepik

    1. Buatlah lis proyek-proyek yang telah kamu kerjakan

    Sebelum menyusun portofolio, lihatlah kembali pada proyek-proyek yang telah kamu lakukan sebelumnya.

    Susunlah secara kronologis sehingga kamu bisa tahu mana proyek yang baru kamu selesaikan dan mana proyek yang sudah cukup lama.

    Setelah itu, pilihlah beberapa proyek terbaik yang pernah kamu lakukan.

    Jika kamu masih pemula, kamu bisa mencantumkan proyek-proyek personal ataupun proyek yang sifatnya sukarela.

    Kemudian, susunlah kerangka dari masing-masing proyek tersebut. Perhatikan fase proyek dan metode yang digunakan dalam setiap proyek. Menurut UXfol, ada beberapa hal yang harus dicantumkan.

    • informasi mengenai produk/klien
    • masalah/tantangan
    • hipotesis
    • metode dan proses penelitian
    • temuan/hasil
    • kesimpulan

    Baca Juga: Hobi Menulis? Yuk Pahami Perbedaan Antara UX Writer dan Copywriter

    2. Presentasikan prosesmu

    Memperlihatkan hasil dari pekerjaanmu sebagai UX researcher dalam portofolio adalah hal yang penting. Namun, kamu tetap harus menjelaskan proses untuk mendapatkan hasil tersebut.

    Kamu dapat menjelaskan metode apa yang digunakan dalam proyek tersebut. Jelaskan bagaimana kamu menggunakan metode tersebut dan apa hasil yang kamu temukan.

    Jika kamu bereksperimen dengan metode baru, jelaskan temuan dan apa yang akan kamu lakukan secara berbeda di lain waktu.

    Perlihatkan hasil kerjamu dengan cara yang menarik secara visual. Jelaskan juga bagaimana kamu mempresentasikan temuanmu kepada klien.

    Kamu bisa menjelaskannya dengan menambahkan testimoni pengguna, cuplikan video, dan sebagainya.

    3. Jelaskan keahlianmu

    Dalam portofolio UX researcher, jelaskan peranmu dalam proyek dan jelaskan bagian mana yang menjadi tanggung jawabmu.

    Kamu juga bisa menjelaskan siapa saja yang menjadi bagian dari timmu dan bagaimana proses kerja sama antar anggota tim dalam proyekmu.

    Jelaskan bagaimana caramu berkomunikasi dan bekerja sama dengan anggota tim lainnya.

    Kamu juga bisa menjelaskan tantangan apa yang kamu hadapi dalam menjalankan proyek dan bagaimana kamu menyelesaikannya bersama.

    Bagikan pembelajaran pribadi dan keterampilan yang kamu kembangkan berkat proyek tersebut.

    Baca Juga: 9 Tren Desain UI/UX Tahun 2020 yang Harus Kamu Ketahui!

    4. Buat portofoliomu mudah dipahami

    Buatlah judul yang menarik dan ringkas. Hal yang sama juga berlaku untuk judul utama pada setiap proyek dalam portofoliomu.

    Judul yang bagus akan mendorong perekrut untuk membaca portofoliomu lebih lanjut.

    Tulislah ulasan proyekmu dalam paragraf-paragraf pendek agar lebih mudah dibaca. Hindari kalimat yang panjang. Gunakan poin-poin untuk merangkum simpulan.

    Jika kamu bekerja di area tertentu yang mengharuskanmu menggunakan jargon profesional (misalnya, UX layanan kesehatan atau medis), terjemahkanlah ke dalam bahasa sehari-hari.

    Kamu harus memahami bahwa tidak semua orang memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup di bidang tertentu. Penggunaan istilah atau jargon akan membuat pembaca kehilangan minat.

    Nah, itu dia hal-hal yang perlu kamu perhatikan sebelum menyusun portofolio untuk UX researcher.

    Kalau portofoliomu sudah siap, kamu bisa segera melamar pekerjaan. Di Glints, ada banyak lowongan UX researcher yang bisa kamu lamar.

    Segera sign up, dan temukan karier terbaik untukmu!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait