Telemedicine: Apa Itu, Penerapan, dan Pilihan Kariernya

Diperbarui 29 Jan 2024 - Dibaca 15 mnt

Isi Artikel

    Jika 10.000 penduduk Indonesia sakit di saat yang sama, mereka hanya ditangani oleh empat dokter. Melansir Katadata, rasio ini merupakan yang terendah kedua se-Asia Tenggara. Lantas, apa solusi dari masalah ini? Telemedicine adalah salah satunya.

    Bahkan, katanya, layanan ini juga bisa menyelesaikan persoalan jarak, lho. Bukankah transportasi antarpulau di Indonesia bisa menjadi tantangan tersendiri?

    Apakah kamu semakin penasaran? Simak informasinya di bawah ini, yuk!

    Mengenal Telemedicine

    Kita mulai pembahasan dari pengertian. Melansir WHO, telemedicine adalah salah satu jenis layanan kesehatan.

    Letak keunikannya ada di jarak antara pasien dan tenaga kesehatan. Dua pihak ini tak perlu bertatap muka langsung.

    Mereka dihubungkan oleh teknologi informasi dan komunikasi. Layanan yang bisa diberikan di antaranya diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit, penelitian dan evaluasi, hingga edukasi.

    Layaknya pelayanan kesehatan lainnya, tujuannya adalah memajukan kesehatan individu atau komunitas.

    Sejatinya, fasilitas jarak jauh ini bukan barang baru. Ia telah muncul sejak abad ke-19.

    Istilah untuknya juga bermacam-macam. Dalam bahasa Indonesia sendiri, ia disebut dengan telemedis.

    Mengutip WebMD, ada juga yang menyebutnya telehealth, ehealth, mhealth, hingga digital medicine.

    Meskipun demikian, ada yang tak sepakat dengan penyamaan telehealth dan telemedicine. Salah satunya adalah American Academy of Family Physicians.

    Menurut mereka, telemedicine adalah teknologi yang fokus pada pelayanan klinis. Sementara itu, telehealth merujuk kepada pelayanan nonklinis.

    Misalnya, dalam telemedicine, kamu bisa berkonsultasi online dengan dokter. Lantas, kamu mengetahui penyakit yang kamu idap. 

    Sementara itu, dalam telehealth, kamu bisa mengambil antrean online untuk kunjungan ke dokter, hingga membaca artikel soal kesehatan.

    Plus Minus Telemedicine

    Memang, telemedis punya segudang manfaat. Lewatnya, jarak antara tenaga kesehatan dan pasien bukan lagi halangan.

    Dengan begitu, biaya kesehatan juga bisa ditekan. Semuanya jadi jauh lebih mudah dan efisien.

    Akan tetapi, ia hadir dengan berbagai kekurangan. Salah satunya diungkap oleh artikel yang terbit di jurnal Arquivos Brasileiros de Cardiologia.

    Dokter takkan bisa memeriksa fisik pasien secara langsung. Bisa saja, ada bias yang muncul karena berbagai hal. Misalnya, kesalahan teknis, pesan yang kurang jelas, dan lain-lain.

    Dengan alasan ini, diagnosis pasti tidak bisa keluar. Biasanya, dokter hanya memberi beberapa kemungkinan masalah kesehatan.

    Oleh karena itu, WHO menyarankan pengerucutan pelayanan telemedis. Dengan begitu, kekurangannya bisa ditekan, namun kelebihannya bisa ditonjolkan.

    Saran fokus untuk telemedicine itu adalah:

    • sarana mempermudah kontrol perawatan
    • tempat pasien bertanya demi memahami hasil uji laboratorium
    • akses komunikasi dengan tenaga kesehatan dari tempat yang sulit dijangkau
    • sarana informasi prosedur medis sederhana yang bisa dilakukan di rumah
    • saran spesialisasi kedokteran untuk masalah yang sedang dialami (misalnya saat pusing berkepanjangan, layanan telemedis menyarankan untuk pergi ke dokter spesialis saraf)
    • memangkas antrean pasien dan membuat layanan kesehatan lebih efisien

    Telemedicine di Indonesia

    telemedicine di indonesia

    © Freepik.com

    Di Indonesia sendiri, telemedis sudah punya regulasi, lho. Semuanya tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019.

    Layanan telemedis itu juga tak terbatas pada konsultasi saja. Ada juga pelayanan teleradiologi, tele-EKG, tele-USG, dan lain-lain. Hal ini tertulis dalam Pasal 3.

    Selain itu, ada pula regulasi soal administrasi perusahaan atau startup telemedis. Melansir Hukum Online, perusahaan telemedis bukan sebuah penyelenggara pelayanan kesehatan.

    Mereka hanyalah perusahaan atau platform komunikasi. Oleh karena itu, namanya wajib tercatat di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

    Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan satu pihak. Sementara itu, platform telemedis merupakan pihak lain yang berbeda.

    Di samping tersedianya regulasi, berbagai perusahaan rintisan kesehatan juga sudah menjamur di Indonesia. Bahkan, salah satunya merupakan bagian dari daftar startup yang inovatif menurut CB Insights.

    Melansir Kontan, nama perusahaan rintisan telemedicine itu adalah Halodoc. 

    Halodoc menawarkan layanan telekonsultasi, pengantaran obat, hingga pembuatan janji untuk layanan kesehatan offline.

    Layanan telemedicine ini sangat menjamur di tengan pandemi Covid-19. Akan tetapi, menurut survei McKinsey, sekitar 66% orang tetap berencana menggunakan layanan kesehatan jarak jauh meski pandemi telah usai. 

    Berikut ini adalah beberapa perusahaan telemedicine di Indonesia yang paling banyak digunakan selama tahun 2022 menurut Katadata:

    • Halodoc
    • Alodokter
    • Klikdokter
    • Good Doctor
    • Link Sehat
    • Lekas Sehat
    • YesDok
    • Riliv
    • Digidoc

    Selain beberapa startup kesehatan, beberapa rumah sakit kini juga mulai menyediakan layanan telemedicine, khususnya telekonsultasi.

    Beberapa rumah sakit yang sudah menyediakan layanan telekonsultasi, antara lain:

    • Siloam Hospital
    • Eka Hospital
    • Rumah Sakit Pondok Indah
    • Rumah Sakit Universitas Indonesia

    Bahkan, Kementerian Kesehatan RI sendiri punya layanan telemedis. Fasilitas itu dinamakan Telemedicine Indonesia alias Temenin.

    Peluang Karier di Dunia Telemedicine

    Kamu telah mengetahui pengertian telemedis dan perkembangannya di Indonesia. Lantas, bagaimana peluang kariermu di sana?

    Ingat, telemedicine adalah penggabungan teknologi dan dunia medis. Oleh karena itu, pekerjaan yang ada di industri ini beragam.

    Pilihan pekerjaan itu di antaranya:

    1. Pekerjaan di bidang IT

    Ingat, telemedis diakses secara online. Hal ini membutuhkan website atau aplikasi. 

    Siapa yang memprogram semua itu? Orang-orang di bidang IT adalah jawabannya. Posisi-posisi yang terkait misalnya adalah software engineer atau software developer.

    Apalagi, melansir AiThority, kecerdasan buatan mulai dimanfaatkan untuk telemedis. Lewat fakta ini, tenaga IT tentu makin dibutuhkan oleh mereka.

    Baca Juga: Apa Saja Pekerjaan IT? Berikut Daftar Populernya

    2. Pekerjaan di bidang produk

    Peluang kerja selanjutnya masih terkait dengan aplikasi dan website. Siapa yang memasarkan, mendesain, menganalisis, dan memimpin pembuatan mereka semua?

    Pekerja produk adalah jawabannya. Melansir Aha!, pilihan pekerjaannya adalah product marketing, product analyst, product designer, dan product manager.

    Tentu saja, keempatnya punya tanggung jawab masing-masing. Semuanya sesuai dengan nama dari pekerjaan mereka.

    Baca Juga: Tengah Banyak Dicari, Ini 10 Pilihan Pekerjaan dalam Manajemen Produk

    3. Pekerjaan di bidang konten dan media komunikasi

    Ingat, salah satu layanan telemedicine adalah informasi medis. Berbagai fakta kesehatan bisa mereka sebarkan.

    Bidang untuk kegiatan ini bernama komunikasi dan promosi kesehatan. Mereka terdiri dari penulis, pembuat video, desainer, dan lain-lain.

    Akan tetapi, konten mereka fokus pada kesehatan. Dengan alasan ini, pesan-pesan yang mereka sampaikan harus sesuai fakta sains.

    Selain itu, melansir American Medical Writers Association, penulis kesehatan tak hanya wajib memahami tata bahasa. Mereka juga harus mengetahui berbagai istilah dalam dunia medis.

    4. Pekerjaan di bidang pelayanan medis

    Tentu saja, dalam konsultasi kesehatan, harus ada tenaga kesehatan dan medis yang andal.

    Di antaranya adalah dokter, dokter gigi, psikolog, ahli gizi, apoteker, bidan, perawat, dan masih banyak lagi.

    5. UI/UX

    Salah satu peluang kerja di perusahaan telemedicine adalah bidang UI/UX. Wajar saja, sebab sering kali, perusahaan telemedicine memiliki aplikasi atau website yang dikembangkan.

    Orang-orang yang bergelut di bidang UI/UX akan memikirkan bagaimana agar website ataupun aplikasinya intuitif saat digunakan. Jadi, user tidak akan kebingungan.

    Beberapa perusahaan mungkin menggabungkan UI/UX di departemen produk.

    Kalau kamu punya kemampuan di bidang ini, tak ada salahnya mencoba melamar di beberapa lowongan kerja UI/UX yang tersedia di Glints.

    6. Sales dan marketing

    Meski fokus utamanya di bidang kesehatan, perusahaan tentu juga membutuhkan tenaga penjual dan pemasar.

    Biasanya, perusahaan telemedicine juga menawarkan layanan beriklan. Bisa lewat artikel yang diproduksi, unggahan media sosial, atau juga kerja sama dengan beberapa dokter spesialis ataupun menjual layanan rumah sakit dengan harga promo.

    Untuk dapat menawarkan berbagai produk tersebut, perusahaan juga butuh tenaga sales atau mungkin lebih akrab dengan account executive.

    Selain itu, tenaga marketing juga dibutuhkan untuk memasarkan produk-produk tadi.

    Bukan cuma marketing konvensional, digital marketer juga dibutuhkan untuk memastikan performa perusahaan mereka di dunia digital dapat dikenali dengan baik.

    7. Bidang hukum

    Salah satu peluang karier selanjutnya di dunia telemedicine adalah di bidang hukum. Mengingat telemedicine terhitung baru, tentu banyak peraturan yang harus dipahami.

    Belum lagi, dasar hukum soal telemedicine juga harus diimbangi dengan etika atau hukum kedokteran saat para tenaga medis di dalamnya memberikan pelayanan.

    Kemudian, perusahaan telemedicine ini biasanya menjalin banyak kerja sama dengan rekanan mereka, entah itu dokter, rumah sakit, klinik, laboratorium, atau berbagai fasilitas kesehatan lainnya.

    Di sinilah peran seseorang yang bergelut di bidang hukum untuk mengkaji surat-surat perjanjian kerja sama yang dibuat.

    8. Public relation

    Terakhir, ada bidang public relation yang bisa kamu pilih jika ingin berkarier di perusahaan telemedicine

    Mengingat perusahaan telemedicine akan berhubungan dengan pasien, dokter, dan fasilitas kesehatan, mereka juga mungkin membutuhkan seorang PR sebagai representasi perusahaan.

    Bukan hanya dengan stakeholders langsung, perusahaan telemedicine juga mungkin membutuhkan government relation untuk menjembatani bahkan melakukan kerja sama dengan pemerintah, khususnya di bidang kesehatan.

    Kalau kamu tertarik, kamu bisa menemukan berbagai lowongan kerja public relation di Glints.

    Baca Juga: Temukan 7 Prospek Kerja Kesehatan Masyarakat di Sini!

    Selesai sudah penjelasan dari Glints. Rasa penasaranmu juga sudah terjawab, bukan?

    Setelah membaca artikel ini, tentu saja, telemedicine adalah bidang yang sudah kamu pahami sepenuhnya. Jangan lupakan tiap-tiap poinnya, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait