9 Prinsip UX Research, Penting untuk Diingat UX Researcher

Diperbarui 10 Jul 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Setiap profesi pasti memiliki prinsip-prinsip utama yang penting untuk diperhatikan. Tidak terkecuali prinsip UX research yang akan sangat membantu UX researcher dalam menjalani tugasnya dengan baik.

    Prinsip di bawah ini tentu saja bukan merupakan pedoman lengkap bagi para UX researcher.

    Namun, poin-poin utama di dalamnya cukup membantu untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan terutama oleh para pemula.

    Langsung saja simak pembahasan lengkapnya yang telah Glints rangkum berikut ini!

    1. Gunakan lebih dari 1 tools

    Prinsip UX research yang pertama adalah kombinasi penggunaan tools.

    Dilansir dari Interaction Design Foundation, umumnya researcher akan menggunakan lebih dari satu tools dan metode untuk menyelesaikan risetnya.

    Cara yang satu ini dinilai dapat memudahkan mereka untuk mendalami suatu isu dan menemukan solusi yang lebih tepat.

    Seiring dengan perkembangan teknologi, pasti akan ada semakin banyak tools dan juga metode baru. Sebagai UX researcher memang sudah seharusnya kamu update terhadap inovasi tersebut.

    Namun, tetap prioritaskan apa yang sebenarnya ingin kamu temukan. Apabila metode baru tersebut memang tidak bisa memenuhi kebutuhanmu, tak apa untuk bertahan pada metode lama.

    2. Testing dengan 1 user tak selamanya buruk

    Saat menjalankan testing, biasanya tim UX research memang melibatkan banyak user agar penemuannya lebih akurat.

    Namun, beberapa error atau kesalahan sifatnya universal dan hanya memerlukan 1 orang saja untuk mengidentifikasinya.

    Misalnya, kamu sedang mencoba testing suatu aplikasi dengan salah satu user.

    Saat sedang menyelesaikan tahap akhir, user mengalami suatu error. Berapa banyak lagi user sample yang kamu butuhkan untuk membuktikan error tersebut?

    Namun, jika kamu ragu apakah sebenarnya ada error lain yang belum teridentifikasi, tak ada salahnya untuk menambah sample.

    Baca Juga: Kenali 4 Perbedaan Peran UX Designer, UX Researcher, dan UX Writer Ini

    3. Partisipan harus sesuai dengan user persona

    Saat mencari sampel untuk proses testing, sangat penting untuk menemukan orang-orang yang sesuai dengan user persona.

    Tidak semua orang akan menggunakan produkmu. Jadi, alangkah lebih baiknya jika kamu mencari feedback dari sekelompok orang yang sangat mungkin menggunakan produk tersebut.

    Feedback tersebutlah yang nantinya akan sesuai dengan preferensi target user.

    4. Kebutuhan user adalah prioritas

    Prinsip UX research yang selanjutnya adalah harus menjunjung tinggi kepentingan user.

    Sebuah desain atau ide mungkin terasa brilian bagimu dan tim, namun kalian bukanlah user.

    Istilah user experience sendiri menunjukkan bahwa profesi ini memang berpusat pada pengalaman user dan upaya untuk terus memperbaikinya.

    Tugasmu adalah membuat asumsi mengenai apa kebutuhan user, lalu proses testing yang akan membuktikan apa yang benar-benar mereka butuhkan.

    5. Buat hierarki yang jelas

    Salah satu hal yang mempermudah user dalam menggunakan dan menavigasi produk adalah hierarki.

    Pernahkah kamu mengunjungi suatu website lalu bingung harus membaca informasi atau mengklik tombol yang mana terlebih dahulu?

    Besar kemungkinan hal tersebut disebabkan karena hierarki yang kurang jelas.

    Sebagai UX researcher, kamu perlu memastikan bahwa desain sebuah produk perlu memiliki hierarki warna dan informasi yang jelas sebagaimana dilansir dari Springboard.

    Hierarki ini dapat digambarkan melalui sitemap, sehingga ada visualisasi mengenai kategori hingga sub kategori sebuah website.

    6. Jangan lupakan aksesibilitas

    Salah satu komponen yang semakin diperhatikan oleh para praktisi UX researcher adalah aksesibilitas.

    Apa yang dimaksud dengan aksesibilitas?

    Sederhananya, seorang desainer memiliki tanggung jawab untuk membuat rancangan yang dapat diakses oleh sebanyak-banyaknya kalangan.

    Artinya, desainmu harus dapat dirasakan juga manfaatnya oleh kelompok minoritas seperti penyandang disabilitas.

    Jadi, jangan lupa untuk libatkan mereka dalam proses usability testing dan pengembangan produk hingga selesai.

    Baca Juga: Sering Tertukar, Ketahui Perbedaan UAT dan Usability Testing pada Produk

    7. Observasi perkataan dan aksi partisipan

    Prinsip UX research yang selanjutnya adalah memperhatikan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh partisipan atau user dan tidak mementingkan salah satunya.

    UX researcher mungkin memiliki pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Sebagian merasa bahwa feedback lisan lebih penting dari pada apa yang user lakukan pada produk ketika testing.

    Namun, keduanya justru penting terutama ketika perkataan mereka tidak sesuai dengan aksinya.

    Artinya ada gap atau kesenjangan yang perlu kamu isi. Bisa jadi user menginginkan komponen yang berbeda atau justru sebenarnya mereka tidak mengerti apa yang diinginkan dari produk.

    Hal inilah yang membantumu untuk menemukan kekurangan pada produk dan memperbaikinya.

    8. Lindungi data pribadi

    Keamanan data pribadi adalah hal yang tidak bisa disepelekan.

    Saat proses riset, hindari meminta informasi pribadi user yang tidak diperlukan dan buang data-data lama dengan cara yang tidak sembarangan.

    Menurut NN Group, data breach atau kebocoran data tentunya merupakan experience yang buruk bagi user. 

    Namun, permasalahan ini bukan hanya bagian dari proses UX research tetapi juga melibatkan stakeholder dan departemen lain. Jadi, jangan lupa untuk mengadvokasikan perlindungan data konsumen pada perusahaan.

    9. Ikuti ethical guidelines

    Prinsip UX research yang terakhir adalah harus selalu mengikuti pedoman etika.

    Ethical guidelines yang dirilis oleh User Experience Professionals Association (UXPA) bisa dijadikan sebagai pedoman.

    Pedoman ini perlu diperhatikan untuk mewujudkan praktik UX research yang bertanggung jawab, tidak hanya kepada user tetapi juga publik, klien, karyawan, dan perusahaan.

    Beberapa contoh pedoman etika dalam UX research adalah menghindari konflik kepentingan, serta menghormati privasi, kerahasiaan, dan anonimitas.

    Baca Juga: Guerilla Testing: Bongkar Arti dan Fungsinya untuk Keperluan UX Research

    Demikian beberapa prinsip UX research yang harus selalu diingat. Semoga pembahasan kali ini dapat membantu para UX researcher pemula untuk menjalankan tugasnya dengan lebih baik.

    Mau tahu pembahasan lain yang lebih menarik terkait bidang UX? Ayo baca lebih banyak artikel di Glints Blog!

    Kamu dapat menemukan berbagai topik tentang user experience, mulai dari UX writing, berbagai metode testing, hingga tren terkini mengenai user atau customer experience.

    Dengan mempelajarinya, kamu bisa memperoleh banyak ide dan wawasan baru agar bisa lebih mendalami bidang profesi ini.

    Penasaran? Ayo temukan kumpulan artikel terbarunya di sini sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait