4 Jenis Investasi saat Perang Berkaca pada Rusia vs Ukraina

Diperbarui 27 Nov 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Saat perang terjadi, seperti antara Rusia dan Ukraina, imbasnya akan mencapai berbagai aspek, termasuk dunia investasi.

    Sebab, ada beberapa industri yang dapat menjadi semakin berharga ketika perang, di mana pun hal tersebut berlangsung.

    Sehingga, penting bagimu untuk membuat penyesuaian dalam keuangan dan investasi, terutama di masa perang.

    Melansir Market Watch, Warren Buffet mengatakan bahwa perang akan membuat nilai mata uang menurun. Sehingga, ada baiknya untuk mengamankan keuanganmu lewat investasi.

    Nah, berikut Glints berikan jenis-jenis investasi yang cocok dan bisa kamu pertimbangkan ketika terjadi perang di berbagai belahan dunia. Simak artikelnya, yuk!

    Dampak Perang Rusia Ukraina pada Investasi

    World Bank Blogs mengatakan, saat perang antara Rusia dan Ukraina terjadi, iklim investasi dan perdagangan dunia ikut terdampak.

    Volatilitas pasar

    Mengutip Fidelity, salah satu dampak yang dirasakan dari perang antara Rusia dan Ukraina terhadap investasi adalah volatilitas pasar.

    Volatilitas pasar adalah tingkat perubahan harga dalam berbagai sektor seperti pasar saham, valuta asing, hingga komoditas.

    Adanya volatilitas pasar atau perubahan harga tersebut sangat terkait dengan beragam faktor, mulai dari ekonomi makro hingga harga komoditas, seperti kata JP Morgan.

    Dalam konteks ekonomi makro, JP Morgan memprediksi bahwa inflasi tahun 2022 akan mencapai angka 7,1%, yang merupakan angka tertinggi selama beberapa dekade terakhir.

    Baca Juga: 10 Cara Investasi Diri Sendiri Terbaik yang Bisa Kamu Terapkan

    Kenaikan harga barang

    Tidak hanya itu, kenaikan harga dari komoditas, seperti minyak dan bahan bakar, berimbas pada meningkatnya harga-harga barang.

    Akibatnya, keinginan konsumen untuk melakukan pembelian berkurang karena kenaikan harga tersebut.

    Ketika konsumen enggan melakukan pembelian, hal itu membuat perusahaan kesulitan menjual produk atau layanannya.

    Jika performa penjualan perusahaan tidak baik, hal tersebut dapat berpengaruh pada harga sahamnya.

    Sehingga, bisa saja investasi yang dilakukan menjadi merugi.

    saham merupakan instrumen investasi yang baik di masa perang

    © Pexels.com

    Jenis Investasi yang Cocok saat Perang

    1. Saham

    Meski disebutkan sebelumnya bahwa harganya bisa turun, saham masih jadi jenis investasi yang cocok untuk dipilih saat adanya perang.

    Melansir dari Firstmac, hal ini karena permintaan dan pengeluaran terhadap suatu barang akan meningkat ketika perang terjadi.

    Tentunya, hal tersebut akan meningkatkan profitabilitas sebuah bisnis. Ketika profitabilitas sebuah bisnis meningkat, tentu performanya di indeks saham akan semakin baik.

    Sehingga, jika kamu berpikir untuk menjual beberapa saham dalam portofoliomu di masa perang, sebaiknya pertimbangkan hal tersebut sekali lagi.

    seorang wanita sedang memilih perusahaan tempatnya menempatkan investasi

    © Pexels.com

    Namun, menurut Wealth Management, ketika memilih saham sebagai instrumen investasi saat perang, jangan sampai kamu berpegang pada satu saham selamanya.

    Sebab, sebuah perusahaan belum tentu dapat keuntungan kompetitif selamanya. Sehingga, sewaktu-waktu harga sahamnya bisa jatuh.

    Sehingga, ada baiknya bagimu untuk melakukan diversifikasi dalam saham, di mana kamu berinvestasi di beberapa tempat berbeda.

    Melakukan diversifikasi mengurangi risiko kerugian saat berinvestasi. Tidak hanya itu, diversifikasi juga membantumu menghadapi volatilitas pasar yang telah disebutkan sebelumnya.

    Karena, jika satu sektor saham yang diinvestasikan mengalami penurunan harga saat perang, bisa jadi sektor lainnya mengalami peningkatan.

    Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan keuntungan dari investasi yang dilakukan.

    Sebagai contoh, kamu bisa berinvestasi dengan membeli saham di industri atau bidang persenjataan, makanan, obat-obatan, hingga minyak.

    Hal ini karena harga dari komoditas dan permintaan terhadap barang tersebut relatif akan meningkat ketika perang terjadi.

    2. Reksa dana ETF

    Jenis investasi lainnya yang cocok untuk dipilih saat perang adalah reksa dana, terutama ETF atau exchange-traded funds.

    Menyadur dari OJK, ETF adalah reksa dana yang mengacu pada indeks tertentu dan diperjualbelikan seperti saham di bursa.

    Sehingga, pergerakan dari reksa dana dapat dipelajari. Adapun acuan dari reksa dana ETF adalah indeks pasar.

    Dalam hal manfaat, risiko, dan kewajibannya, reksa dana ETF relatif sama dengan reksa dana pada umumnya.

    Perbedaannya, reksa dana ETF dapat dibeli melalui broker yang terdaftar di bursa efek, bukan dari Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERDA).

    Lalu, mengapa reksa dana merupakan salah satu pilihan yang tepat?

    Melansir Fortune, karena reksa dana adalah instrumen investasi yang pasti dan aman.

    Hal tersebut dibuktikan selama pandemi, reksa dana adalah satu-satunya instrumen investasi yang tahan banting dan tidak merugi.

    Baca Juga: 7 Jenis Reksa Dana dan Tingkat Risikonya, Pilih yang Mana, ya?

    3. Emas

    emas adalah salah satu investasi paling baik saat perang

    © Pexels.com

    Bentuk investasi lainnya yang cocok untuk dipilih saat ada perang terjadi adalah emas.

    Menurut SCB, emas merupakan aset yang tangible. Tidak hanya itu, harga emas juga tidak terpengaruh oleh tingkat bunga.

    Ketika suatu iklim ekonomi menurun atau mengalami stagnansi, harga emas akan meningkat karena permintaannya yang semakin tinggi.

    Sehingga, hal tersebut membuat emas sering dianggap sebagai komoditas di masa krisis.

    Tidak hanya itu, emas juga menjadi safe haven para investor di masa krisis.

    Menurut Investopedia, hal tersebut karena salah satu manfaat dari emas adalah adanya ketahanannya terhadap ketidakpastian dalam geopolitik.

    4. Obligasi pemerintah

    Melansir Investment U, instrumen investasi lainnya yang bisa kamu pertimbangkan untuk dipilih saat masa krisis seperti perang adalah obligasi pemerintah.

    Hal ini karena obligasi pemerintah memiliki risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan saham.

    Adapun obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah untuk mendapatkan pendanaan.

    Nantinya, pemerintah akan membayar kembali surat utang yang telah dikeluarkan ketika jatuh tempo.

    Tentu, orang yang membeli surat utang pun akan mendapat imbalan hasil selama jangka waktu obligasi tersebut.

    Namun, masih menurut Investment U, pastikan kamu membeli obligasi pemerintah yang berjangka pendek saja (1-5 tahun) demi mencegah kerugian.

    Baca Juga: 7 Tips Efektif dan Mudah untuk Menghadapi Ketakutan Mulai Investasi

    Nah, itu adalah beberapa jenis investasi yang cocok dan bisa kamu pertimbangkan saat terjadi perang.

    Intinya, membuat penyesuaian dalam berinvestasi memastikan keadaan finansialmu aman di masa krisis termasuk perang.

    Tentunya, berinvestasi adalah suatu hal yang harus membutuhkan banyak pengetahuan sebelum melakukannya.

    Untungnya, kamu bisa membaca beragam artikel yang membahas seputar investasi di Glints Blog.

    Ada beragam tips, trik, dan penjelasan menarik yang bisa kamu praktikkan, lho.

    Menarik bukan? Yuk, klik di sini sekarang untuk temukan dan baca beragam artikelnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait