Growth Hacking, Strategi Marketing Efektif untuk Startup yang Baru Dirilis

Diperbarui 23 Des 2020 - Dibaca 14 mnt

Isi Artikel

    Growth hacking adalah salah satu strategi marketing yang populer dan mampu membantu pertumbuhan startup dengan sangat cepat.

    Sejak beberapa tahun terakhir, istilah growth hacking memang menjadi bahan perhatian di dunia startup.

    Pasalnya, growth hacking adalah strategi yang sangat cocok diterapkan oleh startup yang baru merintis bisnisnya.

    Stretegi ini tidak memerlukan modal yang terlalu banyak tapi tetap mampu menunjukkan perkembangan yang positif dengan cepat.

    Meski begitu, menerapkan strategi tersebut bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan orang-orang yang kreatif dan mampu menganalisis data dengan baik.

    Jadi, apa sih growth hacking itu? Bagaimana pula cara yang efektif untuk menerapkan strategi yang satu ini?

    Yuk, cari tahu jawabannya dalam ringkasan yang sudah Glints persiapkan untukmu di bawah ini.

    Baca Juga: Ketahui 5 Alasan Kenapa Branding Sangat Penting untuk Startup

    Apa Itu Growth Hacking?

    growth hacking adalah

    © Freepik.com

    Dilansir dari Grow with Ward, growth hacking adalah suatu bidang baru yang mengombinasikan marketing, data, dan teknologi.

    Dalam proses melakukan strategi growth hacking, diperlukan berbagai macam eksperimen yang akhirnya paling terbukti meningkatkan jumlah pelanggan.

    Sempat disinggung di atas, strategi ini sangat ideal digunakan oleh startup yang memiliki keterbatasan dalam anggaran dan sumber daya manusia.

    Strategi yang satu ini tidak hanya mampu meningkatkan jumlah pelanggan saja, tetapi juga membuat brand lebih mampu bersaing dengan kompetitor.

    Pasalnya, growth hacking sangat mengandalkan data yang bisa digunakan untuk menganalisis kompetitor dengan cara yang lebih mudah.

    Sebenarnya, growth hacking adalah istilah yang masih cukup baru. Pasalnya, hal yang satu ini baru dicetuskan oleh Sean Ellis pada tahun 2011 lalu.

    Selain growth hacking, istilah growth hacker yang merujuk pada orang yang melakukan eksekusi dari strategi ini juga semakin populer.

    Sean Ellis menyatakan bahwa seorang growth hacker bukanlah sekadar online marketer saja. Namun, mereka harus memiliki pengetahuan tentang data, produk, teknologi, dan marketing.

    Selain itu, seorang growth hacker juga harus memiliki pola pikir yang sangat spesifik dan bisa berfokus pada pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

    Strategi Growth Hacking

    © Freepik.com

    Dijelaskan oleh Optinmonster, sebagian besar strategi growth hacking terbagi dalam tiga area utama yaitu content marketing, product marketing, dan advertising.

    1. Content marketing

    Strategi content marketing memang disebut sebagai salah satu taktik yang cukup ampuh dan tidak memerlukan biaya yang cukup mahal.

    Seperti yang sempat disinggung di atas, growth hacking adalah strategi yang tidak membutuhkan banyak modal.

    Oleh karena itu, memanfaatkan content marketing bisa menjadi langkah yang tepat. Pasalnya, konten tetap menjadi magnet utama yang bisa mendatangkan lead yang berkualitas.

    Beberapa contoh content marketing yang bisa dilakukan misalnya dengan membuat artikel blog, e-book, konten media sosial, infografik, email marketing, hingga video.

    2. Product marketing

    Product marketing melibatkan teknik untuk membuat produk lebih menarik dan membangun basis pengguna.

    Contoh product marketing yang bisa dilakukan misalnya dengan membuat sistem pendaftaran khusus bagi pelanggan tertentu.

    Kemudian, menawarkan program referral yang bisa menguntungkan bagi pengguna lama dan baru juga bisa dicoba.

    3. Advertising

    Growth hacking juga memanfaatkan iklan untuk mempromosikan bisnisnya. Bahkan, cara yang satu ini juga terbukti efektif untuk meningkatkan brand awareness.

    Salah satu cara terbaik untuk mempromosikan brand adalah dengan menggunakan PPC atau pay per click.

    Ketiga strategi tersebut dilakukan dengan melakukan tahapan AARRR atau acquisition, activation, retention, revenue, dan referral.

    Dilansir dari Neil Patel, berikut ini penjelasan singkat dari AARRR:

    • Acquisition: perusahaan harus mencari cara untuk mengenalkan produk kepada calon pelanggan.
    • Activation: memberikan pelanggan pengalaman yang menyenangkan saat mencoba produk untuk pertama kalinya.
    • Retention: mencari cara untuk membuat pelanggan mau kembali menggunakan produk yang ditawarkan.
    • Revenue: bagaimana cara perusahaan untuk memonetasinya.
    • Referral: perusahaan harus menyiapkan strategi agar pelanggan mau memberi tahu orang lain mengenai produk yang ditawarkan.

    Baca Juga: Mengulik Strategi Event Marketing, Kunci Meningkatkan Brand Awareness

    Cara Menerapkan Strategi Growth Hacking

    strategi growth hacking adalah

    © Freepik.com

    Growth hacking adalah strategi yang dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan cepat. Namun, dalam prosesnya memerlukan banyak energi dan perencanaan yang matang.

    Dilansir dari Cloudways, berikut ini beberapa cara menerapkan strategi growth hacking yang efektif:

    1. Membuat daftar email sebelum acara peluncuran produk

    Peluncuran produk tentunya menjadi saat yang paling ditunggu oleh setiap brand. Namun, sebelum memulai acara peluncuran, tidak ada salahnya untuk terlebih dahulu membuat daftar email.

    Hal yang satu ini sangat memungkinkan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

    Setelah membuat daftar email, jangan lupa untuk menyiarkan kabar mengenai produk yang akan segera diluncurkan.

    Email marketing masih menjadi salah satu strategi paling efektif yang bisa membantu mendapatkan pelanggan potensial bahkan sebelum perilisan produk.

    Sebelumnya, perusahaan juga harus membangun hype agar calon pelanggan ikut bersemangat dalam peluncuran produk baru.

    2. Memanfaatkan program referral

    Program referral juga sangat efektif untuk menarik pengunjung yang baru. Strategi yang satu ini juga telah sukses dicoba oleh banyak brand besar.

    Salah satu brand yang menggunakan strategi growth hacking dan membuat program referral adalah Dropbox.

    Brand yang satu ini memberikan keuntungan berupa free storage untuk pengguna yang mau merekomendasikan produknya kepada orang lain.

    Program referral memang cukup efektif untuk meningkatkan jumlah pengguna. Namun, jangan lupa berikan keuntungan yang sepadan agar membuat pelanggan tertarik untuk mencobanya.

    3. Melakukan kolaborasi dengan brand lain

    Kunci utama dari growth hacking adalah dengan menciptakan hype agar produk bisa lebih dikenal oleh banyak pelanggan.

    Salah satu caranya adalah dengan melakukan kolaborasi dengan brand lain. Saat berkolaborasi dengan brand lain, meningkatkan visibilitas dari produk tentu akan lebih mudah.

    Hal itu dikarenakan produk akan dipromosikan lewat media sosial brand lain yang tentunya bisa menjangkau audiens baru.

    Kolaborasi ini sangat penting dicoba bagi brand yang baru dirilis agar namanya bisa lebih cepat dikenal.

    4. Membangun komunitas

    Komunitas merupakan salah satu strategi growth hacking yang tidak kalah pentingnya.

    Membangun komunitas akan membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan dan bahkan meningkatkan customer loyalty.

    Media sosial bisa dimanfaatkan jika brand ingin membangun komunitas yang kuat. Selain itu, media sosial memang menjadi tempat yang paling tepat untuk berkomunikasi dengan pelanggan.

    Cobalah lebih interaktif dengan pelanggan lewat media sosial dan suguhi mereka dengan konten yang menarik agar bisa meningkatkan engagement.  

    5. Melakukan kerja sama dengan influencer

    Influencer marketing kini menjadi salah satu strategi pemasaran yang cukup digemari oleh banyak brand.

    Strategi marketing yang satu ini memang dapat memberikan hasil yang positif karena produk akan lebih mudah dikenal oleh lebih banyak audiens.

    Namun, perhatikan beberapa hal sebelum bekerja sama dengan seorang influencer. 

    Seorang influencer yang memiliki followers banyak memang dapat membantu meningkatkan brand awareness produk.

    Akan tetapi, pastikan juga bahwa followers dari influencer tersebut memang sesuai dengan target pelanggan dari brand.

    Baca Juga: 5 Tips Memilih Influencer yang Tepat untuk Keperluan Branding

    Demikianlah penjelasan mengenai growth hacking yang telah disiapkan Glints untukmu.

    Growth hacking adalah strategi yang cukup diperhitungkan karena dapat membantu startup yang baru dirilis untuk berkembang dengan cepat.

    Tertarik dengan pembahasan seputar strategi bisnis atau marketing? Kamu bisa mencoba mengikuti beragam kelas menarik yang ada di Glints ExpertClass.

    Di sana kamu bisa mendapatkan banyak pengetahuan baru langsung dari para ahli yang sudah profesional di bidangnya.

    Yuk, segera cari kelas yang kamu inginkan dan upgrade skill-mu di Glints ExpertClass.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.7 / 5. Jumlah vote: 6

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait