6 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari saat Mengirimkan Email Newsletter

Tayang 09 Mar 2021 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Dalam menjalankan strategi email marketing, banyak perusahaan yang mengirimkan konten berupa newsletter secara rutin. Akan tetapi, terkadang mereka juga tidak sadar akan adanya kesalahan umum saat mengirim newsletter.

    Padahal, hal tersebut dapat menurunkan efektivitas newsletter yang telah diproduksi susah payah.

    Supaya bisa mencegah semua itu terjadi, ketahui kesalahan apa saja yang harus dihindari, yuk!

    1. Sengaja menyembunyikan tombol unsubscribe

    kesalahan saat mengirim newsletter

    © Freepik.com

    Kesalahan pertama saat mengirim newsletter adalah sengaja menyembunyikan tombol unsubscribe agar sulit ditemukan oleh penerima email.

    Menurut The Balance Small Business, tindakan ini hanya akan membuat para subscriber merasa kesal dan melihat brand-mu dengan pandangan negatif.

    Tak hanya itu, bisa jadi juga kamu akan terkena blacklist dari platform email marketing yang digunakan.

    Maka, lebih baik menaruh tombol unsubscribe yang jelas dan mudah ditemukan oleh user, agar mereka mempunyai pilihan jika memang merasa sudah tidak memerlukan newsletter darimu lagi.

    Baca Juga: 4 Contoh Newsletter Ini Dapat Kamu Jadikan Sebagai Acuan

    2. Tidak mengirim newsletter secara rutin

    kesalahan saat mengirim newsletter

    © Freepik.com

    Salah satu kunci kesuksesan email newsletter adalah mengirimkannya secara rutin dan konsisten.

    Saat mengirim newsletter, banyak orang yang melakukan kesalahan terkait dengan frekuensi pengiriman, baik itu terlalu sering maupun terlalu jarang.

    Kalau terlalu sering, akan banyak subscriber yang akhirnya unsubscribe karena merasa terganggu.

    Kalau terlalu jarang, ketika emailmu masuk mereka mungkin sudah lupa.

    Hasilnya? Bisa saja menghentikan langganan atau langsung memasukkannya ke folder trash. Hal ini nantinya akan menurunkan CTR.

    3. Melewatkan tahap tes pengiriman

    kesalahan saat mengirim newsletter

    © Freepik.com

    Saat mengirim newsletter, tentu kamu ingin orang-orang yang berada di dalam daftar membacanya, kan?

    Maka dari itu, penting sekali untuk selalu melakukan tes sebelum mengirimkan email ke daftar subscriber.

    Mayoritas platform email marketing biasanya memiliki fitur ini, kok. Kamu tinggal pilih alamat email yang ingin dikirimkan, lalu meminta feedback mengenai kontennya.

    Apakah masuk ke dalam spam? Apakah tampilan di desktop dan mobile sudah sesuai dengan desainnya? 

    Kalau tidak, bisa-bisa usahamu sia-sia dan email yang dikirimkan langsung masuk ke folder spam para subscriber.

    Baca Juga: Ingin Mengirim Newsletter? Ketahui Dulu Rekomendasi Tools-nya di Sini!

    4. Menggunakan subject yang sama terus-menerus

    © Freepik.com

    Kesalahan lain saat mengirim newsletter adalah terlena dengan hasil yang didapatkan.

    Misalnya, ketika menggunakan subject, “Hati-hati, jangan dibaca!” open rate dan click rate tinggi sekali.

    Karena terlena, kamu memutuskan untuk menggunakan subject tersebut, padahal isinya berbeda.

    Tindakan ini hanya akan membuat subscriber kecewa dan menurun kepercayaannya terhadap brand-mu.

    Jadi, pastikan bahwa subject yang digunakan merefleksikan isi konten dan buatlah variasi menarik lainnya.

    Satu hal yang harus sama hanyalah nama pengirim, misalny, “Devina from Glints”. 

    Dengan begitu, subscriber akan tahu dan hapal ketika ada email darimu yang masuk di inbox mereka.

    5. Tidak mengoptimalkan personalisasi dalam email

    © Freepik.com

    Menurut Hubspot, kesalahan dari marketer pemula saat mengirim newsletter adalah tidak mengoptimalkan personalisasi, padahal memiliki data para subscriber-nya.

    Sebagai orang yang sedang membuka email, pasti kita akan lebih tertarik dengan pesan yang ditujukan ke kita dan bukan email generik saja, kan?

    Akan tetapi, ingat juga untuk menggunakan data yang benar, ya. Jangan sampai sudah dipersonalisasi, tiba-tiba namanya salah.

    Baca Juga: Yuk, Cari Tahu Buku Digital Marketing yang Wajib Kamu Baca!

    6. Tidak melakukan eksperimen

    kesalahan saat mengirim newsletter

    © Freepik.com

    Kesalahan terakhir adalah tidak melakukan eksperimen dan tidak mengecek hasil laporan email yang telah terkirim.

    Tanpa eksperimen, kamu tidak akan tahu kapan waktu terbaik untuk mengirim email, jenis konten apa yang paling memicu orang untuk membukanya, dan sebagainya.

    Itu semua pun tidak akan diketahui kalau kamu tidak mengevaluasi report tiap newsletter yang dikirimkan.

    Jadi, usahakan untuk menghindari kesalahan yang satu ini, ya.

    Itu dia enam macam kesalahan saat mengirim newsletter yang wajib dihindari.

    Dalam praktiknya, newsletter dan email marketing memang membutuhkan banyak percobaan.

    Kamu hanya perlu melakukan eksperimen, mengevaluasi hasilnya, lalu mencari formula terbaik yang bisa memenuhi targetmu.

    Kalau ingin belajar lebih lanjut seputar newsletter atau marketing secara umum, kamu bisa mengikuti Glints ExpertClass, lho.

    Glints ExpertClass adalah kelas yang akan dibawakan oleh para profesional di bidang marketing, dengan pengalaman yang tak perlu diragukan.

    Jadi, tunggu apa lagi? Cari kelas yang ingin diikuti dan jangan sampai kelewatan kesempatan untuk belajar langsung dari ahlinya.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait