Graham Number: Apa Itu, Rumus, Perhitungan, dan Pengaruhnya

Diperbarui 20 Jan 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Graham Number adalah salah satu istilah dalam dunia saham yang diprakarsai oleh Benjamin Graham.

    Benjamin Graham sendiri adalah seorang ekonom kenamaan sekaligus dosennya Warren Buffet semasa ia berkuliah di Universitas Columbia.

    Lantas, apa artinya Graham Number dalam dunia saham?

    Mengapa angka ini begitu penting untuk para pemula yang ingin mulai berinvestasi saham?

    Yuk, simak penjelasan selengkapnya dari Glints!

    Apa itu Graham Number?

    overbought adalah

    © Refreshmentsystems.co.uk

    Graham Number adalah cara menentukan harga tertinggi (batas atas) yang harus dibayar investor untuk saham tertentu.

    Menurut Investopedia, perhitungan ini dikembangkan Benjamin Graham untuk tipe investor defensif atau berhati-hati.

    Investor defensif biasanya lebih memilih berinvestasi di saham-saham konservatif yang stabil dan tidak gampang terpengaruh kondisi perekonomian saat ini. 

    Portofolio yang berisi saham-saham seperti ini minim manajemen dan dapat diandalkan untuk menyediakan return yang konsisten.

    Investor tipe defensif lebih memilih menunggu saat yang tepat untuk berinvestasi agar terbebas dari risiko.

    Apa Fungsi Graham Number?

    Graham Number membantu investor tahu mana saham fundamental yang bagus serta dihargai murah oleh pasar modal.

    Murah di sini artinya bukan nominal harga, tapi lebih ke nilai valuasi sahamnya.

    Sebab, mungkin ada saja saham yang harganya Rp20.000/lembar, tapi tetap tergolong undervalued alias murah.

    Di sisi lain, ada juga saham yang per lembarnya dihargai hanya Rp800 tetapi overvalue alias sangat mahal.

    Menurut teori, setiap nilai saham di bawah angka Graham adalah saham undervalue sehingga layak untuk diinvestasikan.

    Baca Juga: Cara Investasi Saat Nilai Tukar Rupiah Anjlok

    Formula Graham Number

    Untuk menentukan harga batas atas sebuah saham, Graham Number memperhitungkan laba per saham (EPS) dan nilai buku per saham (BVPS) perusahaan.

    Laba per saham (EPS) dihitung sebagai laba bersih perusahaan dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

    Sementara itu, nilai buku per saham (BVPS) adalah rasio ekuitas yang tersedia untuk pemegang saham dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

    Angka ini mewakili nilai minimum ekuitas perusahaan dan mengukur nilai buku perusahaan berdasarkan per saham.

    Rumus Graham Number adalah sebagai berikut:

    formula graham number

    © Investopedia

    Alternatif model formula Graham Number yang lain adalah:

    formula graham number

    © Investopedia

    Pada dasarnya, rumus kedua sama saja seperti yang pertama.

    Net income/share outstanding adalah nilai EPS, sementara shareholder’s equity adalah nama lain dari BVPS.

    Angka 22,5 diambil dari prinsip Benjamin Graham bahwa rasio P/E (price per earning) yang ‘ideal’ tidak boleh lebih dari 15x dan P/B (price per book) tidak lebih dari 1,5x.

    Itu kenapa rumus Graham Number adalah 15 x 1,5 = 22,5.

    Baca Juga: Pilihan Investasi yang Tepat untuk Milenial

    Contoh perhitungan

    Laba per saham (EPS) untuk satu saham perusahaan ABC adalah Rp5.000 dan nilai buku per (BVPS) sahamnya adalah Rp3.500.

    Maka, nilai valuasi sahamnya berdasarkan perhitungan Graham Number adalah:

    √22,5 x 5.000 x 3.500 = √393.750.000 = Rp19.850

    Nah, Rp19.850 adalah harga maksimum (batas atas) yang harus dibayar investor untuk saham ABC, menurut Graham Number.

    Jika saham ABC dihargai Rp19.000, ini berarti saham undervalue dan bisa kamu pertimbangkan untuk dibeli.

    Sementara jika dipatok harga Rp20.000, saham ini sudah termasuk kemahalan (overvalue).

    Pengaruh Graham Number ke Pasar Modal

    saham lq45 adalah

    © Unsplash.com

    Sebenarnya perhitungan Angka Graham sudah bukan lagi satu-satunya cara untuk menentukan harga saham yang wajar saat ini.

    Sebab menurut Serenity Stocks, menentukan kualitas atau kelayakan saham hanya berdasarkan satu kriteria (nilai valuasinya saja) akan berisiko.

    Misalnya, mungkin saja suatu saham menunjukkan angka EPS yang besar sementara memiliki terlalu banyak utang.

    Graham Number juga jarang dihitung menggunakan pendapatan rata-rata tiga tahun terakhir.

    Padahal, Benjamin Graham sendiri dulu pernah menjelaskan bahwa perhitungan rata-rata adalah hal yang penting.

    Perhitungan pendapatan rata-rata bisa melindungi investor dari faktor-faktor luar yang memengaruhi pergerakan harga saham, seperti biaya bea khusus dalam laba per saham, hingga pengurangan pajak penghasilan karena kerugian masa lalu.

    Selain itu, perhitungan Graham Number juga mengecualikan beberapa karakteristik analisis fundamental yang dianggap sebagai nilai investasi yang baik, antara lain adalah:

    • kualitas manajemen
    • pemegang saham utama
    • karakteristik industri, dan
    • lanskap persaingan.
    Baca Juga: Tips Sukses buat Kamu yang Ingin Belajar Investasi

    Itulah tadi penjelasan dari Glints mengenai perhitungan Graham Number.

    Makanya, Glints juga menyarankanmu menggunakan beberapa metode perhitungan harga saham, agar bisa dibandingkan.

    Nah, Glints masih punya artikel terkait perhitungan nilai saham lainnya, lho.

    Yuk, temukan dan baca ragam artikel menarik lainnya dengan klik di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.7 / 5. Jumlah vote: 6

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait