Lifestyle Inflation: Definisi, Dampak, dan Cara Menghindarinya
Isi Artikel
Istilah lifestyle inflation atau inflasi gaya hidup mungkin jarang didengar oleh kebanyakan orang.
Namun, kamu tetap perlu memahaminya karena fenomena ini pasti pernah dialami oleh hampir semua orang.
Apakah belakangan ini atau dalam waktu dekat kamu akan mendapatkan promosi jabatan?
Apakah kamu baru saja menerima project freelance baru?
Jika ya, artikel kali ini benar-benar tepat untukmu.
Langsung saja simak pembahasan lengkap yang telah Glints rangkum untukmu!
Definisi Lifestyle Inflation
Menurut definisi yang dilansir dari The Balance Money, lifestyle inflation atau inflasi gaya hidup adalah tendensi seseorang untuk menambah pengeluaran seiring dengan bertambahnya pendapatan.
Jadi, semakin tinggi gajimu, maka pengeluaranmu juga biasanya akan naik.
Idealnya, semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula porsi yang bisa dialokasikan untuk tabungan, dana darurat, atau dana pensiun.
Namun, fenomena inflasi gaya hidup ini sulit untuk dihindari karena barang yang tadinya dikategorikan sebagai barang mewah, kini berganti menjadi kebutuhan.
Dampak Lifestyle Inflation
Dari definisi di atas, mungkin kamu merasa bahwa lifestyle inflation ini hanya membawa pengaruh buruk.
Benarkah demikian? Ayo simak penjelasan berikut ini.
1. Memperbaiki kualitas hidup
Meski inflasi gaya hidup ini terkesan dilakukan hanya untuk kesenangan belaka, ada beberapa perubahan lifestyle yang memang diperlukan untuk kualitas hidup yang lebih baik.
Misalnya, pindah ke kos yang lebih layak, membeli kendaraan baru agar tak perlu di-service tiap bulan, dan lain sebagainya.
Contoh tersebut menunjukkan bahwa peningkatan gaya hidup ini tidak selamanya hanya untuk foya-foya. Selagi mampu mendapatkan penghidupan yang lebih baik, seseorang pasti akan memilih jalan tersebut.
2. Tendensi untuk meminjam uang
Nah, dampak lanjutan dari poin sebelumnya adalah pembengkakan pengeluaran bulanan.
Meski gajimu naik, dengan adanya cicilan kendaraan baru atau biaya sewa kos yang lebih mahal, kamu mungkin justru harus mencari sokongan dana lebih.
Salah satunya melalui pinjaman. Agar tidak terjebak dalam lingkaran tutup lubang gali lubang, kamu perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan pembelian.
Pastikan masih ada sisa uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus menambah utang.
3. Menyebabkan gaya hidup boros
Dampak yang mungkin sudah kamu antisipasi dari lifestyle inflation adalah munculnya kebiasaan boros.
Jika sebelumnya kamu pergi ke coffee shop 1x seminggu, kini mungkin frekuensinya bertambah menjadi setiap hari.
Jika sebelumnya kamu beli baju dari brand yang terjangkau, kini pilihanmu beralih ke barang yang lebih branded dengan frekuensi belanja yang lebih sering.
Padahal, belum tentu kedua hal tersebut masuk ke dalam kebutuhan. Tentu tidak masalah untuk memberikan self reward atas pencapaian ini, tapi jangan sampai malah berujung pada penyesalan.
Cara Menghindari Lifestyle Inflation
Agar dampak negatif di atas tidak terjadi padamu, coba terapkan beberapa tips menghindari inflasi gaya hidup berikut ini.
1. Patuh dan konsisten pada budgeting pribadi
Meski kini tentunya ada perubahan dalam budgeting, pasti ada beberapa kategori pengeluaran yang seharusnya tidak terpengaruh oleh lifestyle inflation.
Seperti biaya makan, skincare, internet, hiburan, dan pengeluaran lainnya yang menurutmu tidak perlu ikut naik seiring dengan naiknya penghasilan.
Nah, patuhilah budgeting tersebut agar pengeluaranmu masih dapat dikendalikan. Pasti ada kepuasan tersendiri tiap akhir bulan jika kamu berhasil mempertahankan financial goal.
2. Mulai dari perubahan kecil
Dilansir dari Investopedia, sebaiknya hindari melakukan perubahan besar-besaran dalam hidupmu.
Meski sekarang pendapatanmu naik, bukan berarti kamu harus beli mobil baru, handphone baru, dan pindah tempat tinggal di waktu yang bersamaan.
Mulai dari hal yang menurutmu paling mengganggu dan tidak bisa menunggu waktu lebih lama lagi.
3. Selalu prioritaskan kewajiban
Cara selanjutnya untuk menghindari lifestyle inflation adalah tahu apa prioritasmu saat ini.
Perubahan apa pun yang terjadi dalam keuangan, selalu utamakan kebutuhan dan kewajibanmu terlebih dahulu.
Mulai dari membayar tagihan tempat tinggal, listrik, internet, makan, hingga cicilan utang.
Setelah itu, prioritas yang kedua adalah menabung.
Barulah kamu dapat memanfaatkan sisa uangnya untuk kebutuhan tersier seperti hiburan dan keinginan lainnya.
4. Bedakan keinginan dan kebutuhan
Tips yang satu ini mungkin sudah sering kamu baca, tapi sulit untuk diterapkan.
Setiap ingin membeli sesuatu, coba tanyakan pada diri sendiri apakah kamu benar-benar menginginkannya atau ini hanya keinginan impulsif sesaat saja.
Membedakan keinginan dan kebutuhan dapat mencegahmu agar tidak melewati batas maksimum pengeluaran.
Demikian pembahasan mengenai lifestyle inflation. Semoga kamu tetap bisa mengelola keuangan pribadi dengan bijak meskipun pendapatanmu melambung naik.
Mau tahu tips menarik lain tentang keuangan pribadi? Ayo baca lebih banyak artikel di Glints Blog!
Mulai dari tips investasi, budgeting, pencatatan pengeluaran, hingga tips mengenai pembayaran utang, semuanya tersedia untukmu.
Topik-topiknya juga telah disesuaikan dengan kebutuhan para kaum pekerja, lho.
Tunggu apa lagi? Ayo temukan kumpulan artikel terbarunya di sini sekarang juga!