Proximity Bias di Tempat Kerja: Arti, Efek, dan Cara Mengatasinya

Diperbarui 16 Sep 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Adaptasi terhadap cara kerja baru seperti hybrid working menimbulkan banyak fenomena, salah satunya adalah proximity bias.

    Proximity bias adalah salah satu jenis dari cognitive bias.

    Sama halnya dengan jenis cognitive bias yang lain, proximity bias juga sulit dikenali dampak negatifnya jika kamu tidak memahami konsep utamanya. 

    Lalu, apa itu proximity bias? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

    Baca Juga: Confirmation Bias: Definisi, Tipe, Dampak, dan Cara Mengurangi

    Arti Proximity Bias

    Dikutip dari Better Up, proximity bias adalah kecenderungan seseorang untuk lebih memilih sesuatu yang secara fisik terlihat dan ada di dekatnya. 

    Secara umum proximity bias terjadi karena kamu memilih orang-orang, lokasi, atau situasi yang sudah kamu kenal karena merasa lebih aman.

    Hal ini pun akhirnya terjadi di tempat kerja, contohnya:

    • memilih teman, rekan kerja, dan anggota tim berdasarkan lokasi serta kedekatan
    • mentoleransi kesalahan anggota tim yang ada di kantor saja
    • mendukung anggota tim yang berada di kantor terlepas dari kinerjanya  

    Jika anggota tim dan manajer tidak menyadari adanya bias kedekatan ini, maka bukan tidak mungkin ada efek negatif yang timbul. 

    Bahkan Better Up menambahkan, proximity bias yang parah bisa merugikan tim maupun perusahaan, terutama yang menjalankan hybrid work.

    Efek Proximity Bias di Tempat Kerja

    Sebuah penelitian yang dilakukan Slack dikutip oleh Recruitee menjelaskan bahwa 41% petinggi perusahaan mengkhawatirkan adanya perbedaan dalam perkembangan karyawan yang bekerja remote dan di kantor. 

    Jika dibiarkan, adanya proximity bias di tempat kerja dapat memberikan dampak negatif terhadap pekerja karena perlakuan yang tidak adil dan setara. 

    Padahal, hybrid work merupakan bentuk yang baik untuk membuat lingkungan kantor lebih produktif, baik itu datang dari tim yang hadir maupun bekerja dari rumah.

    Berikut adalah beberapa efek proximity bias yang mungkin terjadi:

    • Fundamental attribution error: proximity bias di tempat kerja adalah bentuk dari permasalahan fundamental attribution error, di mana pekerja atau anggota timmu yang tidak ada di kantor dianggap absen atau tidak berkontribusi pada tim.
    • Berkurangnya inklusivitas: Forbes menyebut bahwa proximity bias adalah penyebab berkurangnya inklusivitas dalam sebuah perusahaan.
    • Accidental favoritism: dilansir dari BBC, proximity bias bisa menimbulkan accidental favoritism, di mana rekan kerja atau atasanmu lebih memprioritaskan individu yang ada di kantor sebagai bagian dari tim. 

    Jika kamu bekerja dari rumah dan mulai merasakan adanya perbedaan perlakuan dengan tim yang bekerja dari kantor, cobalah untuk komunikasikan dengan manajer. 

    Mengenali gejala adanya proximity bias sedini akan membantu kamu untuk mengatasi banyak dampak negatif yang tidak diinginkan ke depannya. 

    Baca Juga: Affinity Bias: Definisi, Contoh, dan Cara Mengatasinya

    Cara Mengatasi Proximity Bias 

    Walaupun proximity bias memang suatu yang secara natural terjadi, perusahaan dan organisasi bisa melakukan mitigasi untuk mengatasi proximity bias di tempat kerja.

    Berikut adalah beberapa cara mengatasi proximity bias di tempat kerja:

    1. Optimalkan komunikasi

    Salah satu hal penting untuk mencegah adanya proximity bias di tempat kerja adalah dengan mengoptimalkan komunikasi antar tim, baik yang bekerja di kantor maupun remote

    Hal ini bisa melalui kesepakatan bersama, beberapa waktu tim remote dan tim kantor akan bergantian. Selain itu, atur juga meeting secara offline

    Jika kamu bekerja secara remote, jangan lupa untuk memaksimalkan komunikasi melalui platform chat maupun email agar tidak tertinggal. 

    2. Usulkan sistem performance review yang inklusif

    Metrik kesuksesan yang jelas melalui performance review inklusif adalah upaya untuk menghindari proximity bias selanjutnya.

    Terkadang, jika tidak ada metrik jelas terkait performance review, rekan kerja dan manajer cenderung tidak menyadari atau mengabaikan presensi tim yang tidak ada di kantor. 

    Forbes menyarankan untuk menggunakan quantifiable system yang memastikan adanya review dalam setiap area untuk semua karyawan dan bukan hanya laporan atasan dan review dari rekan kerja. 

    3. One-on-one meeting

    Baik secara tatap muka maupun online, one-on-one meeting diperlukan untuk menghindari proximity bias.

    Jika manajer telah menjadwalkan  one-on-one meeting, pastikan kamu memanfaatkannya dengan baik.

    Mulai dari membicarakan proyek yang sedang berjalan, ide baru, kondisimu, hingga kesempatan untuk career development

    4. Bangun koneksi lewat event atau aktivitas tim

    Jika tim kamu bekerja dari daerah yang berbeda-beda atau bahkan beda negara, penting untuk membuat event atau aktivitas bersama.

    Kolaborasi seperti ini akan membuat hubungan baik di lingkungan kerja terjaga.

    Jika memungkinkan, adanya pertemuan reguler secara langsung dengan tim yang berbeda daerah akan lebih baik lagi. 

    Gunakan setiap event atau kegiatan untuk fokus berinteraksi dan membentuk koneksi dengan semua rekan di tim. 

    Baca Juga: Ostrich Effect: Bias yang Bikin Kamu Mengabaikan Kritik

    Itu dia serba-serbi proximity bias di tempat kerja. 

    Apakah perusahaan kamu sudah menerapkan mitigasi proximity bias di atas? 

    Jika sudah, maka akan lebih mudah untuk membentuk lingkungan yang positif dan inklusif.

    Walaupun sulit dikenali, jangan sampai kamu dan tim merasakan dampak negatifnya, ya.

    Kamu pun bisa melakukan hybrid work dan tetap menunjukkan tanggung jawab atau akuntabilitas, kok!

    Bagaimana caranya? Yuk, simak tips menunjukkan akuntabilitas saat kamu bekerja dari rumah atau remote dari Glints.

    Klik di bawah untuk baca selengkapnya, ya!

    CEK ARTIKELNYA

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait