Tes Kraepelin: Tujuan, Cara Mengerjakan, sampai Tips dan Triknya

Diperbarui 18 Des 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Tes angka merupakan salah satu tes yang umum digunakan dalam rekrutmen. Tahukah kamu bahwa terdapat dua jenis tes angka yang sering digunakan? Kedua tes ini adalah tes Pauli dan tes Kraepelin.

    Masing-masing tes tersebut memang sekilas tampak mirip. Terlebih, komponen dari tes ini sangat serupa.

    Lalu, apa yang membedakan tes Kraepelin dengan tes Pauli? Simak selengkapnya dalam artikel berikut.

    Mengenal Tes Kraepelin

    Tes Kraepelin adalah psikotes angka yang menggunakan selembar kertas, yang terdiri atas 45 kolom dan 60 baris. Angka yang ada dalam lembar tes adalah 0 sampai 9 yang disusun secara acak.

    Nama tes Kraepelin diambil dari nama pengembangnya, seorang psikiater asal Jerman bernama Emilie Kraepelin. Tes ini adalah salah satu psikotes kerja yang dikembangkan pada awal abad ke-19.

    Menurut American Psychology Association, tes ini dikembangkan untuk mengukur perhatian seseorang dalam jangka waktu yang singkat.

    Pelaksanaan tes ini cukup sederhana. Kamu cukup menjumlahkan dua angka terdekat dalam lembar tes itu selama waktu yang ditentukan.

    Jangan khawatir, kamu tidak perlu menjumlahkan semua bilangan yang ada dalam lembar tes tersebut. Tujuan tes ini tidaklah untuk menilai benar atau salah.

    Baca Juga: Tes Potensi Akademik (TPA), Tes untuk Ukur Kecerdasan Intelektualmu

    Tujuan Tes Kraepelin

    tes kraepelin adalah

    © Unsplash.com

    Secara umum, tes ini bertujuan untuk mengukur level atensi seseorang dalam jangka waktu tertentu. Namun, ada empat aspek yang diujikan dalam tes ini.

    1. Aspek daya tahan

    Pada tes ini, kamu akan diminta untuk melakukan penjumlahan dalam waktu yang singkat.

    Waktu yang singkat ini akan mengukur bagaimana daya tahan dan konsistensimu dalam mengerjakan tugas dengan waktu terbatas.

    2. Aspek kemauan

    Waktu yang terbatas juga digunakan untuk mengukur bagaimana motivasimu dalam mengerjakan sebuah tugas.

    Hal ini terutama tugas-tugas yang berhubungan dengan angka, pola perhitungan, dan operasi matematika.

    3. Aspek emosi

    Selain konsistensi dan motivasi, aspek lain yang diuji pada tes Kraepelin adalah emosi. Tes ini akan mengukur bagaimana pengendalian emosimu ketika mengerjakan ditekan oleh tugas.

    4. Aspek penyesuaian diri

    Seperti halnya daya tahan, tes ini juga akan mengukur sejauh mana kamu dapat beradaptasi terhadap tugas yang diberikan.

    5. Aspek stabilitas diri

    Aspek terakhir yang diukur melalui tes ini adalah stabilitas diri. Tes Kraepelin ini terdiri atas beberapa tingkatan yang digunakan untuk mengukur tingkat stabilitasmu dalam mengerjakan tugas.

    Baca Juga: Mengenal DiSC Personality Test dan Tipe-Tipe Kepribadiannya

    Uchida-Kraepelin Test, Pengembangan Lanjut dari Tes Kraepelin

    Uchida-Kraepelin Test (UK Test) adalah pengembangan lebih lanjut dari tes Kraepelin. Pengembangan ini dilakukan oleh seorang psikolog Jepang bernama Uchida sekitar tahun 1920-an.

    Dilansir dari hasil penelitian yang dipublikasikan melalui BioPsychoSocial Medicine, tes ini digunakan untuk mengukur level stres seseorang.

    Tes ini menggunakan karakter numerik, sehingga dapat mengukur kompetensi peserta ujian serta kepribadian dan sifat perilaku tanpa terpengaruh oleh budaya atau bahasanya.

    UK Test ini berguna dalam perekrutan dan juga dalam manajemen keselamatan dan kualitas. Tes ini juga digunakan untuk mengukur bagaimana seseorang melakukan sebuah tugas.

    Dengan begitu, karakteristik bagaimana pelamar atau karyawan bekerja dapat dipahami secara objektif oleh perekrut.

    Pelaksanaan tes ini cukup mudah. Tes ini dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok. Hal ini akan menghemat waktu dari pelaksanaan tes itu sendiri.

    Perbedaan Tes Kraepelin dan Tes Pauli

    Tes Kraepelin dan tes Pauli sebenarnya memiliki tujuan yang sama. Kedua tes ini sama-sama digunakan untuk mengukur atensi seseorang ketika mengerjakan suatu tugas.

    Perbedaan kedua tes ini hanya terletak pada instruksi dan waktu pengerjaannya saja. Itulah sebabnya tes Kraepelin dan tes Pauli jarang sekali digunakan bersamaan.

    Tes Kraepelin dikerjakan dari bawah ke atas. Setiap 30 detik akan ada instruksi “pindah”. Jadi, kamu harus pindah ke kolom di sebelahnya.

    Sementara, untuk tes Paulie dikerjakan dari atas ke bawah dengan instruksi “Garis”. Jadi, saat instruksi diberikan, kamu menggaris di bawah angka terakhir yang kamu kerjakan, kemudian hitung lagi angka di bawahnya.

    Tips Mengerjakan Tes Kraepelin

    Agar sukses mengerjakan tes Kraepelin, kamu harus fokus untuk mendengarkan instruksinya. Jangan sampai, kamu keliru malah jadi salah mendengarkan.

    Berikut ini adalah beberapa tips mengerjakan tes Kraepelin:

    1. Persiapkanlah alat tulis, pulpen dan pensil. Terkadang HRD akan meminta kamu mengerjakan dengan pensil kayu. Jangan hanya membawa satu agar punya cadangan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
    2. Coba berlatih di rumah. Saat ini sudah ada beberapa website atau aplikasi yang menyediakan free test untuk Kraepelin. Jadi, kamu akan terbiasa dengan soal-soal.
    3. Fokus dan tenang saat mengerjakan, tapi tetap teliti. Jangan sampai terdistraksi dengan kondisi sekitar.
    4. Apabila memungkinkan, cobalah lirik angka berikutnya yang akan dijumlahkan agar dapat lebih cepat mengerjakan.
    5. Upayakan untuk mengerjakan setiap kolom sama tinggi. Ini dapat menggambarkan konsistensi dan stabilitas hasil tes kamu.
    6. Jaga kesehatan dan cukup tidur. Ini sangat penting agar fokus dan konsentrasi saat hari tes tetap baik.
    Baca Juga: Mengenal Wartegg, Psikotes yang Kerap Digunakan Perusahaan untuk Saring Kandidat

    Nah, itu dia hal-hal yang perlu kamu ketahui dari tes Kraepelin. Selain tes ini, masih ada berbagai alat tes psikologi lainnya yang digunakan dalam rekrutmen.

    Kamu tidak perlu mempersiapkan banyak hal ketika mengikuti psikotes. Tujuan psikotes adalah untuk menyesuaikan karakteristikmu dengan karakteristik yang diinginkan oleh perekrut.

    Jadi, jangan patah semangat jika kamu gagal pada tahap psikotes. Kamu hanya perlu meningkatkan kemampuan diri agar peluangmu mendapatkan pekerjaan semakin terbuka lebar.

    Selain artikel ini, kamu bisa mendapatkan informasi lainnya tentang psikotes dan proses rekrutmen kerja lainnya dari Glints.

    Kamu hanya perlu berlangganan newsletter mingguan Glints, dan berbagai informasi itu akan dikirim langsung ke inbox-mu.

    Tunggu apa lagi? Yuk, daftar sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.1 / 5. Jumlah vote: 12

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait