10 Ciri Lowongan Kerja Palsu dan Cara Menghindarinya
Pencarian kerja kerap jadi celah bagi oknum nakal untuk menipu dengan memasang lowongan kerja palsu. Nah, supaya kamu tidak sampai terjebak, kamu wajib tahu ciri-ciri lowongan kerja palsu berikut ini
Nah, agar tak terjebak, kenali ciri lowongan kerja palsu berikut plus cara menghindarinya.
Kamu juga bisa menggunakan aplikasi pencari kerja yang tepercaya seperti Glints.
Setiap lowongan yang dibuka di Glints sudah melewati tahap screening ketat sehingga kualitasnya tak perlu diragukan lagi.
Jadi, kamu bisa mencari lowongan pekerjaan mulai dari full-time, part-time, remote, dan juga magang dengan tenang.
Yuk, download aplikasi Glints sekarang dengan klik tombol di bawah ini!
Isi Artikel
Ciri-Ciri Lowongan Kerja Palsu
1. Bahasa iklan lowongan kerja yang buruk
Ciri-ciri pertama untuk mengenali iklan lowongan kerja palsu adalah dari gaya bahasanya.
Iklan lowongan kerja yang benar selalu ditulis dengan teliti. Susunan bahasanya juga cenderung formal dan tampak profesional.
Apabila kamu melihat iklan lowongan di situs pencari kerja yang mengandung terlalu banyak typo, bisa dipastikan lowongan tersebut palsu. Apalagi jika sampai susunan kalimatnya tidak runut dan membingungkan.
Kemungkinan besar, kamu sedang membaca iklan lowongan kerja palsu.
Beberapa ciri yang dapat dilihat dari segi penulisan saat menemukan lowongan kerja palsu, antara lain:
- banyak typo
- salah menggunakan huruf kapital
- penggunaan tanda baca tidak sesuai
- diksi yang digunakan tampak aneh
- kalimat sulit dipahami
Perusahaan yang benar-benar mencari calon karyawan pasti memikirkan penulisan lowongannya dengan matang.
Lowongan kerja yang dipasang di situs pencari kerja bahkan bisa menjadi salah satu media branding yang digunakan perusahaan agar memiliki kesan bonafide.
2. Tidak butuh pengalaman
Bagi seorang fresh graduate, pengalaman yang minim terkadang menjadi halangan untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
Sayangnya, peluang ini sering dimanfaatkan oleh para pemalsu lowongan kerja di situs pencari kerja.
Lowongan kerja palsu tersebut biasanya menawarkan pekerjaan yang tidak membutuhkan pengalaman kerja sebelumnya.
Jika sebuah perusahaan yang asli menggunakan situs pencari kerja untuk mencari fresh graduate, biasanya mereka mencantumkan suatu persyaratan khusus berupa pendidikan minimal jurusan tertentu.
Perusahaan yang benar-benar mencari karyawan akan sangat menghargai pengalaman sekecil apapun itu seperti magang.
Berhati-hatilah pada lowongan kerja di situs pencari kerja yang mengesankan semua orang bisa melakukan pekerjaan tersebut.
3. Tidak pernah melamar pekerjaan tersebut
Ciri-ciri lain sebuah iklan lowongan kerja palsu adalah saat kamu dihubungi oleh seorang rekruter tapi tidak pernah merasa melamar.
Memang, sih, beberapa orang didekati oleh HRD tanpa melamar sebelumnya. Namun, proses rekrutmen reguler tetap berlangsung.
Biasanya, salah satu cara mengenali apakah penawaran kerja itu asli atau palsu, kamu bisa mengamati apa yang dibicarakan oleh si rekruter.
Kebanyakan, orang yang hendak menipu akan bilang, mereka kebetulan menemukan CV kamu secara online atau lewat email.
Rekruter yang memasang lowongan kerja palsu juga biasanya langsung menyatakan bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi tersebut, tanpa harus repot-repot melakukan interview.
Selain itu, penawaran ini biasanya akan diikuti permintaan tidak biasa lainnya, seperti nomor rekening atau nomor asuransi.
4. Gaji yang fantastis
Berhati-hatilah saat mencari pekerjaan melalui dunia maya di situs pencari kerja, terutama tentang nominal gaji yang ditawarkan.
Ciri ketiga yang bisa kamu perhatikan pada lowongan kerja palsu adalah gaji yang terlampau tinggi.
Gaji fantastis tersebut diharapkan dapat menarik perhatian para job seeker sehingga mudah tergiur.
Jangan mudah percaya pada gaji yang ditunjukkan di lowongan kerja dalam situs pencari kerja.
Untuk menghindari penipuan, sebaiknya kamu melakukan sedikit riset tentang nominal gaji rata-rata untuk suatu profesi.
5. Informasi perusahaan tidak jelas
Saat kamu ditawari pekerjaan, baik dengan gaji fantastis ataupun ke perusahaan yang belum pernah dilamar, tetap ladeni penelepon. Sebab, bisa saja kamu memang dihubungi tanpa melamar karena sepak terjangmu yang oke.
Setelahnya, kamu harus melakukan riset. Jangan membuat keputusan apa pun sebelum melakukan riset.
Informasi perusahaan yang tidak jelas adalah ciri-ciri utama lowongan kerja palsu.
Waspadalah jika kamu kesulitan menemukan website perusahaan yang menghubungi, ataupun channel komunikasi lain, seperti media sosial resmi.
Apalagi, jika orang yang menghubungimu juga sama sekali tidak bisa kamu temukan informasinya, baik dari LinkedIn ataupun situs perusahaan.
Di aplikasi Glints, kamu bisa cek profil perusahaan dari sebuah lowongan yang ingin dilamar. Dengan begitu, kamu bisa tahu apakah perusahaan tersebut asli atau palsu.
6. Alamat situs mencurigakan
Kamu berhasil menemukan situs perusahaan? Jangan buru-buru lega, karena masih ada langkah berikut yang perlu dipastikan agar tidak tertipu lowongan kerja palsu.
Coba cek alamat situsnya, termasuk ejaannya. Biasanya, lowongan kerja palsu akan membuat situs bohongan secara sembarangan.
Lihat lagi apakah penulisan URL-nya benar? Perhatikan pula keamanan website tersebut.
Situs resmi perusahaan yang aman umumnya memiliki awalan “https://”, bukan “http://” (tanpa s). Membuka link yang mencurigakan bisa berisiko terhadap keamanan data pribadimu.
Selain itu, melansir dari Top Resume, kebanyakan perusahaan membuat URL situs mereka singkat, padat, dan jelas, agar lebih mudah terbaca oleh Google dan bisa ditemukan banyak orang.
Jadi, kalau kamu melihat URL yang sangat panjang dan tidak jelas, bisa jadi ini adalah salah satu tanda lowongan kerja palsu.
Di aplikasi Glints, selain melihat profil perusahaan kamu juga bisa melihat website resminya.
Jadi, kamu bisa menilai apakah perusahaan yang membuka lowongan memiliki website mencurigakan atau tidak.
7. Meminta sejumlah uang
Ciri-ciri yang sangat khas dari sebuah iklan lowongan kerja palsu adalah meminta sejumlah uang.
Jika ada sebuah perusahaan yang menawarkan sebuah posisi pekerjaan di situs pencari kerja dan memintamu untuk melakukan sebuah transaksi uang untuk mereka, kamu patut mencurigai perusahaan tersebut.
Alasan yang mungkin mereka gunakan adalah harus membayar asuransi untuk barang yang akan kamu gunakan dalam pekerjaan tersebut.
Hal ini sangat tidak masuk akal. Perusahaan mencari seorang karyawan dari kompetensinya dan membayarnya, bukan malah meminta sejumlah uang.
8. Penawaran mendadak
Satu cara lain yang bisa dilakukan oleh para penipu dalam lowongan di situs pencari kerja adalah langsung menawarkan suatu posisi pekerjaan kepada individu.
Jika ditawari untuk mengambil pekerjaan tersebut secara langsung saat melamarnya di situs pencari kerja, sebaiknya kamu mulai berhati-hati.
Setiap karyawan yang direkrut oleh perusahaan yang benar-benar profesional pasti dipilih dengan hati-hati.
Perusahaan membutuhkan waktu untuk mengenal setiap kandidat, memilih, kemudian melakukan tes dan wawancara sebelum benar-benar yakin untuk merekrutmu.
Penawaran pun biasanya dilakukan secara tatap muka di kantor perusahaan yang bersangkutan karena berkaitan dengan kontrak kerja serta legalitas hukum.
9. Email tidak profesional
Jika setelah melamar suatu pekerjaan di situs pencari kerja, tiba-tiba mendapat email dari orang yang tidak dikenal dengan alamat pribadi dengan domain umum, kamu patut curiga.
Seorang hiring manager biasanya menggunakan akun email dengan domain perusahaan tempat ia bekerja.
Misalnya [email protected], dalam mengirim surat yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Penipu akan menggunakan alasan server perusahaan sedang down jika ditanya tentang alamat email tersebut.
Selain itu, kamu juga perlu berhati-hati jika email yang kamu terima tidak mencantumkan alamat dan kontak perusahaan yang bersangkutan.
10. Meminta informasi pribadi
Sebenarnya, informasi pribadi memang pada akhirnya akan diminta perusahaan.
Informasi pribadi ini bisa berupa nomor rekening, KTP, nomor NPWP, atau nomor telepon rekan kerja.
Namun, mengutip Indeed, permintaan itu hanya akan dilakukan jika kamu sudah berada di tahap akhir dan sudah menandatangani offer letter.
Kalau kamu langsung dimintai informasi personal pada kontak pertama dengan dalih kelengkapan data, bisa dipastikan bahwa itu adalah lowongan kerja palsu.
Cara Menghindari Lowongan Kerja Palsu
Setelah mengetahui ciri-ciri lowongan kerja yang palsu, penting bagimu untuk tahu beragam cara untuk menghindarinya.
Mengutip Indeed, berikut adalah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindari lowongan kerja palsu.
1. Lakukan riset terlebih dahulu
Salah satu cara untuk menghindari lowongan kerja palsu adalah dengan melakukan riset pada perusahaan yang membukanya.
Hal ini agar kamu yakin bahwa perusahaan yang membuka lowongan tersebut nyata dan bisa dikenali detail-detailnya.
Kamu bisa melakukan riset dengan mencari nama perusahaan di Google atau media sosial untuk memverifikasi keberadaannya.
Saat melakukan riset, kamu bisa saja menemukan email resmi dari bagian HRD untuk perusahaan tersebut.
Dengan begitu, kamu bisa memastikan apakah lowongan yang dilihat palsu atau tidak dengan melihat ke mana dokumen lamaranmu dikirimkan nanti.
2. Verifikasi lowongan di website resmi pembuka lowongan
Apabila kamu menemukan lowongan kerja, pastikan untuk turut melakukan verifikasi di website resmi perusahaan yang membukanya.
Meski begitu, pastikan kamu mengecek bahwa website resmi perusahaan diawali oleh “https://” seperti yang sudah Glints sebutkan di atas.
Lalu, jika di website resmi perusahaan tidak melihat posisi seperti yang disebutkan di lowongan, ada baiknya kamu mundur dan mencari pekerjaan lain.
3. Tidak memberi informasi rekening pribadi sebelum dipanggil kerja
Dari pembahasan di atas, diketahui bahwa salah satu ciri lowongan kerja palsu adalah ketika pihak “rekruter” meminta sejumlah uang darimu.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu tidak memberi informasi seputar rekening bank pribadimu sebelum dirimu benar-benar menekan kontrak pekerjaan.
Tak hanya itu, perusahaan juga biasanya hanya meminta informasi seputar nama bank, nomor rekening, dan nama pemilik rekening yang bersangkutan untuk mengirimkan gaji nanti.
4. Tidak memberikan data pribadi
Selain informasi rekening pribadi, kamu juga sebaiknya tidak memberikan data-data pribadi seperti NIK atau foto selfie dengan KTP ketika melamar pekerjaan.
Hal ini karena data tersebut bisa digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Percaya insting
Cara terakhir adalah mempercayai instingmu sendiri. Maksudnya, apabila kamu masih merasa tidak percaya setelah melakukan riset, ada baiknya dirimu mencari pekerjaan lain saja.
Meskipun kamu bisa mengonfirmasi bahwa lowongan tersebut memang benar, perasaanmu dapat jadi tanda bahwa nilai serta ketertarikanmu berbeda dengan perusahaan.
Keaslian lowongan kerja sangat penting baik bagi perusahaan maupun pencari kerja.
Agar terhindar dari iklan lowongan kerja palsu, kamu sebaiknya menggunakan situs dan aplikasi pencari kerja yang tepercaya, seperti Glints.
Kamu bisa mencari pekerjaan full-time, part-time, remote, dan juga magang.
Tak perlu berlama-lama, langsung cari lowongan kerja yang ada dan dapatkan pekerjaan impianmu sekarang juga dengan download aplikasi Glints sekarang juga! Klik tombol di bawah ini, yuk!
Makanya sebelum cari kerjaan sebaiknya harus cek cek perusahaannya juga