3-Click Rule dalam Desain: Pahami Fakta dan Cara Penerapannya
3-click rule adalah terminologi yang pertama kali muncul di tahun 2001, dan menjadi populer di kalangan para web designer maupun UX designer.
Tentunya, bagi kamu yang bekerja di bidang UX design atau sedang mempelajarinya, kamu pasti pernah mendengar kata ini.
Lalu, apa maksud dari aturan ini? Bagaimana cara menerapkannya?
Nah, di artikel ini, Glints akan menjelaskan ke kamu serba-serbi 3-click rule secara detail. Yuk, simak artikelnya!
Isi Artikel
Apa Itu 3-Click Rule?
3-click rule, seperti yang dilansir Impact Plus, dipopulerkan oleh Jeffrey Zeldman dalam bukunya, Taking Your Talent to the Web.
Seperti namanya, 3-click rule adalah aturan yang mewajibkan web dan ux designer untuk memfasilitasi user agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan user hanya dengan 3 kali klik.
Hal ini berdasarkan asumsi bahwa user akan menjadi frustrasi jika sebuah proses untuk mendapatkan apa yang diingikannya terlalu panjang.
Aturan ini sempat menjadi golden rule di dunia web design maupun UX design dan bahkan menjadi tolak ukur baik atau buruknya sebuah desain.
Meskipun aturan ini terkesan baik dan ideal, banyak yang pada akhirnya tidak setuju dengan prinsip ini.
Pada akhirnya, 3-click rule saat ini hanya dijadikan sebagai ukuran untuk kriteria kegunaan dari sebuah design saja.
Fakta 3-Click Rule
Merangkum UX Design World dan Impact Plus berikut fakta-fakta yang harus kamu tahu tentang 3-click rule.
- Saat ini user belum tentu hanya 3 kali klik untuk mencapai tujuannya dalam aplikasi atau website, bisa saja lebih.
- 3-click rule bisa jadi sebuah masalah apabila terlalu dipaksakan, makanya saat ini hanya dijadikan sebagai ukuran atau standar dasar.
- Belum tentu klaim user akan frustasi jika harus melakukan lebih dari tiga kali klik untuk mencapai apa yang diinginkan.
- Khawatirnya jika memaksakan 3-click rule, user justru mendapat informasi yang kurang sesuai dan tak menyelesaikan pencariannya dalam aplikasi atau website.
- Mindset yang ditanamkan kepada setiap UX designer sekarang ini berubah menjadi 1-click rule.
- Menurut UX Myths, hasil dari usability test menunjukkan bahwa orang-orang tidak akan meninggalkan produkmu meskipun harus klik lebih dari tiga kali untuk sampai pada tujuannya.
- Navigasi simpel dan konten yang mudah dimengerti adalah kunci dalam membantu user.
- menurut Key Lime Interactive, bukan berarti 3-click rule harus dilupakan begitu saja. Aturan ini justru mengingatkan UX designer untuk bisa membuat user mendapatkan apa yang mereka inginkan semudah dan secepat mungkin.
Tips Menerapkan 3-click rule
Berikut adalah tiga hal yang perlu kamu utamakan;
1. Fokus pada membantu user
Fokus utamamu adalah untuk memberikan informasi jelas dan konten yang mudah dimengerti bagi user.
Tidak masalah seberapa banyak klik yang dilakukan oleh user di produkmu, selalu prioritaskan untuk memberikan jalan kepada user.
Apabila user diberikan konten yang sulit dimengerti atau proses bertele-tele, justru akan lebih rentan dan mereka akan meninggalkan aplikasi atau website-mu.
Kamu juga harus hindari memberikan terminologi atau kata-kata yang ambigu bagi user dalam produkmu.
2. Berikan desain yang konsisten
Selalu berikan design yang konsisten. Baik dari segi pemilihan kata, maupun tampilan.
Konsistensi dalam design akan memudahkan user ketika menggunakan aplikasi atau website-mu.
Jangan membuat user bertanya-tanya apakah kata, situasi, dan sebuah tombol memiliki makna yang berbeda atau sama ketika menjelajah website dan aplikasi.
3. Buat wayfinding yang jelas
Pastikan untuk membuat user tahu di mana mereka berada ketika menjelajahi website atau menggunakan aplikasi.
Dengan memberitahu user di mana mereka berada, ke mana mereka harus kembali, dan ke bagian mana mereka bisa pergi, maka pengalaman mereka akan meningkat serta akan kembali ke website atau aplikasimu.
Yang penting adalah, setiap klik yang dilakukan user dapat membantu mereka untuk selangkah lebih dekat mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Nah, sekarang kamu sudah mengerti, kan, tentang 3-click rule?
Semoga dengan memahami hal-hal di atas, kamu bisa mulai mendesain tampilan yang membuat user ingin terus menggunakan website dan aplikasimu.
Selain itu juga, kamu bisa jadi UX designer yang lebih andal di mata atasan.
Namun, jika kamu baru mau memulai karier sebagai UX designer, yuk, cari dan temukan lowongan terbarunya di Glints.
Ada beragam lowongan pekerjaan yang menunggu untuk kamu lamar lho! Klik di sini untuk temukan lowongan pekerjaan impianmu.