9 Mitos LinkedIn yang Harus Kamu Tinggalkan di 2022 Mendatang

Diperbarui 11 Des 2023 - Dibaca 12 mnt

Isi Artikel

    LinkedIn adalah salah satu platform pengembangan karier yang populer dewasa ini. Namun, ada beberapa mitos LinkedIn yang mulai terpatahkan.

    Mitos-mitos ini, sayangnya, membatasi seseorang untuk memanfaatkan platform tersebut dengan kariernya.

    Nah, agar kamu tak terjebak, yuk, cek mitos-mitos berikut ini dan kebenarannya berikut!

    1. LinkedIn hanya untuk cari kerja

    © Freepik.com

    LinkedIn membantumu cepat mendapatkan pekerjaan. Sebab, sebagian besar HRD dan rekruter juga menggunakannya untuk mencari, menghubungi, dan mengecek kandidat selama proses rekrutmen.

    Faktanya tidak selalu begitu.

    Di LinkedIn, kamu bisa mendapatkan beragam konten dan artikel yang sesuai keinginan. Ada banyak pula tawaran kelas-kelas khusus atau seminar yang bisa kamu ikuti secara online.

    Kamu juga bisa belajar hal-hal baru dari profesional yang rajin share ilmu mereka atau artikel menarik untuk didiskusikan.

    Tak kalah penting, kamu bisa membangun network yang lebih luas lagi lewat interaksi dengan sesama profesional.

    2. Rajin cek LinkedIn artinya tidak loyal ke perusahaan

    cara menghapus akun linkedin

    © Widemediamarketing.com

    Mitos LinkedIn satu ini masih berhubungan dengan yang pertama. Masih banyak yang menganggap LinkedIn cuma dipakai saat cari pekerjaan. 

    Maka, ketika ketahuan sedang buka LinkedIn di jam kerja, orang-orang langsung beranggapan kamu mau resign. Siapa yang pernah begini?

    Padahal, kamu mungkin hanya berniat untuk mempromosikan kantormu yang sekarang. Entah itu karena mau launching fitur baru, mengumumkan kerja sama partner, atau justru untuk membagikan lowongan pekerjaan.

    Menurut Forbes, kamu tidak hanya membantu mempromosikan tempat kerjamu saat ini, tapi juga memajukan karier diri sendiri.

    Sebab, orang lain jadi bisa melihat kamu turut andil dalam memajukan perusahaan.

    3. Hanya connect LinkedIn dengan orang-orang yang dikenal

    fungsi linkedin bagi karier

    © 10fold.com

    Melansir laman LinkedIn, ini sebetulnya merupakan guideline resmi yang direkomendasikan.

    Namun, LinkedIn juga menyerahkan keputusan kembali pada penggunanya. Dengan siapa kita terkoneksi murni menjadi pilihan pribadi masing-masing.

    Tidak usah sungkan untuk request connection ke orang-orang yang belum kamu kenal. Bahkan, jangan ragu untuk berteman dengan profesional dari luar negeri. Siapa tahu, pertemanan online itu akan berlanjut ke dunia nyata, kan?

    Nah di sisi lain, LinkedIn juga menyarankan agar tetap selektif menjalin hubungan. Kamu boleh jalin connection sebanyak mungkin, tapi baiknya dengan orang yang tepat.

    Asal memperbanyak koneksi di LinkedIn tanpa pandang bulu bukanlah cara membangun networking yang ideal.

    Baca Juga: 6 Tips Membangun Networking untuk Para Freelancer

    4. Tiap kali update profil LinkedIn, connection kita pasti akan tahu

    linkedin

    © LinkedIn.com

    Nah, ini juga salah satu mitos yang sering muncul saat kamu aktif di LinkedIn.

    Tidak selalu begitu, kok, karena kamu bisa mengontrol apa saja yang bisa LinkedIn update dan bagikan ke koneksimu, baik di beranda atau notifikasi.

    Untuk mengubah pengaturannya, Hubspot menyarankan kamu masuk ke “Edit Profile”. Scroll ke bawah sampai melihat pilihan “Apakah Anda ingin membagikan pembaruan profil ke jaringan Anda?”.

    Geser toggle ke kiri atau kanan sesuai keinginanmu. Jika berubah menjadi warna biru, artinya LinkedIn akan secara otomatis mengumumkan setiap perubahan profil yang kamu buat.

    5. Share content LinkedIn harus selalu yang berbau profesional

    pekerjaan yang terancam saat wabah

    © Unsplash.com

    Kamu bisa membagikan konten apa pun yang kamu mau di LinkedIn.

    Baik itu update tentang pekerjaan, progres proyek, skill-skill yang tidak berhubungan dengan pekerjaan saat ini, sampai kejadian-kejadian di kehidupan pribadimu.

    Berbagi minat, wawasan, dan membiarkan orang masuk ke dalam hidup personalmu akan membantu membangun hubungan baik serta kredibilitas.

    Dengan begitu, orang-orang jadi bisa menilai bahwa sosok di balik akun tersebut adalah manusia genuine. Bukan robot spam.

    Namun terlepas dari apa pun topiknya, baiknya tanyakan diri sendiri dulu “Apakah orang-orang akan menganggap ceritaku menarik?”

    Seimbangkan juga porsi antara kerja dan kehidupan pribadi agar tidak meninggalkan kesan TMI alias too much information atau menggurui.

    6. Profil LinkedIn adalah resume online-mu

    mengapa anda memilih jurusan tersebut

    © Freepik.com

    Banyak orang terjebak mitos bahwa profil LinkedIn sama dengan resume. Alih-alih sebagai pengganti resume fisik, anggaplah akun LinkedIn-mu sebagai sebuah portofolio online yang bisa kamu update setiap waktu.

    Menganggapnya seperti resume hanya akan membatasi apa-apa saja yang bisa kamu masukkan ke profil.

    Sementara sebagai portofolio, kamu bisa menunjukkan riwayat pekerjaan dan pengalaman yang membentuk persepsi publik atau rekruter.

    Tujuannya tentu untuk membangun personal branding dan membuat orang-orang ingin mengenalmu lebih dalam lagi.

    Baca Juga: 4 Tantangan Dalam Membangun Networking dan Cara Mengatasinya

    7. Kolom search di LinkedIn hanya bisa mencari nama orang

    © Freepik.com

    Tidak hanya dipakai untuk mencari profil profesional lain, search bar LinkedIn juga bisa memudahkan kamu menemukan orang di posisi dan perusahaan yang ingin kamu hubungi.

    Kamu juga bisa mencari profil berdasarkan lokasi, jabatan, perusahaan, industri, dan filter-filter lainnya.

    8. Cukup tuliskan jabatan di headline profil LinkedIn

    foto profil linkedin

    © Unsplash.com

    Mungkin kamu sudah sering melihat profil orang-orang yang hanya menyematkan jabatan kerjanya di headline. Misalnya, “Jaladriana – Marketing Manager of PT Humble Indonesia”.

    Sebetulnya kamu bisa memanfaatkan headline profil untuk “mengundang” orang-orang berkoneksi dengan menuliskan informasi lain yang lebih relevan.

    Headline di LinkedIn bisa diisi sampai 120 karakter, dan ini biasanya adalah potongan informasi yang pertama kali dilihat oleh orang-orang ketika membuka profilmu.

    Maka, buatlah headline yang menarik untuk bantu mereka menentukan apakah ingin mengenalmu lebih lanjut atau tidak.

    Pertimbangkan rumus ini untuk menulis headline:

    Jabatan + Perusahaan + Kata Kunci berkaitan dengan skill atau industri yang kamu geluti + informasi menarik yang ingin tonjolkan.

    Contohnya,

    Marketing Manager of PT Humble Indonesia | Marketing | Branding | Top 10 Marketer of 2021.

    Psst… Glints masih punya 5 tips terbaru menulis headline LinkedIn lho. Yuk, baca artikelnya dengan klik link ini.

    9. Menerima invitation dari orang tidak dikenal adalah “gerbang” spam

    cara menghindari plagiarisme

    © Freepik.com

    Ini juga salah satu mitos yang berkembang di kalangan pengguna LinkedIn. Banyak yang ragu menerima invitation orang lain karena takut mereka adalah akun bodong atau spam. Namun, tidak melulu demikian, lho!

    Untuk memastikan kredibilitas si peminta koneksi, kamu bisa mampir dulu ke profil mereka. Bisa juga dengan menyelidiki lebih jauh di luar akun LinkedIn mereka.

    Nah, kalau misalkan setelah kamu approve, orang tersebut bertindak tidak pantas, kamu bisa menghapusnya dari list network dan melaporkannya sebagai spam atau inappropriate account ke LinkedIn.

    Kamu juga bisa memblokir akun-akun yang mencurigakan dengan cek daftar koneksimu di “Jaringan Saya” atau “My Connections”.

    Baca Juga: Tips dan Trik Menghubungi Recruiter di LinkedIn saat Cari Kerja

    Itu dia beberapa mitos di LinkedIn yang bisa kamu tinggalkan agar dapat memanfaatkan profil LinkedIn lebih baik di 2022 mendatang.

    Digunakan dengan tepat dan bijak, LinkedIn bisa sangat membantu kemajuan kariermu, kok.

    Sebab LinkedIn adalah platform untuk terhubung dengan calon kolaborator atau bahkan prospek kerja menguntungkan.

    Ketahui juga lebih banyak soal tips-tips hingga strategi jitu menggunakan LinkedIn dengan baca di Glints Blog.

    Makanya, yuk, cek dan baca dengan klik di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait