Safe Haven: Arti, Contoh, Kelebihan, dan Kekurangannya

Diperbarui 27 Nov 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Ketika pasar investasi tak stabil, beberapa aset investasi dapat mengalami penurunan harga. Namun, ada, lho, instrumen yang tetap aman meski terjadi ketidakstabilan tersebut. Instrumen tersebut adalah safe haven.

    Safe haven merupakan instrumen investasi yang umum dimasukkan investor dalam portofolionya.

    Hal tersebut supaya terdapat keberagaman dalam portofolio, sambil berjaga-jaga ketika harga instrumen investasi turun saat terjadi turbulensi pasar.

    Nah, di artikel ini Glints akan memberi penjelasan singkat seputar apa itu safe haven dalam investasi. Yuk, simak artikelnya berikut ini!

    Arti Safe Haven

    Menurut Investopediasafe haven adalah jenis investasi yang diharapkan nilainya tetap bertahan atau meningkat ketika terjadi turbulensi di pasar.

    Investor biasanya membeli aset safe haven untuk membatasi potensi kerugian yang dapat dialami ketika terjadi penurunan dalam kondisi pasar.

    Meski begitu, aset-aset yang dianggap safe haven dapat bervariasi tergantung sifat atau karakteristik pasar yang sedang turun.

    Investasi safe haven dapat membuat portofolio investor menjadi bervariasi. Hal tersebutlah yang membuatnya menguntungkan ketika terjadi volatilitas pasar.

    Corporate Finance Institute mengatakan ada beberapa faktor yang membuat suatu aset dikenal sebagai safe haven, di antaranya:

    • Likuiditas: aset harus bisa dikonversi menjadi uang tunai di setiap saat.
    • Fungsionalitas: aset harus memiliki kegunaan yang membuatnya memiliki permintaan dalam jangka panjang.
    • Suplai terbatas: perkembangan suplai tidak boleh melebihi permintaan terhadap aset.
    • Kepastian permintaan: aset tidak mungkin diganti atau ketinggalan zaman.
    • Abadi: aset tidak akan mengalami penurunan kualitas atau membusuk.

    Ketika terjadi volatilitas pasar, biasanya hal tersebut terjadi secara singkat. Namun pada masa-masa tertentu seperti resesi ekonomi, penurunan pasar dapat terjadi dalam waktu yang lama.

    Ketika kondisi pasar sedang kacau, terutama dalam waktu lama, nilai investasi akan turun tajam.

    Perlu dicatat juga bahwa reaksi safe haven terhadap volasitas pasar dapat berbeda antara satu sama lain. Sehingga, tidak ada safe haven yang konsisten untuk dimiliki.

    Karena itulah, disarankan untuk memiliki portofolio yang bervariasi supaya memiliki safe haven.

    Baca Juga: 5 Tips Investasi untuk Pasangan Menikah agar Lancar

    Contoh Safe Haven

    Lalu, apa saja aset-aset yang tergolong ke dalam safe haven?

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sebuah aset dapat disebut sebagai safe haven ketika telah memenuhi beberapa faktor.

    Nah, menurut IG, berikut adalah contoh aset yang tergolong sebagai safe haven.

    1. Emas

    Emas seringkali disebut sebagai salah satu aset populer untuk diinvestasikan ketika terjadi ketidakstabilan ekonomi.

    Masih mengutip Corporate Finance Institute, secara historis, nilai emas meningkat secara signifikan ketika krisis ekonomi global di tahun 2008-2009.

    Emas memberi investor return on investment sebesar 20% di masa tersebut.

    Likuiditas emas yang tinggi membuatnya menjadi aset investasi yang mudah untuk diperjualbelikan.

    Tidak hanya itu, karena emas adalah komoditas fisik, hal tersebut membuatnya tidak akan terpengaruhi oleh faktor ekonomi seperti kurs, tingkat bunga, dan inflasi.

    Sehingga, investor menganggap emas sebagai safe haven karena nilainya tidak akan turun meski terjadi inflasi.

    2. Saham defensif

    Saham defensif adalah safe haven lainnya yang umum dipilih investor.

    Hal ini karena saham defensif memiliki performa lebih baik ketimbang saham biasa pada umumnya ketika masa krisis seperti resesi atau perang.

    Saham defensif merupakan saham dari perusahaan yang memberi barang atau jasa seperti kebutuhan pokok konsumen, makanan dan minuman, hingga kesehatan.

    Saham tersebut dianggap sebagai aset safe haven karena cenderung lebih stabil performanya.

    Hal ini karena permintaan terhadap produk-produk tersebut tetap konstan meski di masa ketidakstabilan ekonomi.

    3. Mata uang asing

    Mata uang asing juga dapat menjadi aset safe haven bagi investor.

    Dalam pasar yang memiliki volatisitas tinggi, investor dan pedagang mata uang biasanya mengubah uang tunai yang dimilikinya menjadi mata uang asing.

    Beberapa mata uang asing yang tergolong sebagai safe haven di antaranya sebagai berikut.

    • dolar AS
    • franc Swiss
    • yen Jepang

    Franc Swiss dianggap sebagai safe haven karena stabilitas pemerintah dan sistem finansialnya.

    Dolar AS juga menjadi safe haven karena mata uang ini digunakan di seluruh dunia untuk seluruh kegiatan ekonomi.

    Sedangkan, yen Jepang disebut safe haven karena surplus perdagangannya yang tinggi dibandingkan utangnya.

    4. Obligasi

    Obligasi adalah utang pemerintah yang memiliki pembayaran berkala. Biasanya, obligasi diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapatkan modal.

    Konsep obligasi hampir serupa dengan pinjaman. Di mana, investor meminjamkan uang yang akan dibayarkan kembali pada jangka waktu yang ditentukan.

    Obligasi pemerintah dianggap sebagai safe haven karena hampir bebas risiko dan memiliki volatilitas rendah.

    Hal ini karena investor akan dibayarkan apa yang telah ia pinjamkan beserta bunganya pada tanggal jatuh tempo.

    Baca Juga: 16 Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbit, Kupon, Jaminan, dan Jatuh Tempo

    Kelebihan dan Kekurangan Safe Haven

    Menurut The Balance Money, berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari safe haven.

    Kelebihan

    • Nilai yang bertahan atau meningkat ketika situasi pasar menurun. Hal tersebut membantu investor mengamankan modalnya ketika aset lain mengalami penurunan harga.
    • Investasi safe haven seringkali menjadi pendapatan pasif. Sehingga, hal tersebut membantu investor untuk membayar biaya hidupnya hingga melakukan investasi ulang.

    Kekurangan

    • Risiko yang rendah pada umumnya berarti return yang sedikit ketika situasinya sedang buoyant market. Ketika berinvestasi, risiko dan return sangat berkaitan. Semakin sedikit risiko yang diambil, maka return pun turut rendah. Investasi safe haven pada umumnya memiliki risiko lebih sedikit dibandingkan jenis lainnya. Sehingga, return yang kamu dapatkan ketika situasi normal turut rendah.
    • Beberapa investasi safe haven dapat terkena risiko inflasi. Jika inflasi terjadi saat kondisi pasar menurun, kamu akan memiliki investasi dengan jumlah serupa namun daya beli lebih sedikit.
    Baca Juga: 7 Tips Efektif dan Mudah untuk Menghadapi Ketakutan Mulai Investasi

    Itu adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui seputar apa itu safe haven. Intinya, memasukkan beberapa instrumen yang tergolong dalam safe haven merupakan hal yang baik untuk dilakukan.

    Hal ini supaya memastikan investasimu tetap memberi keuntungan ketika situasi tidak stabil terjadi, baik itu karena perang, resesi, atau inflasi.

    Selain informasi ini, kamu bisa tahu lebih banyak seputar investasi dengan baca kumpulan artikel yang telah Glints siapkan.

    Kamu bisa mendapat informasi, tips, hingga trik berinvestasi yang bisa diaplikasikan. Menarik bukan?

    Yuk, klik di sini sekarang untuk temukan dan baca ragam artikelnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait