Apresiasi dalam Investasi: Arti, Cara Menghitung, dan Contohnya

Diperbarui 27 Nov 2023 - Dibaca 4 mnt

Isi Artikel

    Dalam investasi, terdapat terminologi yang dikenal sebagai apresiasi. Sehingga, apabila kamu ingin berinvestasi, penting bagimu untuk mengetahuinya.

    Hal ini karena jika aset investasimu mengalami apresiasi, ada kemungkinan besar kamu mendapatkan keuntungan ketika menjualnya di masa depan.

    Nah, makanya, yuk, ketahui apa itu apresiasi dalam berinvestasi serta cara menghitungnya dalam rangkuman Glints berikut ini.

    Apa Itu Apresiasi?

    Menurut Clear Tax, apresiasi dalam investasi adalah kenaikan nilai dari sebuah aset dari waktu ke waktu.

    Adanya kenaikan nilai terjadi karena beberapa alasan, menurut Wealth Spire, berbagai alasan tersebut di antaranya seperti;

    • kenaikan permintaan terhadap suatu aset
    • berkurangnya suplai
    • perubahan karena terjadinya inflasi atau tingkat bunga

    Hal ini membuatnya memiliki perbedaan yang mencolok dari depresiasi. Di mana, harga suatu aset akan berkurang dari waktu ke waktu.

    Ada pun aset tersebut dapat berupa saham, obligasi, mata uang, hingga real estate.

    Tidak hanya itu, apresiasi dalam investasi juga memiliki dua macam, di antaranya:

    • Apresiasi modal atau capital appreciation: Kenaikan nilai sebuah aset finansial seperti saham yang disebabkan oleh peningkatan dalam performa keuangan sebuah perusahaan.
    • Apresiasi mata uang atau currency appreciation: Nilai mata uang sebuah negara dapat mengalami apresiasi atau depresiasi dari waktu ke waktu berdasarkan hubungannya dengan negara lain.

    Dalam apresiasi modal, jika kamu mendapatkan keuntungan dari penjualan aset yang telah terapresiasi, maka hal tersebut umum disebut sebagai capital gain.

    Baca Juga: Safe Haven: Arti, Contoh, Kelebihan, dan Kekurangannya

    Cara Menghitung Tingkat Apresiasi

    Kamu juga bisa menghitung tingkat apresiasi sebuah aset dalam investasi, lho.

    Mengutip Investopedia, menghitung tingkat apresiasi memiliki rumus yang serupa dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk.

    Ada pun rumusnya adalah sebagai berikut.

    Tingkat Apresiasi = [(nilai akhir / nilai awal)^ (1/n) – 1] x 100

    Meski begitu, jika ingin menghitung tingkat apresiasi kamu perlu mengetahui nilai awal dari sebuah investasi serta nilainya di masa depan.

    Kamu juga perlu tahu berapa lama waktu sebuah aset akan terus terapresiasi.

    Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat contoh penghitungan berikut.

    Contoh perhitungan apresiasi

    Seorang investor membeli saham sebanyak 1 lot sebesar Rp100.000 di tahun 2017. Kemudian, nilai saham tersebut meningkat menjadi Rp125.000 per 1 lot di tahun 2022.

    Harga saham tersebut tersebut telah terapresiasi sebesar 25% dalam jangka waktu 5 tahun.

    Maka, tingkat apresiasinya adalah 4.6%. Perhitungannya: [(125.000 / 100.000) ^ (1/5) – 1] x 100

    Baca Juga: Investasi Emas Batangan atau Perhiasan: Mana yang Lebih Menguntungkan?

    Perbedaan Apresiasi dan Depresiasi

    Di penjelasan sebelumnya, disebutkan secara singkat bahwa ada apresiasi dan depresiasi dalam investasi.

    Beberapa aset bisa mendapatkan apresiasi, sementara yang lainnya akan mengalami depresiasi dari waktu ke waktu.

    Pada umumnya, aset yang memiliki “umur” terbatas akan mengalami depresiasi ketimbang apresiasi dari waktu ke waktu.

    Depresiasi terjadi ketika sebuah aset kehilangan nilai ekonominya karena digunakan terus-menerus. Salah satu contoh aset yang mengalami depresiasi adalah mesin.

    Beberapa contoh aset yang dibeli dengan harapan akan mengalami apresiasi di antaranya seperti;

    • real estate/properti
    • saham
    • logam mulia

    Ketiga hal tersebut dianggap akan memiliki nilai lebih besar di masa depan ketimbang pembeliannya saat ini.

    Sedangkan, beberapa hal yang akan terus berkurang nilainya dari waktu ke waktu di antaranya seperti;

    • kendaraan bermotor
    • peralatan elektronik

    Contoh Apresiasi

    Nah, supaya lebih terbayang seperti apa apresiasi dalam investasi itu, berikut Glints berikan beberapa contohnya.

    1. Contoh apresiasi modal

    Seorang investor membeli saham sebesar Rp10.000 per lembar. Kemudian, harga dari saham tersebut meningkat menjadi Rp12.000 per lembar.

    Investor tersebut kemudian mendapatkan Rp2.000 dari apresiasi modal.

    Ketika investor menjual saham tersebut, Rp2.000 yang ia dapatkan tersebut menjadi capital gain.

    2. Contoh apresiasi mata uang

    Sedangkan, untuk contoh apresiasi mata uang bisa kamu lihat dari rupiah ke dolar AS.

    Misalkan, pada tanggal 17 Oktober 2020, nilai tukar dolar AS terhadap rupiah adalah sebesar Rp14.500.

    Kemudian, nilai 1 dolar AS terhadap rupiah berubah pada tanggal 19 Oktober 2020 menjadi Rp14.700.

    Hal ini berarti bahwa nilai dolar AS mengalami apresiasi sebesar Rp200 pada jangka waktu 2 hari tersebut.

    Baca Juga: Investasi Tanah: Pertimbangan Penting, Kelebihan, dan Kekurangannya

    Itu adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui seputar apresiasi dalam investasi. Intinya, apresiasi adalah kenaikan nilai dari setiap aset yang dapat memberi keuntungan bagi pemiliknya.

    Sedangkan, kebalikan dari apresiasi adalah depresiasi di mana nilai sebuah aset menurun. Sehingga, hal tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi pemiliknya ketika aset dijual.

    Nah, selain tentang apresiasi, kamu bisa mendapatkan lebih banyak informasi, tips, dan trik seputar keuangan dengan baca kumpulan artikel dari Glints.

    Tentu, semua hal yang bisa didapatkan tersebut bisa kamu aplikasikan juga secara langsung. Menarik bukan? Yuk, klik di sini untuk temukan dan baca kumpulan artikelnya.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.2 / 5. Jumlah vote: 5

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait