Slow Living: Definisi, Contoh, Kesalahpahaman, dan Manfaatnya
Isi Artikel
Slow living adalah istilah yang belakangan ini tengah naik daun di media sosial.
Katanya, ini merupakan cara hidup yang sangat menenangkan dan direkomendasikan untuk semua kalangan, terutama para pekerja yang selalu sibuk setiap waktu.
Namun, tidak sedikit juga yang kurang mendukung gaya hidup yang satu ini karena justru dinilai membuat kita tak berambisi.
Supaya kamu tidak salah mengartikannya, Glints sudah merangkum definisi, contoh implementasi, hingga miskonsepsi yang sangat penting untuk diluruskan.
Yuk, disimak sampai tuntas!
Definisi Slow Living
Menurut Slow Living LDN, slow living adalah sebuah mindset di mana kamu menjalani gaya hidup yang lebih santai, sederhana, tapi bermakna.
Alih-alih berusaha mencapai sesuatu dengan cepat, kamu akan lebih didorong untuk fokus pada masa sekarang, diri sendiri, dan kualitas hubungan yang terjalin dengan orang sekitar.
Jadi, ini bukan hanya tentang kecepatanmu menyelesaikan suatu pekerjaan, melainkan keseluruhan upaya untuk mengejar tujuan hidup yang tepat tanpa tergesa-gesa.
Sering kali kita berlomba-lomba menyelesaikan sebanyak-banyaknya to do list dalam sehari hanya untuk dianggap produktif.
Tak jarang juga kita berlomba-lomba mencapai sesuatu berdasarkan standar masyarakat atau setelah membandingkan diri dengan orang lain.
Padahal, menyibukkan diri belum tentu produktif, dan mengejar impian berdasarkan standar orang lain belum tentu membawa kebahagiaan.
Contoh Penerapan Slow Living
Agar lebih jelas lagi, berikut adalah beberapa contoh penerapan gaya hidup yang santai dalam kehidupan sehari-hari.
1. Praktik mindfulness
Mindfulness adalah kondisi di mana kamu memiliki kesadaran penuh atas apa yang sedang terjadi di sekitar, apa yang kamu inginkan, dan apa yang sedang kamu rasakan.
Kamu bisa melatih mindfulness dengan cara meditasi atau sekadar mengatur napas di waktu-waktu tertentu secara rutin setiap hari.
2. Sisakan waktu untuk diri sendiri
Kebalikan dari slow living adalah fast living. Dilansir dari Low Impact Love, salah satu contoh fast living adalah menghabiskan waktu setiap hari hanya untuk bekerja.
Padahal, rutinitas tersebut tidak pula memberimu kesenangan atau kepuasan tersendiri.
Nah, me time sangatlah dibutuhkan agar kamu bisa beristirahat dan menemukan hal yang benar-benar membuat bahagia.
3. Hidup dalam kesederhanaan
Contoh lainnya dari slow living adalah hidup dalam kesederhanaan.
Tak perlu mengejar atau memiliki sesuatu yang berlebihan yang sebenarnya tak kamu inginkan.
Penerapan paling sederhana dapat dimulai dari rumah dan pakaian yang mengusung konsep minimalis.
Namun, perlu dipahami bahwa slow living tidak berkaitan dengan seberapa mahal atau murah biaya hidupmu.
Akan tetapi, ini tentang bagaimana kamu memutuskan membeli sesuatu dengan kesadaran penuh (mindful).
4. Pererat hubungan dengan orang terdekat
Salah satu poin utama dari slow living ialah mengatur alokasi waktu sebaik mungkin.
Untuk bisa melakukannya, kamu harus bisa menentukan nilai atau value apa yang paling berharga bagimu.
Apakah bekerja sampai tak kenal waktu bisa memberimu value yang dicari selama ini?
Menghabiskan waktu bersama orang tersayang adalah value terpenting bagi banyak orang, namun seringkali dilupakan.
Salah Paham tentang Slow Living
Meski konsepnya yang cukup sederhana, ternyata pilihan gaya hidup yang satu ini juga rentan akan kesalahpahaman.
Berikut merupakan beberapa miskonsepsi yang kurang tepat supaya kamu tidak salah kaprah.
1. Boleh bermalas-malasan
Kata ‘slow’ tidak bermakna bahwa kita boleh bermalas-malasan.
Jangan sampai mindset ini kamu jadikan pembenaran untuk terus melakukan kebiasaan buruk, ya.
Justru, slow living mendorongmu untuk mengalokasikan waktu secara efektif dan fokus dengan apa yang sedang dikerjakan saat ini.
Dengan cara inilah pekerjaanmu bisa lebih cepat selesai, sehingga sisa waktunya dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain yang menyenangkan.
2. Boleh menunda-nunda pekerjaan
Gaya hidup yang satu ini juga bukan berarti bahwa kita boleh bergerak sangat lambat.
Memang betul bahwa slow living adalah cara hidup di mana kita berhenti tergesa-gesa, tapi dalam konteks pekerjaan, tentu ada tugas tertentu yang harus dituntaskan sesegera mungkin.
Jika tidak, project tak akan berjalan lancar sesuai deadline dan kinerjamu akan dipertaruhkan.
Slow living mengajarimu untuk tahu cara mengatur prioritas dan menentukan mana yang paling penting untuk diselesaikan lebih dulu.
3. Hanya cocok untuk yang tinggal di desa
Gaya hidup yang serba tergesa-gesa memang sangat identik dengan kehidupan di kota-kota besar dengan lingkungan yang fast-paced atau berubah sangat cepat.
Mungkin inilah yang membuat konsep slow living terasa sangat bertentangan.
Padahal, semua orang bisa memperoleh manfaatnya, baik yang tinggal di desa maupun kota.
Hampir semua orang butuh belajar menjalani hidup dengan perlahan dan memikirkan kembali apakah progres yang selama ini dicapai sesuai dengan apa yang benar-benar diinginkan atau tidak.
Manfaat Slow Living
Untuk memperjelas mengapa gaya hidup ini layak untuk kamu pertimbangkan, berikut manfaat-manfaat utama yang bisa kamu rasakan jika mengadopsi gaya hidup yang satu ini:
- Lebih mudah mengatasi stres.
- Memiliki kualitas hubungan yang lebih baik dengan orang terdekat.
- Lebih mengenali diri sendiri.
- Punya kemampuan yang baik dalam mengatur prioritas.
- Dapat menjaga kesehatan jiwa yang pada akhirnya berdampak positif pada kesehatan fisik.
Intinya, slow living adalah pendekatan yang berbeda dalam hidup, di mana kita justru didukung untuk lebih bersantai demi mengejar tujuan yang tepat daripada berambisi untuk hal yang salah.
Pada akhirnya, keputusan ada di tanganmu. Tentunya tidak ada 1 cara hidup yang cocok untuk semua orang. Jadi, pastikan untuk memilih jalan yang sesuai dengan kebutuhanmu, ya.
Selain slow living, kini sering terdengar juga istilah frugal living.
Apakah benar bahwa frugal living mendorong kita untuk hidup sangat irit supaya bisa punya tabungan melimpah?
Glints sudah membahas serba-serbi frugal living secara tuntas di artikel lain, lagi-lagi agar kamu tidak salah mengartikannya.
Tertarik untuk pelajari lebih lanjut? Klik link ini untuk baca artikel selengkapnya!