PRD dan MRD dalam Desain Produk: Apa Sih, Perbedaannya?

Diperbarui 11 Des 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Ketika sedang berada dalam proses desain produk, penting bagimu untuk mengetahui perbedaan antara product requirement document (PRD) dan marketing requirement document (MRD). 

    PRD dan MRD bisa dikatakan sebagai titik awal mula dari rangkaian proses yang ada. Tanpa dokumen tersebut, pendesainan produk akan tidak terarah dan tak memiliki dasar yang jelas.

    Meskipun sering digunakan untuk menggantikan satu sama lain, kedua dokumen ini pada dasarnya memiliki tujuan yang berbeda. 

    Simak artikel ini sampai tuntas untuk mengetahui perbedaannya!

    Definisi PRD dan MRD

    perbedaan prd dan mrd

    © Freepik.com

    Sebelum masuk ke perbedaan PRD dan MRD, Glints ingin menjelaskan terlebih dahulu mengenai definisi dua dokumen ini.

    Product requirement document (PRD) adalah dokumen yang berisikan apa saja kebutuhan dalam desain produk

    Mulai dari fungsionalitas, hasil yang ingin dicapai, dan persyaratan teknis yang wajib dipenuhi. 

    Tanpa ini, produk belum bisa masuk ke tahap uji coba dan akan menghambat perilisan ke user.

    Nah, dilansir dari Aha.io, marketing requirement document (MRD) adalah dokumen yang berisikan apa kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam sebuah produk atau layanan. 

    Baca Juga: Kenali Usability Testing, Tahap Desain Produk yang Tak Boleh Dilewatkan

    Secara singkat, MRD menunjukkan peluang yang ada di pasaran dan bisa menjadi tolak ukur sebelum membuat PRD nantinya.

    Semakin singkat dan padat MRD, tim juga dapat memahami pasar secara lebih cepat dan efektif.  Jadi, tidak perlu terlalu bertele-tele dalam penyampaiannya.

    Sampai sini sudah cukup paham definisi dari masing-masing dokumen tersebut, kan?

    Perbedaan PRD dan MRD

    © Freepik.com

    Tujuan

    Melansir Actuation Consulting, perbedaan paling mendasar antara PRD dan MRD adalah tujuan pembuatan kedua dokumen tersebut. 

    Tujuan pembuatan MRD adalah untuk menentukan target pasar utama, profil calon pembeli atau pengguna, serta apa yang mereka inginkan dan butuhkan. 

    Di sisi lain, PRD dibuat untuk memberikan informasi kepada tim product development mengenai fungsionalitas produk serta fitur yang sudah dijelaskan dalam MRD.

    Jadi, MRD dan PRD saling melengkapi, bukan bisa menggantikan satu sama lain.

    Baca Juga: Product Development: Definisi, Fungsi, hingga Tahapannya

    Urutan pembuatan dokumen

    Meskipun bersifat komplementer atau saling melengkapi, pembuatan PRD dan MRD tidak dilakukan secara bersamaan.

    Dari poin di atas, dapat disimpulkan bahwa MRD harus dibuat terlebih dahulu sebelum tim bisa menyusun PRD.

    Tanpa marketing requirement document, PRD yang dibuat hanya berisikan fungsionalitas produk tapi tidak spesifik untuk siapa dan apa yang sebenarnya dibutuhkan.

    Tanpa product requirement document, data yang dibutuhkan bisa saja tidak lengkap karena tercecer atau bahkan tidak disiapkan sama sekali.

    Maka dari itu, urutannya tidak bisa diubah sama sekali.

    Saat membuat PRD, tim membutuhkan MRD sebagai acuan yang jelas untuk menentukan fitur-fitur apa saja yang harus ada.

    Panjang dokumen

    Perbedaan terakhir antara PRD dan MRD adalah panjang masing-masing dokumen.

    Seperti yang sempat disebutkan di awal, semakin singkat MRD, akan semakin efektif juga bagi tim untuk memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan dalam target pasar. 

    Di sisi lain, PRD memang cenderung lebih panjang, karena berisi semua data yang dibutuhkan dan harus dipenuhi sebelum sebuah produk bisa mengikuti tahap uji coba. 

    PRD tidak perlu jadi berbelit-belit, tetapi harus mendetail dan memenuhi semua checklist data yang dibutuhkan.

    Baca Juga: 8 Skill yang Harus Dimiliki Product Manager untuk Karier Lebih Mantap

    Nah, itu dia penjelasan lengkap seputar apa itu PRD dan MRD, beserta perbedaan di antara keduanya.

    Semoga setelah membaca artikel ini kamu jadi paham dan tidak tertukar lagi, ya. 

    Intinya adalah MRD dibuat untuk menentukan target pasar dan apa yang mereka butuhkan dalam sebuah produk, sedangkan PRD disusun untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut.

    Tertarik untuk mengembangkan skill dan pengetahuan dalam bidang produk? Kamu bisa coba ikuti Glints ExpertClass, lho.

    Glints ExpertClass adalah kelas yang akan dibawakan oleh para ahli di bidang produk, dengan bertahun-tahun pengalaman.

    Jadi, tunggu apa lagi? Cari kelas produk yang diinginkan, jangan sampai ketinggalan kesempatan emas untuk belajar langsung dari ahlinya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait