Klaim Produknya Ramah Lingkungan, Kenali Greenwashing dan Ciri-Ciri Perusahaannya
Istilah greenwashing telah diciptakan sejak tahun 1986 lalu oleh seorang ahli lingkungan bernama Jay Westerveld. Namun, apakah kamu sudah tahu apa sebenarnya maksud dari istilah tersebut?
Setelah lebih dari 35 tahun sejak pertama kali dicetuskan istilahnya, rupanya sampai saat ini greenwashing masih menjadi salah satu masalah umum di dunia.
Ada banyak perusahaan besar di dunia yang masih melakukan praktik greenwashing demi memikat konsumen yang ingin membeli produk ramah lingkungan.
Namun, sebenarnya informasi yang mereka sebarkan tidak sepenuhnya benar sehingga konsumen merasa dibohongi.
Jadi, apa sebenarnya greenwashing dan seperti apa ciri-ciri perusahaan yang melakukan praktik tersebut?
Supaya kamu tidak lagi penasaran, coba simak dahulu rangkuman yang sudah Glints persiapkan di bawah ini.
Isi Artikel
Memahami Greenwashing
TechTarget mendefinisikan greenwashing sebagai praktik membuat klaim yang tidak berdasar atau menyesatkan tentang manfaat lingkungan dari suatu produk perusahaan.
Dengan melakukan praktik tersebut perusahaan akan terlihat lebih ramah lingkungan daripada keadaan sebenarnya.
Teknik greenwashing biasanya digunakan untuk membuat produk suatu perusahaan lebih menonjol dari pesaingnya.
Umumnya mereka menekankan bahwa produknya lebih ramah lingkungan, efisien, dan hemat biaya dari waktu ke waktu.
Investopedia juga menyebutkan bahwa perusahaan yang melakukan greenwashing akan membuat klaim bahwa produk mereka berasal dari bahan daur ulang atau lebih hemat energi.
Meskipun beberapa klaim tersebut sebagian besar mungkin benar, tapi perusahaan yang terlibat dengan praktik ini biasanya akan membesar-besarkan klaimnya untuk memperdaya konsumen.
Greenwashing sendiri bisa datang dalam dua bentuk, yaitu:
- Perusahaan menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk membuat produk mereka tampak sebagai produk yang ramah lingkungan daripada menjadikannya produk tersebut benar-benar ramah lingkungan.
- Perusahaan mendorong produk agar terbuat dari bahan alternatif yang memiliki bekas karbon yang lebih besar daripada bahan tradisional.
Bukti greenwashing dari perusahaan dapat dilihat ketika mereka merilis kampanye marketing yang ramah lingkungan.
Pasalnya, setelah diperiksa lebih jauh ternyata mereka lebih banyak menghabiskan budget-nya untuk kampanye pemasaran daripada untuk menerapkan praktik ramah lingkungan itu sendiri.
Perbedaan Greenwashing dan Green Marketing
Greenwashing dan green marketing merupakan dua hal yang berbeda. Namun, perbedaan tersebut cukup tipis sehingga sering membuat orang cukup kebingungan.
Green marketing adalah saat perusahaan menjual produk atau layanan yang memang benar-benar bertujuan untuk tidak merusak lingkungan.
Umumnya green marketing lebih jujur dan transparan sehingga konsumen tidak perlu meragukan lagi bahwa perusahaan tersebut memang bertujuan untuk menjaga lingkungan.
Menurut Business News Daily, ada beberapa kriteria dari produk atau layanan dari perusahaan yang benar-benar melakukan green marketing. Inilah penjelasannya:
- Diproduksi dengan cara yang berkelanjutan
- Bebas bahan beracun atau bahan perusak ozon
- Dapat didaur ulang atau diproduksi dari bahan daur ulang
- Terbuat dari bahan yang dapat diperbarui
- Tidak menggunakan kemasan secara berlebihan
- Didesain untuk dapat dipakai berkali-kali
Perusahaan yang melakukan green marketing sering kali disebut sedang melakukan greenwashing jika mereka tidak berani transparan.
Oleh karena itu, jika perusahaan benar-benar melakukan green marketing biasanya mereka akan lebih terbuka dan menyiapkan informasi pendukung.
Ciri-Ciri Perusahaan yang Melakukan Greenwashing
Dilansir dari Packhelp, inilah beberapa ciri-ciri perusahaan yang menerapkan praktik greenwashing:
1. Apa yang ditawarkan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan
Jika perusahaan selalu menawarkan produk yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, terkadang itu hanya bagian dari proses branding perusahaan saja.
Misalnya mereka merilis produk yang sangat ramah lingkungan, tidak menimbulkan limbah, hemat energi, dan sebagainya.
Namun, hal tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya.
2. Sulit untuk memeriksa klaim dari perusahaan
Seperti yang dijelaskan di atas, perusahaan yang melakukan greenwashing tidak terlalu transparan dalam memberikan penjelasan soal keterlibatan mereka dalam menjaga lingkungan.
Itulah mengapa sulit bagi orang lain untuk memeriksa klaim tersebut. Biasanya klaim yang dibuat oleh mereka perusahaan tampak tidak jelas dan tidak spesifik.
3. Lebih bersifat reaktif dan bukan proaktif
Perusahaan yang melakukan greenwashing biasanya menunjukkan kepeduliannya pada lingkungan karena reaksi yang diberikan pelanggan.
Jadi, umumnya mereka melakukannya hanya demi menyenangkan pelanggan dan meningkatkan keuntungan mereka saja.
Tidak ada niatan untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik.
4. Selalu menggunakan kata-kata yang dramatis
Ciri-ciri lain dari perusahaan yang menerapkan praktik yang satu ini adalah dengan selalu menggunakan kata-kata yang dramatis untuk menarik pelanggan.
Umumnya mereka menggunakan tone of voice yang dramatis dan seakan-akan menjadi perusahaan yang sangat ramah lingkungan.
Demikianlah penjelasan mengenai greenwashing mulai dari pengertian, ciri-ciri perusahaan yang melakukannya hingga perbedaannya dengan green marketing.
Semoga penjelasan di atas bisa membuatmu lebih mudah untuk membedakan mana perusahaan yang produknya benar-benar ramah lingkungan atau tidak.
Nah, selain informasi di atas, Glints sudah menyiapkan banyak artikel seputar branding yang bisa kamu baca untuk menambah wawasanmu, lho.
Yuk, dapatkan dan pelajari lebih banyak hal seputar branding dengan klik di sini. Gratis, lho!