Inilah Metabase, Tool Open Source untuk Kebutuhan Business Intelligence

Diperbarui 17 Des 2020 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Apakah kamu seorang business intelligence? Salah satu tool yang cukup sering direkomendasi untuk kerja sehari-hari seorang BI adalah Metabase.

    Sudah pernahkah kamu mencoba tool yang satu ini?

    Kalau belum, yuk, ketahui dulu lebih jauh tentang Metabase dalam artikel Glints berikut ini!

    Baca Juga: Tips Membangun Karier Sebagai Business Intelligence

    Apa Itu Metabase?

    metabase adalah

    © Freepik.com

    Metabase adalah sebuah software atau tool yang sering digunakan untuk keperluan business intelligence.

    Menurut Percona, Metabase merupakan tool yang bisa memvisualisasikan data lewat grafik sehingga proses analisis lebih mudah.

    Tidak seperti tool business intelligence lainnya, Metabase tidak selalu memerlukan kemampuan di bidang SQL untuk digunakan.

    Oleh karena itu, cara menggunakan Metabase dianggap mudah oleh orang-orang yang memanfaatkan tool ini sehari-hari.

    Bahkan, menurut Stitch Data, Metabase lebih mudah dipakai dibanding tool serupa lainnya seperti Tableau atau Power BI.

    Metabase diperlukan untuk mengolah data dan mendapatkan insight tentang bisnis yang kamu miliki.

    Biasanya, sumber data untuk diolah sebuah perusahaan tidak hanya berasal dari satu tempat, tetapi bermacam-macam.

    Oleh karena itu, dibutuhkan data warehouse yang bisa menyimpan dan menyajikan data lebih mudah.

    Nah, Metabase adalah tool yang mampu mengekstraksi data dari data warehouse untuk menciptakan sebuah laporan yang dibutuhkan.

    Kelebihan dan Kekurangan Metabase

    © Freepik.com

    Kelebihan Metabase

    Salah satu keuntungan Metabase adalah yaitu tool ini bersifat open source.

    Oleh karena itu, software ini memiliki kualitas yang bagus tetapi murah.

    Namun, ada pula versi enterprise-nya dengan fitur yang lebih lengkap, seperti tool auditing dan priority support.

    Tak hanya harganya murah, biaya maintenance atau perawatannya pun tidak membutuhkan biaya yang tinggi.

    Bahkan, satu-satunya biaya yang harus dikeluarkan untuk hal ini adalah untuk data storage atau penyimpanan data saja.

    Cara meng-embed laporan dalam tool Metabase pun tidak sulit.

    Hanya butuh waktu beberapa menit untuk melakukannya.

    Selain itu, Metabase juga didukung oleh begitu banyak sistem lainnya, seperti MySQL, MongoDB, PostgreSQL, Microsoft SQL Server, dan Amazon.

    Dengan begitu, kita bisa menulis query SQL sendiri menggunakan mode native query jika perlu.

    Terakhir, namun tak kalah penting sebagai pertimbangan, Metabase juga mempermudah kita untuk mendesain laporan dan dashboard yang terlihat menarik, dinamis, dan interaktif.

    Kekurangan Metabase

    Meski cara menggunakannya cenderung mudah, Metabase adalah tool yang bisa jadi lambat. Hal ini terutama jika diakses banyak orang.

    Pasalnya, ia memiliki memory footprint yang butuh banyak ruang simpan.

    Selain itu, bagi para pengguna Windows, kemungkinan besar performanya tidak sebaik di laptop dengan sistem operasi MacOS.

    Kekurangan lainnya adalah Metabase sangat berantung pada MySQL untuk membuat query yang kompleks.

    Baca Juga: Mau Penjualan Naik? Yuk, Ketahui Sales Tools dan 6 Kategorinya!

    Cara Menggunakan Metabase

    © Freepik.com

    Ada banyak cara menggunakan Metabase sesuai dengan kebutuhanmu.

    Akan tetapi, kamu bisa memulai dengan mengklik ikon settings di dashboard Metabase dan memilih Add a Database.

    Kemudian, masukkan nama project ID dan informasi lainnya yang dibutuhkan, contohnya seperti di bawah ini.

    cara menggunakan metabase

    © Stitchdata.com

    Lalu, setelah menentukan database sebagai sumber data yang akan diolah, kita bisa memilih pilihan pertanyaan seperti contoh ini.

    cara menggunakan metabase

    © Stitchdata.com

    Pilihan metrics bisa dipilih kalau kamu ingin membuat segmen dan metrik dari admin panel.

    Sementara, custom adalah pilihan yang bisa kamu coba jika ingin memasukkan query yang lebih kompleks ke dalam satu tabel.

    Untuk menggunakan dua tabel atau lebih, perlu pemahaman SQL yang lebih mendalam.

    Jika kebutuhanmu saat menggunakan Metabase adalah query yang lebih kompleks, pilihan native query bisa jadi alternatif sehingga kamu bisa copy dan paste kode SQL yang dibutuhkan.

    Baca Juga: 5 Pertanyaan Interview Business Analyst yang Sering Ditanyakan

    Itulah sekilas tentang Metabase serta cara menggunakannya.

    Alternatif ini cukup bisa dipertimbangkan meskipun memiliki beberapa kekurangan.

    Setelah mengetahui lebih baik tentang Metabase, apakah kamu tertarik untuk menggunakannya?

    Apa mungkin kamu masih bingung dan perlu mempertimbangkan banyak hal lagi?

    Sambil menimbang kelebihan dan kekurangannya, kamu bisa membaca lebih banyak artikel Glints tentang pengolahan data, karier business intelligence, dan hal-hal terkait lainnya, lho.

    Jangan lupa juga berlangganan newsletter blog-nya agar tidak ketinggalan artikel-artikel terkini, karena dengan berlangganan Glints akan selalu mengirimkan post menarik ke inbox emailmu secara gratis. 

    Tunggu apa lagi? Sign up dan daftarkan emailmu sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait