Investasi Aktif dan Pasif: Pengertian dan 5 Perbedaannya

Diperbarui 02 Agu 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Ternyata, ada dua pendekatan utama dalam investasi yang belum banyak orang ketahui, yaitu investasi aktif dan pasif.

    Dari namanya saja sebenarnya kita sudah bisa memiliki gambaran seperti apa teknis kedua pendekatan tersebut.

    Akan tetapi, bagaimana cara mengetahui mana pendekatan yang cocok untuk kita? Apa sajakah perbedaan paling mencolok antara keduanya?

    Langsung saja simak pembahasan Glints di bawah ini!

    Pengertian Investasi Aktif dan Pasif

    Dilansir dari Investopedia, investasi aktif dan pasif adalah pendekatan investasi yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya.

    Investasi aktif merupakan jenis pendekatan yang mengharuskanmu untuk berperan selayaknya portfolio manager yang secara aktif melakukan trading.

    Sebagai investor aktif, kamu memerlukan keahlian dan analisis yang lebih dalam untuk mengetahui kapan harus membeli atau menjual obligasi, saham, atau aset lainnya.

    Tanpa ketelitian yang tinggi, aktivitas investasi ini dapat mengancam tujuan investasi jangka panjangmu. Oleh karena itu, investasi aktif sering kali tidak direkomendasikan oleh para ahli.

    Di sisi lain, investasi pasif merupakan strategi di mana investor membeli suatu aset untuk investasi jangka panjang.

    Jadi, investor tidak fokus memperjual belikan investasinya, melainkan menahannya untuk menghasilkan return dalam waktu yang lama.

    Strategi ini juga sering disebut sebagai strategi buy and hold. 

    Menurut Investopedia, investasi pasif ini sangat cocok bagi kamu yang ingin mencapai target dana pensiun.

    Baca Juga: Panduan Lengkap Investasi Reksa Dana untuk Para Pemula

    Perbedaan Investasi Aktif dan Pasif

    Selain penjelasan di atas, ada beberapa perbedaan lainnya antara investasi aktif dan pasif.

    Perbedaan-perbedaan di bawah inilah yang akan membantumu mempertimbangkan lebih jauh mana pendekatan yang lebih sesuai untukmu.

    Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

    1. Biaya

    Investasi aktif cenderung memunculkan biaya yang lebih tinggi akibat dari volume trading yang lebih tinggi pula.

    Sebaliknya, dengan melakukan strategi buy and hold, investor pasif biasanya tidak akan mengeluarkan lebih banyak biaya dari transaksi saham, reksa dana, dan produk investasi lainnya.

    Selain itu, produk investasi yang dikelola secara pasif seperti reksa dana pasif (reksa dana indeks) juga biasanya memang mengenakan biaya yang lebih rendah. Ini jika dibandingkan dengan reksa dana yang dikelola secara aktif.

    2. Risiko

    Investasi aktif memiliki risiko yang lebih tinggi dari pada investasi pasif.

    Seorang portfolio manager bebas meriset, memperhitungkan, dan memutuskan mana produk investasi yang dapat menghasilkan high return. Mereka cenderung ambisius dan mau meraih goal yang besar secara proaktif.

    Hal ini tentunya dapat menghasilkan return yang baik apabila analisisnya tepat. Namun, sebaliknya, bukan tak mungkin justru mereka akan mengalami kerugian apabila perhitungannya meleset.

    Di sisi lain, investor pasif biasanya lebih memilih untuk membeli saham atau obligasi dalam jumlah banyak sekaligus untuk menciptakan diversifikasi yang lebih baik.

    Hasilnya, jika ada suatu hal buruk terjadi pada beberapa saham atau obligasi, hal tersebut biasanya tidak akan terlalu berdampak pada keseluruhan portofolio investasi.

    Baca Juga: Yuk, Kenali Investasi High Risk High Return dan Jenis-jenisnya

    3. Fleksibilitas

    Perbedaan investasi aktif dan pasif selanjutnya terletak pada fleksibilitas investor dalam mengambil keputusan.

    Dilansir dari Nerd Wallet, investor pasif memang perlu mempertahankan posisi serta strategi pasifnya agar dapat memperoleh long term return (keuntungan jangka panjang).

    Produk investasi yang dikelola secara pasif biasanya terbatas pada indeks tertentu.

    Sementara itu, investor aktif tidak diwajibkan untuk mengikuti berbagai indeks saham yang spesifik.

    Mereka dapat menginvestasikan uangnya pada produk mana pun yang menurut mereka memiliki potensi return yang tinggi.

    4. Komitmen waktu

    Investor aktif menghabiskan banyak waktu untuk melakukan riset pada banyak perusahaan lalu membeli saham berdasarkan prediksi mereka terhadap prospek ke depannya.

    Pendekatan yang seperti ini umumnya dilakukan oleh para profesional yang bersedia mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk melakukan proses monitoring seperti di atas.

    Sementara itu, investor pasif biasanya tidak akan terlalu sering membuat keputusan jual atau beli, meskipun keadaan pasar sedang fluktuatif.

    Jadi, mereka kemungkinan besar tidak perlu memberikan terlalu banyak komitmen waktu untuk meriset atau mengawasi performa tiap saham secara intens.

    5. Keuntungan

    Investor aktif memiliki goal untuk memenangkan market, sedangkan investor pasif biasanya cukup merasa puas meski hanya mencapai market average.

    Meskipun demikian, data yang dilansir dari Forbes menunjukkan bahwa investasi pasiflah yang sering kali menghasilkan rata-rata return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi aktif.

    Hal ini dapat tercapai sebagian besar berkat komitmen investasi jangka panjang yang dilakukan oleh investor pasif.

    Baca Juga: Cara Investasi Saat Nilai Tukar Rupiah Anjlok

    Demikian beberapa perbedaan antara investasi aktif dan pasif yang perlu kamu ketahui.

    Dari penjelasan di atas, apakah kamu sudah memutuskan mana strategi yang lebih cocok untukmu?

    Jika belum, tak perlu khawatir, kamu bisa mempelajari lebih dalam tentang investasi terlebih dahulu melalui artikel-artikel yang ada di Glints Blog!

    Ada beberapa artikel tentang istilah dalam dunia investasi hingga pertimbangan sebelum mengambil keputusan investasi.

    Tertarik? Ayo temukan dan baca kumpulan artikelnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait