• Blog
    • Bidang Profesi
      • Marketing
      • Tech & Data
      • Media & Communications
      • Business Dev & Sales
      • Product
      • Design
    • Tips Karier
      • Mengawali Karier
      • Dunia Kerja
    • Konten Eksklusif
      • Artikel Expert
      • Panduan
      • Laporan
    • Dari Glints
      • Panduan Komunitas & Konten
      • Campaign Berlangsung
      • Kabar Produk
      • Kabar Glints
  • Lowongan Kerja
  • Glints ExpertClass
  • Glints Community
  • Bidang Profesi
  • Software Engineering
  • Tech & Data

5 Perbedaan High Level dan Low Level Design dalam Membangun Aplikasi

Tayang 15 Des 2021 - Dibaca 5 mnt
Alifia Seftin Oktriwina A psychology graduate who has written content for more than 3 years. Specialized in SEO content and interested in content creating, planning, and strategy.

Isi Artikel

    Ketika membuat sebuah software atau aplikasi, terdapat dua tipe desain yang digunakan, yakni high level dan low level design.

    Kedua desain ini diperlukan untuk membangun sistem aplikasi yang dapat berjalan dengan lancar.

    Namun, apa perbedaan kedua desain tersebut? Dirangkum dari Geeks for Geeks dan Java T Point, yuk, cari tahu selengkapnya di bawah ini!

    Definisi

    high level low level design

    © Unsplash.com

    High level design

    High level design (HLD) adalah desain sistem umum artinya mengacu pada desain sistem secara keseluruhan. Ini menjelaskan deskripsi keseluruhan/arsitektur software.

    Ini mencakup deskripsi arsitektur sistem, desain basis data, deskripsi singkat tentang sistem, layanan, platform, dan hubungan antar modul.

    HLD juga dikenal sebagai tingkat makro/desain sistem yang dibuat oleh solution architect.

    Desain ini mengubah kebutuhan bisnis menjadi high level solution dan dibuat terlebih dahulu berarti sebelum low level design.

    Low level design

    Low level design (LLD) bertugas merinci HLD yang berarti mengacu pada proses desain tingkat komponen. Ini menjelaskan deskripsi rinci dari masing-masing dan setiap modul.

    Bagian dari desain ini termasuk logika aktual untuk setiap komponen sistem dan masuk jauh ke dalam spesifikasi setiap modul.

    LLD juga dikenal sebagai desain tingkat mikro/detail yang dibuat oleh desainer dan developer.

    Desain ini akan mengubah high level solution menjadi detailed solution. LLD ini dirancang setelah HLD selesai.

    Baca Juga: Benarkah Software Architect adalah Profesi yang Menjanjikan?

    Perbedaan High Level dan Low Level Design

    © Freepik.com

    1. Tujuan

    Tujuan dari HLD  adalah menyatakan fungsionalitas ringkas dari setiap komponen. Desain ini menjelaskan deskripsi keseluruhan arsitektur aplikasi.

    Selain itu, HLD diperlukan untuk memahami aliran di beberapa objek sistem.

    Sementara itu, LLD bertujuan menyatakan logika efisien tertentu dari komponen. Secara rinci, desain ini akan menjelaskan deskripsi dari setiap modul.

    LLD juga diperlukan untuk membuat konfigurasi dan masukan pemecahan masalah.

    2. Pengembang

    Berhubung HLD dibuat untuk mendeskripsikan keseluruhan arsitektur sistem, desain ini dikembangkan oleh solution architect. 

    Solution architect sendiri adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memimpin praktik dan memperkenalkan visi teknis keseluruhan untuk solusi tertentu.

    Hasil HLD yang dikembangkan oleh solution architect tersebut kemudian diserahkan kepada desainer dan developer untuk dikembangkan menjadi LLD.

    3. Kriteria input

    Ukuran input untuk HLD adalah SRS (Software Requirement Specification/Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak).

    Spesifikasi ini diperlukan agar desain yang dihasilkan mampu mendeskripsikan keseluruhan sistem dan arsitektur dari aplikasi.

    Sementara, ukuran input untuk low level design adalah high level design yang telah ditinjau.

    4. Kriteria output

    Tujuan HLD adalah menerjemahan kebutuhan bisnis menjadi high level solution. Oleh karena itu, output dari HLD adalah desain fungsional, desain basis data, dan catatan tinjauan.

    Sementara itu, LLD bertujuan mengubah high level solution menjadi detailed solution. Sehingga, output dari LLD adalah rencana pengujian unit dan spesifikasi program.

    5. Pihak yang terlibat

    Ketika mengerjakan HLD, pihak yang terlibat dalam pengembangannya adalah tim desain, tim peninjau, dan tim klien.

    Bersama-sama, mereka akan merumuskan kebutuhan bisnis yang akan diterjemahkan solution architect menjadi HLD.

    Hasil HLD tersebut kemudian ditinjau oleh tim desain, tim operasional, dan pelaksana sebelum diserahkan kepada developer untuk dikembangkan menjadi LLD.

    Baca Juga: Tertarik dengan Software Development? Kenalan dengan Karier System Integrator, yuk!

    Kesimpulan

    teknik informatika

    © stempremier.com

    HLD menentukan laporan lengkap dan perencanaan produk software atau aplikasi tertentu. Di sisi lain, LLD menentukan laporan detail dari semua modul.

    Dalam fase desain pengembangan software, anggota tim desain, tim klien, dan tim peninjau disertakan dalam perancangan HLD. Di sisi lain, tim desain dan tim operasi akan menyiapkan LLD.

    Sehingga, dapat dikatakan bahwa baik HLD dan LLD merupakan bagian penting dari fase desain dalam proses pengembangan setiap produk software.

    Baca Juga: 7 Lowongan Kerja Software Engineer Terbaru, Hanya Untukmu

    Nah, itu dia yang membedakan antara high level design dengan low level design.

    Agar kamu lebih memahami bagaimana proses pengembangan sebuah software, kamu bisa mengikuti berbagai kelas yang tersedia Glints ExpertClass.

    Di kelas tersebut, kamu bisa belajar dan bertanya langsung kepada para pakar industri tech.

    Tertarik? Yuk, klik di sini untuk memilih kelas yang sesuai dengan kebutuhanmu!

    • Difference between High Level Design and Low Level Design
    • Difference Between HLD and LLD

    beginner high level design low level design

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait

    • Dunia Kerja Post Holiday Blues: Gejala dan Cara Ampuh Mengatasinya

      Alifia Seftin Oktriwina 30 Des 2021
    • Bidang Profesi 5 Perbedaan High Level dan Low Level Design dalam Membangun Aplikasi

      Alifia Seftin Oktriwina 15 Des 2021
    • Bidang Profesi Ini 5 Tren Podcast yang Patut Kamu Nantikan di 2022 Mendatang

      Alifia Seftin Oktriwina 24 Nov 2021
    • Bidang Profesi 7 Tren Social Media Marketing di 2022 untuk TikTok hingga Instagram

      Alifia Seftin Oktriwina 22 Nov 2021
    Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
    Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
    Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
    Kategori Topik
    • Tips Karier
    • Bidang Profesi
    • Konten Eksklusif
    • Kabar Glints
    Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • LinkedIn
    Solusi Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community

    • Blog
      • Bidang Profesi
        • Marketing
        • Tech & Data
        • Media & Communications
        • Business Dev & Sales
        • Product
        • Design
      • Tips Karier
        • Mengawali Karier
        • Dunia Kerja
      • Konten Eksklusif
        • Artikel Expert
        • Panduan
        • Laporan
      • Dari Glints
        • Panduan Komunitas & Konten
        • Campaign Berlangsung
        • Kabar Produk
        • Kabar Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community



    • Bidang Profesi
    • Software Engineering
    • Tech & Data

    5 Perbedaan High Level dan Low Level Design dalam Membangun Aplikasi

    Tayang 15 Des 2021 - Dibaca 5 mnt
    Alifia Seftin Oktriwina A psychology graduate who has written content for more than 3 years. Specialized in SEO content and interested in content creating, planning, and strategy.

    Isi Artikel

      Ketika membuat sebuah software atau aplikasi, terdapat dua tipe desain yang digunakan, yakni high level dan low level design.

      Kedua desain ini diperlukan untuk membangun sistem aplikasi yang dapat berjalan dengan lancar.

      Namun, apa perbedaan kedua desain tersebut? Dirangkum dari Geeks for Geeks dan Java T Point, yuk, cari tahu selengkapnya di bawah ini!

      Definisi

      high level low level design

      © Unsplash.com

      High level design

      High level design (HLD) adalah desain sistem umum artinya mengacu pada desain sistem secara keseluruhan. Ini menjelaskan deskripsi keseluruhan/arsitektur software.

      Ini mencakup deskripsi arsitektur sistem, desain basis data, deskripsi singkat tentang sistem, layanan, platform, dan hubungan antar modul.

      HLD juga dikenal sebagai tingkat makro/desain sistem yang dibuat oleh solution architect.

      Desain ini mengubah kebutuhan bisnis menjadi high level solution dan dibuat terlebih dahulu berarti sebelum low level design.

      Low level design

      Low level design (LLD) bertugas merinci HLD yang berarti mengacu pada proses desain tingkat komponen. Ini menjelaskan deskripsi rinci dari masing-masing dan setiap modul.

      Bagian dari desain ini termasuk logika aktual untuk setiap komponen sistem dan masuk jauh ke dalam spesifikasi setiap modul.

      LLD juga dikenal sebagai desain tingkat mikro/detail yang dibuat oleh desainer dan developer.

      Desain ini akan mengubah high level solution menjadi detailed solution. LLD ini dirancang setelah HLD selesai.

      Baca Juga: Benarkah Software Architect adalah Profesi yang Menjanjikan?

      Perbedaan High Level dan Low Level Design

      © Freepik.com

      1. Tujuan

      Tujuan dari HLD  adalah menyatakan fungsionalitas ringkas dari setiap komponen. Desain ini menjelaskan deskripsi keseluruhan arsitektur aplikasi.

      Selain itu, HLD diperlukan untuk memahami aliran di beberapa objek sistem.

      Sementara itu, LLD bertujuan menyatakan logika efisien tertentu dari komponen. Secara rinci, desain ini akan menjelaskan deskripsi dari setiap modul.

      LLD juga diperlukan untuk membuat konfigurasi dan masukan pemecahan masalah.

      2. Pengembang

      Berhubung HLD dibuat untuk mendeskripsikan keseluruhan arsitektur sistem, desain ini dikembangkan oleh solution architect. 

      Solution architect sendiri adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memimpin praktik dan memperkenalkan visi teknis keseluruhan untuk solusi tertentu.

      Hasil HLD yang dikembangkan oleh solution architect tersebut kemudian diserahkan kepada desainer dan developer untuk dikembangkan menjadi LLD.

      3. Kriteria input

      Ukuran input untuk HLD adalah SRS (Software Requirement Specification/Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak).

      Spesifikasi ini diperlukan agar desain yang dihasilkan mampu mendeskripsikan keseluruhan sistem dan arsitektur dari aplikasi.

      Sementara, ukuran input untuk low level design adalah high level design yang telah ditinjau.

      4. Kriteria output

      Tujuan HLD adalah menerjemahan kebutuhan bisnis menjadi high level solution. Oleh karena itu, output dari HLD adalah desain fungsional, desain basis data, dan catatan tinjauan.

      Sementara itu, LLD bertujuan mengubah high level solution menjadi detailed solution. Sehingga, output dari LLD adalah rencana pengujian unit dan spesifikasi program.

      5. Pihak yang terlibat

      Ketika mengerjakan HLD, pihak yang terlibat dalam pengembangannya adalah tim desain, tim peninjau, dan tim klien.

      Bersama-sama, mereka akan merumuskan kebutuhan bisnis yang akan diterjemahkan solution architect menjadi HLD.

      Hasil HLD tersebut kemudian ditinjau oleh tim desain, tim operasional, dan pelaksana sebelum diserahkan kepada developer untuk dikembangkan menjadi LLD.

      Baca Juga: Tertarik dengan Software Development? Kenalan dengan Karier System Integrator, yuk!

      Kesimpulan

      teknik informatika

      © stempremier.com

      HLD menentukan laporan lengkap dan perencanaan produk software atau aplikasi tertentu. Di sisi lain, LLD menentukan laporan detail dari semua modul.

      Dalam fase desain pengembangan software, anggota tim desain, tim klien, dan tim peninjau disertakan dalam perancangan HLD. Di sisi lain, tim desain dan tim operasi akan menyiapkan LLD.

      Sehingga, dapat dikatakan bahwa baik HLD dan LLD merupakan bagian penting dari fase desain dalam proses pengembangan setiap produk software.

      Baca Juga: 7 Lowongan Kerja Software Engineer Terbaru, Hanya Untukmu

      Nah, itu dia yang membedakan antara high level design dengan low level design.

      Agar kamu lebih memahami bagaimana proses pengembangan sebuah software, kamu bisa mengikuti berbagai kelas yang tersedia Glints ExpertClass.

      Di kelas tersebut, kamu bisa belajar dan bertanya langsung kepada para pakar industri tech.

      Tertarik? Yuk, klik di sini untuk memilih kelas yang sesuai dengan kebutuhanmu!

      • Difference between High Level Design and Low Level Design
      • Difference Between HLD and LLD

      beginner high level design low level design

      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait

      • Dunia Kerja Post Holiday Blues: Gejala dan Cara Ampuh Mengatasinya

        Alifia Seftin Oktriwina 30 Des 2021
      • Bidang Profesi 5 Perbedaan High Level dan Low Level Design dalam Membangun Aplikasi

        Alifia Seftin Oktriwina 15 Des 2021
      • Bidang Profesi Ini 5 Tren Podcast yang Patut Kamu Nantikan di 2022 Mendatang

        Alifia Seftin Oktriwina 24 Nov 2021
      • Bidang Profesi 7 Tren Social Media Marketing di 2022 untuk TikTok hingga Instagram

        Alifia Seftin Oktriwina 22 Nov 2021
      Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
      Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
      Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
      Kategori Topik
      • Tips Karier
      • Bidang Profesi
      • Konten Eksklusif
      • Kabar Glints
      Media Sosial
      • Facebook
      • Twitter
      • Instagram
      • LinkedIn
      Solusi Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community

      • Blog
        • Bidang Profesi
          • Marketing
          • Tech & Data
          • Media & Communications
          • Business Dev & Sales
          • Product
          • Design
        • Tips Karier
          • Mengawali Karier
          • Dunia Kerja
        • Konten Eksklusif
          • Artikel Expert
          • Panduan
          • Laporan
        • Dari Glints
          • Panduan Komunitas & Konten
          • Campaign Berlangsung
          • Kabar Produk
          • Kabar Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community



      • Bidang Profesi
      • Software Engineering
      • Tech & Data

      5 Perbedaan High Level dan Low Level Design dalam Membangun Aplikasi

      Tayang 15 Des 2021 - Dibaca 5 mnt
      Alifia Seftin Oktriwina A psychology graduate who has written content for more than 3 years. Specialized in SEO content and interested in content creating, planning, and strategy.

      Isi Artikel

        Ketika membuat sebuah software atau aplikasi, terdapat dua tipe desain yang digunakan, yakni high level dan low level design.

        Kedua desain ini diperlukan untuk membangun sistem aplikasi yang dapat berjalan dengan lancar.

        Namun, apa perbedaan kedua desain tersebut? Dirangkum dari Geeks for Geeks dan Java T Point, yuk, cari tahu selengkapnya di bawah ini!

        Definisi

        high level low level design

        © Unsplash.com

        High level design

        High level design (HLD) adalah desain sistem umum artinya mengacu pada desain sistem secara keseluruhan. Ini menjelaskan deskripsi keseluruhan/arsitektur software.

        Ini mencakup deskripsi arsitektur sistem, desain basis data, deskripsi singkat tentang sistem, layanan, platform, dan hubungan antar modul.

        HLD juga dikenal sebagai tingkat makro/desain sistem yang dibuat oleh solution architect.

        Desain ini mengubah kebutuhan bisnis menjadi high level solution dan dibuat terlebih dahulu berarti sebelum low level design.

        Low level design

        Low level design (LLD) bertugas merinci HLD yang berarti mengacu pada proses desain tingkat komponen. Ini menjelaskan deskripsi rinci dari masing-masing dan setiap modul.

        Bagian dari desain ini termasuk logika aktual untuk setiap komponen sistem dan masuk jauh ke dalam spesifikasi setiap modul.

        LLD juga dikenal sebagai desain tingkat mikro/detail yang dibuat oleh desainer dan developer.

        Desain ini akan mengubah high level solution menjadi detailed solution. LLD ini dirancang setelah HLD selesai.

        Baca Juga: Benarkah Software Architect adalah Profesi yang Menjanjikan?

        Perbedaan High Level dan Low Level Design

        © Freepik.com

        1. Tujuan

        Tujuan dari HLD  adalah menyatakan fungsionalitas ringkas dari setiap komponen. Desain ini menjelaskan deskripsi keseluruhan arsitektur aplikasi.

        Selain itu, HLD diperlukan untuk memahami aliran di beberapa objek sistem.

        Sementara itu, LLD bertujuan menyatakan logika efisien tertentu dari komponen. Secara rinci, desain ini akan menjelaskan deskripsi dari setiap modul.

        LLD juga diperlukan untuk membuat konfigurasi dan masukan pemecahan masalah.

        2. Pengembang

        Berhubung HLD dibuat untuk mendeskripsikan keseluruhan arsitektur sistem, desain ini dikembangkan oleh solution architect. 

        Solution architect sendiri adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memimpin praktik dan memperkenalkan visi teknis keseluruhan untuk solusi tertentu.

        Hasil HLD yang dikembangkan oleh solution architect tersebut kemudian diserahkan kepada desainer dan developer untuk dikembangkan menjadi LLD.

        3. Kriteria input

        Ukuran input untuk HLD adalah SRS (Software Requirement Specification/Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak).

        Spesifikasi ini diperlukan agar desain yang dihasilkan mampu mendeskripsikan keseluruhan sistem dan arsitektur dari aplikasi.

        Sementara, ukuran input untuk low level design adalah high level design yang telah ditinjau.

        4. Kriteria output

        Tujuan HLD adalah menerjemahan kebutuhan bisnis menjadi high level solution. Oleh karena itu, output dari HLD adalah desain fungsional, desain basis data, dan catatan tinjauan.

        Sementara itu, LLD bertujuan mengubah high level solution menjadi detailed solution. Sehingga, output dari LLD adalah rencana pengujian unit dan spesifikasi program.

        5. Pihak yang terlibat

        Ketika mengerjakan HLD, pihak yang terlibat dalam pengembangannya adalah tim desain, tim peninjau, dan tim klien.

        Bersama-sama, mereka akan merumuskan kebutuhan bisnis yang akan diterjemahkan solution architect menjadi HLD.

        Hasil HLD tersebut kemudian ditinjau oleh tim desain, tim operasional, dan pelaksana sebelum diserahkan kepada developer untuk dikembangkan menjadi LLD.

        Baca Juga: Tertarik dengan Software Development? Kenalan dengan Karier System Integrator, yuk!

        Kesimpulan

        teknik informatika

        © stempremier.com

        HLD menentukan laporan lengkap dan perencanaan produk software atau aplikasi tertentu. Di sisi lain, LLD menentukan laporan detail dari semua modul.

        Dalam fase desain pengembangan software, anggota tim desain, tim klien, dan tim peninjau disertakan dalam perancangan HLD. Di sisi lain, tim desain dan tim operasi akan menyiapkan LLD.

        Sehingga, dapat dikatakan bahwa baik HLD dan LLD merupakan bagian penting dari fase desain dalam proses pengembangan setiap produk software.

        Baca Juga: 7 Lowongan Kerja Software Engineer Terbaru, Hanya Untukmu

        Nah, itu dia yang membedakan antara high level design dengan low level design.

        Agar kamu lebih memahami bagaimana proses pengembangan sebuah software, kamu bisa mengikuti berbagai kelas yang tersedia Glints ExpertClass.

        Di kelas tersebut, kamu bisa belajar dan bertanya langsung kepada para pakar industri tech.

        Tertarik? Yuk, klik di sini untuk memilih kelas yang sesuai dengan kebutuhanmu!

        • Difference between High Level Design and Low Level Design
        • Difference Between HLD and LLD

        beginner high level design low level design

        Leave a Reply

        Your email address will not be published. Required fields are marked *

        Artikel Terkait

        • Dunia Kerja Post Holiday Blues: Gejala dan Cara Ampuh Mengatasinya

          Alifia Seftin Oktriwina 30 Des 2021
        • Bidang Profesi 5 Perbedaan High Level dan Low Level Design dalam Membangun Aplikasi

          Alifia Seftin Oktriwina 15 Des 2021
        • Bidang Profesi Ini 5 Tren Podcast yang Patut Kamu Nantikan di 2022 Mendatang

          Alifia Seftin Oktriwina 24 Nov 2021
        • Bidang Profesi 7 Tren Social Media Marketing di 2022 untuk TikTok hingga Instagram

          Alifia Seftin Oktriwina 22 Nov 2021
        Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
        Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
        Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
        Kategori Topik
        • Tips Karier
        • Bidang Profesi
        • Konten Eksklusif
        • Kabar Glints
        Media Sosial
        • Facebook
        • Twitter
        • Instagram
        • LinkedIn
        Solusi Glints
        • Lowongan Kerja
        • Glints ExpertClass
        • Glints Community
        Scroll Up