Memahami EPPS, Psikotes Kerja yang Bisa Tunjukkan Kepribadianmu
Isi Artikel
Ketika melalui tahapan melamar kerja, biasanya akan ada psikotes yang perlu kamu lalui. Nah, salah satu tes yang mungkin saja muncul adalah tes EPPS.
Mungkin, tes ini tidak seterkenal yang lainnya, seperti tes Wartegg, Kraepelin, Pauli, dan masih banyak lagi.
Meski begitu, EPPS adalah salah satu psikotes yang sebenarnya cukup umum dan dianggap kredibel.
Supaya kamu siap untuk menghadapinya, yuk, pelajari psikotes ini secara mendalam bersama Glints!
Apa Itu Tes EPPS?
© Iseak.eu
Menurut penelitian oleh Tan Amelia dan Rr. Dewintha Indriyanti, tes EPPS merupakan salah satu metode analisa dalam ilmu psikologi.
EPPS merupakan singkatan dari Edward’s Personal Preference Schedule yang merupakan tes kepribadian rumusan Allen L. Edward.
Tes ini mampu menilai kepribadian seseorang berdasarkan teori kebutuhan yang dicetuskan oleh Henry Murray pada tahun 1938.
Berdasarkan teori tersebut, Edward memilih 15 kebutuhan yang diuji dalam tes EPPS.
Berikut adalah 15 kebutuhan EPPS yang diputuskan oleh Edward, dirangkum oleh George Domino:
- achievement: kebutuhan sukses atau mencapai sesuatu
- deference: kebutuhan mengikuti dan melakukan ekspektasi tertentu
- order: kebutuhan menjadi teratur atau terorganisasi
- exhibition: kebutuhan menjadi pusat perhatian
- autonomy: kebutuhan menjadi independen
- affiliation: keinginan untuk berteman dan kecenderungan loyal
- intraception: kebutuhan menganalisa diri sendiri dan orang lain
- succorance: kebutuhan dibantu orang lain
- dominance: kebutuhan untuk menjadi pemimpin
- abasement: kecenderungan merasa bersalah dan butuh berkompromi
- nurturance: kebutuhan menunjukkan kasih sayang dan dukungan
- change: kebutuhan berubah
- endurance: kebutuhan tekun untuk menyelesaikan sesuatu
- heterosexuality: kebutuhan untuk bergaul dengan lawan jenis dan mendapat afeksi dari mereka
- aggression: kebutuhan agresi tinggi baik verbal maupun secara fisik sehingga bertentangan dengan orang lain
Proses Tes EPPS
© Freepik.com
Ketika dihadapkan pada tes EPPS sebagai testee (orang yang menjalankan tes), kamu akan dihadapkan pada dua pilihan.
Pilihan tersebut akan disebut pilihan A atau pilihan B.
Kamu harus memilih pernyataan mana yang dirasa paling cocok dengan dirimu.
Meskipun merasa kedua pilihan sama-sama cocok atau sebaliknya sama-sama tidak cocok, kamu tetap harus memilih yang lebih mendekati sifatmu.
Untuk memilih yang paling benar, gunakanlah perasaanmu.
Dalam tes EPPS, tidak ada jawaban yang salah maupun benar.
Pastikan jawab semua tanpa ada yang terlewati, ya.
Setelah selesai, penguji akan menghitung hasil tes-mu dan menyimpulkan hasilnya.
Penilaian yang dilakukan oleh penguji akan didasari 15 kebutuhan oleh Edward yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut berdasarkan jawabanmu akan dinilai:
- rendah
- rata-rata
- cenderung tinggi
- tinggi
- sangat tinggi
Lalu, akan ada juga penilaian konsistensi yang bernilai valid atau tidak valid.
Butuh waktu kurang lebih 30 hingga 60 menit untuk menyelesaikan psikotes ini.
Kamu harus menjawab kurang lebih 225 pernyataan untuk menyelesaikannya.
Dari hasil tes yang keluar, kamu bisa mengetahui kecenderunganmu terhadap aspek-aspek kebutuhan yang diukur dalam psikotes ini.
Misalnya, kalau skor aspek autonomy-mu tinggi, berarti kamu cenderung mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Sementara, kalau skor aspek tersebut rendah, berarti kamu cenderung sering bergantung pada orang lain untuk membuat keputusan.
Sebenarnya, tes EPPS cukup mudah untuk dikerjakan.
Akan tetapi, karena jumlah soalnya yang banyak, kadang sulit untuk tetap berkonsentrasi dan memilih jawaban yang paling tepat.
Oleh karena itu, pastikan persiapan sebelum psikotes-mu cukup baik, ya.
Nah, kalau sudah merasa siap untuk melamar kerja dan menghadapi psikotes, kamu bisa langsung cek lowongan yang ada di Glints.
Selain ada ribuan lowongan dari berbagai perusahaan di seluruh Indonesia, proses melamarnya pun gampang.
Yuk, segera buat akun dan klik di sini untuk menemukan pekerjaan impianmu segera!