Confirmation Bias: Definisi, Tipe, Dampak, dan Cara Mengurangi

Diperbarui 16 Sep 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Saat rapat di kantor, mungkin kamu akan lebih senang jika ada rekan kerja yang mendukung atau memvalidasi opinimu. Nah, perasaan tersebut, dalam psikologi adalah bentuk confirmation bias.

    Sebagai seorang manusia, pastinya secara alami kamu akan lebih menyukai informasi yang mendukung kepercayaanmu selama ini.

    Confirmation bias atau bias konfirmasi ini sendiri termasuk salah satu jenis cognitive bias. Adanya bias ini bisa menyebabkan ketimpangan dalam penyerapan informasi.

    Investopedia mengatakan, walaupun memiliki manfaat untuk membantu kamu menyerap informasi lebih cepat, kesalahan dalam penerapannya bisa mengakibatkan dampak negatif, lho.

    Lalu, apa itu confirmation bias dan bagaimana cara kerjanya? Simak rangkuman Glints selengkapnya di bawah ini, ya!

    Definisi Confirmation Bias

    Menurut American Psychological Association, confirmation bias adalah kecenderungan untuk mengumpulkan bukti/informasi yang menegaskan kepercayaan sebelumnya. 

    Biasanya confirmation bias ini dilakukan dengan mengejar informasi pendukung kepercayaan yang sudah ada, lalu menolak untuk mencari informasi yang bertentangan.

    Dikutip Very Well Mind, confirmation bias ini memengaruhi cara seseorang mengumpulkan informasi sekaligus menafsirkan dan mengingat informasi tersebut.

    Misalnya, saat kamu setuju pada isu A, maka kamu bukan hanya mencari informasi untuk mendukungnya, tapi juga menafsirkannya dengan cara yang menjunjung tinggi kepercayaan tersebut.

    Ada beberapa tanda umum yang mungkin terjadi saat kamu melakukan confirmation bias, yaitu:

    • mengabaikan informasi yang tidak mendukung kepercayaanmu
    • mencari bukti yang memvalidasi apa yang sudah kamu anggap benar, daripada mempertimbangkan bukti lain
    • mengandalkan stereotipe atau bias pribadi saat menilai suatu informasi
    • secara selektif mengingat informasi yang mendukung pandangan dan kepercayaan kamu saja
    • memiliki reaksi emosional terhadap informasi atau bukti yang mendukung kepercayaanmu, namun tidak terpengaruh dengan informasi sebaliknya

    Baca Juga: Berkenalan dengan Halo Effect dan 5 Cara Memanfaatkannya dalam Pekerjaan

    Tipe Confirmation Bias

    Menurut Web MD, berikut adalah beberapa tipe dari confirmation bias:

    1. Bias dalam pencarian/biased search

    Jenis confirmation bias ini adalah saat kamu melakukan riset hanya untuk mencari informasi yang mendukung teori atau hipotesis kamu sebelumnya. 

    Saat ini, mesin pencarian seperti Google mendukung kecenderungan bias ini karena menampilkan informasi dari apa yang kamu cari sebelumnya. 

    Misalnya, kamu mencari informasi dengan kata kunci “Kelebihan tim kecil daripada tim besar dalam perusahaan”.

    Hasil pencarian akan menunjukkan kelebihan-kelebihan punya tim kecil dalam perusahaan.

    Sedangkan jika kamu melakukan riset dengan pertanyaan sebaliknya seperti “Kelebihan tim besar dalam perusahaan”, hasil pencarian hanya menunjukkan kelebihan tim besar dalam perusahaan.

    2. Bias dalam penafsiran/biased interpretation

    Jenis bias ini menunjukkan bahwa kamu cenderung menginterpretasikan data dan informasi dengan cara yang mendukung hipotesis sebelumnya, terlepas dari apa yang sebenarnya ditunjukkan data tersebut.

    Seseorang cenderung berpegang teguh terhadap apa yang mereka percaya dan yakini, bahkan saat disajikan data dan informasi baru.

    Itulah yang menyebabkan mereka juga menafsirkan informasi dengan cara yang cenderung mendukung kepercayaan mereka.

    Baca Juga: Ostrich Effect: Bias yang Bikin Kamu Mengabaikan Kritik

    3. Bias ingatan/biased memories

    Bias ini mengacu kepada ingatan yang seseorang simpan atau miliki akan otomatis mendukung sebuah ide.

    Otak akan lebih sering menyimpan dan merekam informasi yang sesuai dengan pandanganmu daripada informasi sebaliknya.

    Jenis confirmation bias ini adalah yang mempertahankan adanya stereotipe.

    Misalnya, kamu merasa bahwa strategi marketing A tidak akan memberikan hasil terbaik untuk kampanyemu, maka kamu akan menolak atau tidak membahas strategi A sama sekali.

    Padahala, bisa saja strategi marketing A akan lebih efektif dalam kampanye kali ini, karena ada indikator lain yang tidak kamu pertimbangkan.

    Dampak Confirmation Bias

    Confirmation bias terjadi karena reaksi alami dari dalam diri masing-masing pribadi.

    Dampak dari bias ini pun tentunya ada yang negatif juga positifnya.

    Beberapa dampak positif yang bisa kamu dapatkan seperti:

    • membangun kepercayaan diri terhadap nilai yang kamu percaya 
    • memberikan rasa aman dan kepastian 
    • membangun self-esteem
    • mempercepat kamu memproses informasi

    Namun, dampak negatif dari confirmation bias juga tidak dapat dihindari. Beberapa contohnya, yaitu:

    • tidak bisa melihat informasi secara objektif
    • membuat kamu memilih keputusan yang salah 
    • salah menafsirkan informasi
    • tidak bisa memahami informasi dengan lebih luas

    Cara Mengurangi Confirmation Bias

    Meski tak bisa sepenuhnya dihindari, kamu tetap bisa meminimalisasi confirmation bias dalam diri.

    Melansir dari Insider, berikut adalah beberapa caranya:

    1. Cari informasi yang akurat dan menyeluruh

    Untuk menghindari confirmation bias, sebelum mengambil keputusan, kamu harus melakukan riset lebih dalam dari sumber akurat dan menyeluruh.

    Contohnya, saat kamu menerima banyak dan beragam informasi saat membuat media sosial.

    Jangan langsung merasa bahwa informasi tersebut 100% benar. Lebih baik, lakukan riset dan konfirmasi kebenaran melalui informasi-informasi lainnya.

    2. Ajukan pertanyaan yang netral

    Bagaimana kamu mengajukan pertanyaan akan berdampak pada jawaban yang diberikan.

    Misalnya, saat di kantor kamu mengajukan pertanyaan, “Apakah strategi A benar-benar bisa menyukseskan campaign kita?”.

    Pertanyaan di atas memberi kesan kritik dan menyerang. Nah, cara membuatnya netral adalah dengan bertanya:

    “Apa boleh tahu, pertimbangan-pertimbangan serta benefit dari strategi A, sehingga kita menggunakannya untuk campaign kita?”

    Dengan pertanyaan yang lebih luas dan tanpa bias, kamu bisa mendapatkan respons yang lebih baik dan jelas.

    3. Melibatkan pihak ketiga 

    Seperti yang Glints sebutkan, karena bias ini adalah hal alami, maka dengan melibatkan pihak ketiga kamu bisa lebih seimbang dalam membuat keputusan.

    Misalnya, kamu merasa bahwa manajer saat ini sering bertindak tidak adil pada timmu. Sementara, rekan kerja lain menentang perasaan tersebut.

    Maka, kamu bisa bertanya pada orang dari luar timmu agar ia bisa memberi opini tanpa bias pada kalian.

    Baca Juga: 5 Perbedaan Utama Kritik dan Masukan, Jangan Sampai Salah, ya!

    Itu dia serba-serbi tentang confirmation bias yang perlu kamu ketahui.

    Mengidentifikasi kapan kamu melibatkan confirmation bias dalam menyerap informasi akan membantu kamu meminimalisasi dampaknya.

    Jangan sampai karena tidak menyadari adanya confirmation bias, kamu jadi merasa paling benar dan tidak bisa menerima saran orang lain, ya.

    Nah, agar proses mengambil keputusanmu jadi jauh lebih baik dan memberikan hasil positif, Glints punya ragam cara meningkatkan skill problem solving-mu.

    Tertarik?Yuk, ketahui selengkapnya dengan membaca artikel Glints di bawah ini!

    CEK ARTIKELNYA

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait