8 Tips Menghadapi Revisi yang Menumpuk dari Klien
Isi Artikel
Supaya kerja sama dengan klien jadi lebih lancar, kali ini Glints sudah menyiapkan berbagai tips menghadapi revisi dari klien.
Terlebih jika revisi yang diberikan cukup banyak dan tak ada hentinya.
Kamu harus dapat menjaga profesionalisme dan menghargai permintaan mereka.
Namun, ada seninya sendiri supaya klien tidak berlebihan atau kelewatan dalam meminta revisi.
Ini dia delapan tips menghadapi revisi dengan profesional dari Glints.
1. Sepakati berapa kali revisi bisa diberikan
Sejak awal, kamu dan klien harus sudah menyepakati berapa kali revisi bisa mereka berikan atau kamu kerjakan.
Bahkan, menurut DesignBump, kesepakatan ini harus tertulis jelas dalam kontrak atau perjanjian kerjasama.
Misalnya satu kali revisi besar (banyak) dan dua kali revisi minor.
Pastikan juga anggota tim yang lain memahami kesepakatan jumlah revisinya, ya.
2. Beri waktu bagi klien untuk review hasilnya
Kadang klien tergesa-gesa memberikan feedback. Padahal, mereka belum melihat hasil kerjamu secara keseluruhan.
Akibatnya, ada beberapa feedback susulan yang membuatmu harus merevisi lagi.
Untuk menghindari hal ini, sebaiknya berikan waktu yang cukup bagi klienmu untuk melihat hasilnya dan memberikan feedback.
Waktu untuk me-review ini harus kamu cantumkan dalam kalender atau timeline proyekmu, ya.
Dengan begitu, klien juga tidak akan terlalu tergesa-gesa dalam meminta revisi.
3. Tentukan apakah revisinya besar atau minor
Setelah klien memberikan tanggapan dan meminta revisi, perhatikan apakah permintaan tersebut dihitung sebagai revisi mayor atau minor.
Ini penting karena kamu harus menjaga ekspektasi klien akan hasil revisinya. Revisi mayor tentu nanti bisa cukup signifikan perbedaannya.
Sedangkan revisi minor biasanya tidak sampai mengubah konsep, struktur, atau gagasan utamanya.
4. Jelaskan bagaimana proses revisinya
Menurut Creative Bloq, sebaiknya kamu juga menjelaskan kepada klienmu bagaimana proses revisinya.
Ini supaya klien tidak tiba-tiba mengubah atau membatalkan feedback mereka di saat kamu sedang mengerjakan revisinya.
Tanyakan juga pada klien, siapa nanti orang yang bertugas untuk me-review dan memberikan masukan atas hasil kerjamu.
Pasalnya, bisa saja nanti kamu menerima dua feedback yang berbeda dari dua orang asal perusahaan klien.
Maka, setiap detail pada proses revisinya harus diklarifikasi dan diperjelas.
5. Kabari progres revisinya
Salah satu tips menghadapi revisi menurut 99designs yaitu mengabari klienmu kapan hasil revisinya akan selesai dan bisa di-review.
Kamu juga bisa menunjukkan dulu draf revisi yang sudah kamu kerjakan.
Memperlihatkan draf awal pekerjaanmu pada klien bisa mencegah salah paham ketika kamu sudah selesai mengerjakannya.
Pastikan juga klienmu tahu berapa jumlah revisi yang sudah mereka ajukan.
Caranya dengan memberi nama dokumen atau subject email dengan nomor revisinya. Contohnya:
Desain brosur Perusahaan A – Revisi 01/03
6. Pahami apa yang diinginkan klienmu
Supaya tidak bolak-balik revisi atau terjadi kesalahpahaman, dengarkan baik-baik apa yang disampaikan klien.
Jika perlu, klarifikasi lagi maksudnya secara mendetail.
Jangan ragu untuk meminta klien membagikan contoh atau referensi yang mereka inginkan supaya sama-sama jelas.
7. Tunjukkan itikad baik dan fleksibilitas
Kadang kamu mungkin sudah merasa mengerjakan sesuai dengan brief. Namun, klien masih meminta banyak revisi.
Tetaplah menunjukkan itikad baik dan fokus untuk mencari solusi. Jangan terbawa emosi dan langsung menolak revisinya karena tidak ada di brief.
Coba lihat dari perspektif lain, mungkin masih ada yang bisa kamu sesuaikan sedikit supaya lebih masuk dengan permintaan revisi dari klienmu.
Selain itu, jangan takut untuk mengakui kalau memang ada kesalahan dari pekerjaan yang sudah kamu serahkan pada klien.
Klien justru akan menghargai kalau kamu jujur dan solutif.
8. Tentukan batasanmu
Sudah menunjukkan itikad baik tapi klien masih saja seenaknya? Berarti kamu harus menentukan batasanmu.
Bentuknya bisa macam-macam. Bisa jadi kamu membebankan biaya tambahan untuk revisinya.
Selain itu, kamu juga bisa menolak revisi kalau memang permintaan tidak masuk akal atau tak sesuai dengan perjanjian awal.
Itu dia berbagai tips menghadapi revisi dari klien. Pernah menghadapi permintaan revisi dari klien yang unik?
Atau kamu mau dengar pengalaman sesama profesional lainnya dalam menghadapi revisi?
Jangan lewatkan juga artikel seputar tips di tempat kerja yang menarik untuk kamu baca hanya di Glints Blog.
Penasara? Yuk, temukan kumpulan artikelnya di sini!