Budget Marketing Terbatas? Coba Manfaatkan Nano Influencer di Media Sosial!

Tayang 04 Feb 2021 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Ingin menjalankan influencer marketing, tetapi budget-mu terbatas? Jika iya, nano influencer adalah pilihan yang tepat untukmu.

    Pasalnya, jenis influencer yang satu ini membutuhkan budget yang lebih rendah daripada influencer lainnya. Namun, mereka tetap berpotensi memperluas pemasaran bisnismu.

    Bahkan, mereka memiliki berbagai kelebihan yang tidak dimiliki influencer ternama, lho.

    Sebenarnya, apa itu nano influencer dan bagaimana plus minus-nya? Simak rangkuman Glints di bawah ini, ya.

    Baca Juga: Micro Influencer vs Macro Influencer: Apa Perbedaannya?

    Apa Itu Nano Influencer?

    nano influencer adalah

    © Freepik.com

    Influencer marketing kerap dikaitkan dengan budget yang tinggi. 

    Pasalnya, kamu perlu merogoh kocek hingga jutaan rupiah untuk satu postingan Instagram story. Harga tersebut hanya berlaku untuk satu influencer ternama saja, lho.

    Bayangkan jika kamu merekrut beberapa influencer sekaligus. Budget yang kamu butuhkan tentu saja amat besar.

    Namun, apabila budget marketing-mu terbatas, jangan khawatir. Kamu tetap bisa menjalankan strategi influencer marketing.

    Nah, nano influencer bisa jadi solusi yang menarik.

    Menurut Mediakix, nano influencer adalah seseorang yang memiliki 1.000-10.000 pengikut di media sosial. Jumlah tersebut memang terbilang kecil dibandingkan influencer yang selama ini kita kenal.

    Meski demikian, nano influencer memiliki followers yang loyal. Para pengikutnya memiliki kedekatan emosional dengan influencer tersebut.

    Jadi, mereka mudah dipengaruhi oleh konten-konten yang di-upload.

    Bayangkan saja jika sahabatmu merekomendasikan suatu produk. Kamu tentu lebih mudah memercayainya, bukan?

    Ditambah lagi, kamu bisa langsung menanyakan kelebihan dan kekurangan produk tersebut kepadanya.

    Itulah mengapa nano influencer adalah pilihan berbagai perusahaan. Mereka hanya memerlukan budget yang kecil. Namun, efeknya tidak beda jauh dari influencer ternama.

    Lantas, siapa contoh nano influencer di Indonesia? Jawabannya adalah banyak. Bahkan, orang-orang terdekatmu bisa saja merupakan salah satunya.

    Jika suatu saat temanmu meng-endorse produk, bisa jadi ia sedang direkrut untuk menjadi nano influencer.

    Baca Juga: Yuk, Pahami 3 Perbedaan Buzzer dan Influencer Berikut Ini!

    Tipe Nano Influencer

    nano influencer adalah

    © Freepik.com

    Menurut Metricool, dua tipe nano influencer adalah sebagai berikut.

    1. Native nano influencer

    Native nano influencer adalah seseorang yang mulai merintis karier sebagai influencer dari nol. Dengan kata lain, awalnya mereka tidak populer di media sosial.

    Namun, mereka terus membagikan banyak konten yang berkualitas. Jadi, pengikutnya mulai memercayainya sebagai influencer.

    2. Non-native nano influencer

    Berbeda dari tipe sebelumnya, non-native nano influencer adalah mereka yang sudah memiliki popularitas terlebih dahulu. Mereka bisa saja populer di organisasi atau kelompoknya.

    Nah, berkat kepopuleran tersebut, berbagai brand mulai memercayainya.

    Mereka yakin bahwa non-native nano influencer bisa memasarkan produk atau jasanya lebih luas.

    Baca Juga: Yuk, Pahami KOL Management dan Berbagai Fungsinya di Dunia Marketing

    Kelebihan Nano Influencer

    brand ambassador adalah

    © Freepik.com

    1. Jangkauan audiens yang beragam

    Jika merekrut influencer ternama, kamu mungkin hanya memilih satu atau dua orang. Namun, dengan nano influencer, kamu bisa merekrut banyak orang sekaligus.

    Oleh karenanya, kamu bisa menjangkau audiens yang sangat beragam. Hal ini memungkinkan produk atau jasamu semakin diterima masyarakat.

    2. Mudah dipercaya audiens

    Seperti yang sempat Glints sampaikan, nano influencer adalah seseorang yang mudah dipercaya oleh pengikutnya. Hal ini bisa terjadi karena influencer dan audiensnya memiliki kedekatan tersendiri.

    3. Engagement rate lebih tinggi

    Berdasarkan data HypeAuditor, engagement rate nano influencer lebih tinggi daripada jenis influencer lainnya.

    Bahkan, angkanya dua kali lipat lebih tinggi daripada kelompok influencer lain, lho.

    4. Biaya lebih rendah

    Setiap brand memiliki pertimbangannya masing-masing ketika memilih influencer. Namun, brand yang memilih nano influencer biasanya mengincar biaya yang murah.

    Dengan budget yang rendah, kamu bisa merekrut banyak nano influencer sekaligus.

    Kekurangan Nano Influencer

    Tips Memulai Karier Sebagai Vlogger Pemula

    © Freepik.com

    1. Jangkauan kurang luas

    Nano influencer memiliki jumlah pengikut yang lebih sedikit dibandingkan jenis lainnya. Maka, tak heran jika jangkauannya pun lebih rendah.

    Jangkauan mereka tidak seluas influencer yang memiliki puluhan ribu atau bahkan jutaan pengikut.

    2. Tidak mendalami brand

    Umumnya, nano influencer tidak mendalami produk atau jasa yang mereka promosikan. Mereka hanya mencoba bisnis tersebut sekali, kemudian me-review-nya.

    Berbeda dengan influencer lain yang memang memahami produk tersebut.

    Baca Juga: Kupas Tuntas Affiliate Marketing, dari Pengertian Sampai Tips Menjalankannya

    Kesimpulannya, nano influencer adalah seseorang yang memiliki 1.000-10.000 pengikut. Mereka bisa membantu untuk memasarkan bisnismu.

    Jadi, dengan berbagai plus minus di atas, apakah kamu tertarik untuk merekrut nano influencer?

    Jika masih ragu, kamu bisa mempelajarinya lebih dalam di kelas online Glints ExpertClass.

    Ada banyak kelas yang membahas soal pemasaran, termasuk influencer marketing. Semua kelasnya dipandu oleh para pakar di bidang pemasaran

    Tertarik? Segera cek jadwal kelasnya dan daftarkan dirimu, ya. Kuotanya terbatas!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait