Volatilitas: Apa Itu, Jenis, dan Penyebabnya

Diperbarui 23 Okt 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Ketika berinvestasi, fenomena kenaikan atau penurunan harga dalam jumlah besar adalah sesuatu yang umum disebut sebagai volatilitas.

    Mengetahui apa itu volatilitas dan cara menghitungnya dapat membantumu memprediksi pergerakan aset investasi di masa depan.

    Dengan begitu, kamu bisa menghindari kerugian saat melakukan investasi pada aset tertentu.

    Nah, di artikel ini Glints akan memberi penjelasan singkat seputar volatilitas dalam dunia investasi. Yuk, simak rangkumannya di artikel Glints berikut ini!

    Apa Itu Volatilitas?

    Merangkum Investopedia dan The Economic Times, volatilitas adalah ukuran fluktuasi harga untuk sebuah aset, sekuritas, atau indeks pasar tertentu.

    Hal ini mengindikasikan tingkat risiko yang dimiliki suatu sekuritas atau aset seiring perubahan harganya.

    Dalam kebanyakan contoh kasus, semakin besar volatilitas suatu sekuritas, maka semakin tinggi pula risikonya.

    Dalam pasar sekuritas, volatilitas sering dikaitkan dengan perubahan besar harga suatu aset, baik secara positif atau negatif.

    Sebagai contoh, suatu pasar saham mengalami kenaikan dan penurunan lebih dari satu persen selama beberapa waktu dan terus berkelanjutan.

    Nah, maka pasar saham tersebut bisa disebut sebagai pasar yang “volatile“.

    Sebuah aset yang dianggap volatile, akan disebut lebih berisiko karena harganya sulit diprediksi.

    Meski begitu, volatilitas adalah variabel yang penting untuk menghitung harga opsi suatu aset.

    Ada pun rumus dari menghitung volatilitas adalah sebagai berikut, masih mengutip Investopedia.

    vol = σ√T

    Di mana, komponennya adalah sebagai berikut.

    • vol = volatilitas dalam interval waktu tertentu
    • σ = standar deviasi dari return
    • T = jumlah periode dalam waktu tertentu
    Baca Juga: Bayar Utang atau Investasi Dulu? Ayo Pertimbangkan 5 Hal ini

    Jenis-Jenis Volatilitas

    Menurut Corporate Finance Institute, berikut adalah beberapa jenis volatilitas.

    1. Implied volatility

    Implied volatility adalah prediksi pergerakan harga suatu aset dalam jangka waktu tertentu.

    Menurut Growwimplied volatility digunakan investor untuk menentukan ke mana arah dari harga suatu aset tanpa mempertimbangkan data historisnya.

    Sehingga, jenis volatilitas ini dihitung berdasarkan bagaimana performa suatu aset di pasar serta level permintaan dan persediaannya.

    2. Historical volatility

    Historical volatility menghitung fluktuasi suatu aset berdasarkan harganya di masa lalu.

    Jenis ini digunakan untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan berdasarkan tren sebelumnya.

    Meski begitu, historical volatility tidak memberi insight seputar tren atau arah dari harga suatu aset di masa depan.

    Baca Juga: Manajemen Aset: Apa Itu, Cara Kerja, Mengapa Penting

    Hal yang Menyebabkan Volatilitas

    Lalu, mengapa suatu aset bisa menjadi volatile? Nah, menurut Fidelity, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan volatilitas, di antaranya:

    1. Faktor ekonomi dan politik

    Pemerintah memiliki peran utama dalam mengatur industri dan dapat memengaruhi keadaan ekonomi ketika membuat keputusan tentang perjanjian perdagangan, undang-undang, atau kebijakan tertentu.

    Segala sesuatu yang dilakukan pemerintah mulai dari pidato hingga pemilu dapat menimbulkan reaksi dari investor. Hal tersebut tentu memengaruhi harga saham.

    Data ekonomi juga memiliki peran terhadap terjadinya volatilitas. Ketika ekonomi berjalan lancar, investor cenderung bereaksi positif.

    Laporan bulanan, data inflasi, angka belanja konsumen, dan penghitungan GDP per kuarter (3 bulan) dapat memengaruhi kinerja pasar.

    Nah, apabila seluruh hal tersebut meleset dari ekspektasi pasar, bukan tidak mungkin pasar akan menjadi volatile.

    2. Faktor sektor industri

    Faktor lain yang menyebabkan volatilitas adalah adanya suatu hal yang terjadi dalam sektor industri.

    Contohnya di sektor perminyakan. Adanya peristiwa atau perubahan cuaca yang drastis di daerah penghasil minyak akan menyebabkan harga minyak meningkat.

    Akibatnya, harga saham perusahaan yang berhubungan dengan distribusi minyak akan meningkat karena diekspektasikan untuk mendapat keuntungan.

    Di sisi lain, perusahaan yang memiliki biaya minyak tinggi akan membuat harga sahamnya menurun.

    3. Performa perusahaan

    Volatilitas juga dapat disebabkan oleh performa dari perusahaan terkait.

    Jika ada berita positif, seperti laporan pendapatan yang besar atau produk baru yang mengesankan konsumen, maka investor pun memiliki kepercayaan tinggi terhadap bisnis tersebut.

    Ketika banyak investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut, kenaikan permintaan ini akan turut meningkatkan harga saham secara tajam.

    Di sisi lain, jika ada berita negatif seperti kebocoran data atau penarikan produk, hal tersebut dapat merusak harga saham suatu perusahaan.

    Hal ini karena investor akan menjual saham yang dimilikinya pada perusahaan tersebut.

    Baca Juga: Apresiasi dalam Investasi: Arti, Cara Menghitung, dan Contohnya

    Itu adalah beberapa hal seputar volatilitas dalam investasi yang perlu kamu ketahui.

    Intinya, menghitung volatilitas dapat membantumu mengetahui ke mana arah pergerakan suatu aset dalam beberapa waktu ke depannya.

    Volatilitas juga adalah suatu hal yang normal. Sehingga, jangan bereaksi secara berlebihan ketika fenomena ini terjadi, ya.

    Investasi adalah bagian penting supaya keuanganmu tetap sehat. Nah, kamu bisa tahu lebih banyak seputar keuangan dengan baca kumpulan artikel dari Glints.

    Ada ragam informasi, tips, dan trik seputar keuangan yang bisa kamu aplikasikan.

    Tertarik? Yuk, klik di sini untuk temukan dan baca ragam artikel keuangan dari Glints!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait