Jangan Sembarangan Berinvestasi, Kenali Dulu Konsep Ethical Investing
Isi Artikel
Masing-masing investor saham maupun reksa dana tentunya memiliki pertimbangan ketika akan menaruh uangnya untuk berinvestasi. Nah, salah satu prinsip yang tak jarang dimiliki para investor adalah ethical investing.
Dalam prinsip ini, kamu tidak hanya harus melihat seberapa besar potensi untung sebuah saham, tetapi juga apakah perusahaan tersebut sesuai dengan nilai-nilai sosial, lingkungan, moral, dan lainnya yang kamu miliki.
Yuk, pelajari lebih dalam tentang ethical investing dalam artikel Glints berikut ini.
Apa Itu Ethical Investing?
Berdasarkan deskripsi Investopedia, ethical investing adalah praktik investasi saham ataupun reksadana yang melibatkan prinsip etika seorang investor.
Prinsip etika ini digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih sekuritas investasi.
Oleh sebab itu, standar etika dalam ethical investing pun berbeda-beda, tergantung oleh masing-masing investor.
Jadi, apa yang menurutmu etis belum tentu sama dengan investor lain.
Yang jelas, ada suatu kode etik yang tidak boleh dikesampingkan ketika menetapkan pilihan.
Contoh dari ethical investing yaitu misalnya seorang investor hanya ingin berinvestasi pada perusahaan yang peduli lingkungan.
Di luar itu, paling sederhananya, berinvestasi pada saham syariah saja merupakan salah satu implementasi ethical investing yang sering dilakukan.
Pasalnya, investor yang hanya berinvestasi di saham syariah mementingkan aturan-aturan dalam agama Islam dan menghindari perusahaan yang tidak berbisnis sesuai syariat.
Kelebihan dan Kekurangan Ethical Investing
Kelebihan
1. Menunjukan komitmen
Ethical investing adalah cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan nilai-nilai yang kamu percayai dalam hidup bahkan dalam aspek finansial.
Melansir Dough Roller, prinsip ini memberikan ketenangan tersendiri bagi investor karena mengetahui bahwa uangnya ditempatkan pada tempat yang menurutnya baik.
2. Lebih termotivasi
Berinvestasi pada perusahaan yang memiliki nilai-nilai yang kamu percayai bisa menumbuhkan motivasi untuk berinvestasi lebih banyak secara berkelanjutan.
Bahkan, karena ethical investing semakin populer, lama-kelamaan tren ini bisa mendorong banyak perusahaan untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Misalnya, agar banyak menerima investasi, perusahaan-perusahaan jadi tergerak untuk lebih memperhatikan aspek sosial dan lingkungan, karena banyak investor yang mempertimbangkan hal itu.
Selain itu, bisa pula perusahaan berusaha membuat bisnisnya menjadi lebih bersih dan etis sesuai dengan standar norma yang umum dipegang oleh warga negara tempatnya beroperasi.
3. Mendukung perusahaan yang sudah baik
Perusahaan yang sudah menerapkan prinsip-prinsip baik akan terdukung oleh para investor ethical investing.
Dengan begitu, perusahaan-perusahaan ini bisa terus beroperasi dan memberi manfaat lebih banyak lagi.
Kekurangan
Karena ethical investing adalah prinsip yang mengedepankan etika, pilihan perusahaan yang layak untuk portofolio investasimu bisa jadi terbatas.
Dengan begitu, kemungkinan keuntungan yang didapatkan cenderung lebih rendah dibanding memilih untuk bisa berinvestasi di mana pun.
Pasalnya, bisa saja ada perusahaan yang sangat bagus performanya, tetapi tidak sesuai dengan prinsip etika yang kamu tetapkan.
Oleh karena itu, kamu tidak bisa berinvestasi di perseroan tersebut.
Jika kamu adalah seorang ethical investor, perlu strategi membangun portofolio yang benar-benar matang.
Bagaimana Melakukan Ethical Investing?
Untuk membangun portofolio ethical investing, lebih baik mulai untuk memilih sekuritasnya dan memantau pergerakannya sendiri.
Akan tetapi, jika ini sulit khususnya bagi pemula, kamu juga bisa mencari bantuan orang yang lebih berpengalaman maupun dengan menggunakan robo-advisor.
Robo-advisor adalah algoritma yang bisa membantumu menemukan perusahaan-perusahaan yang menawarkan saham maupun reksadana yang syariah.
Biasanya, aplikasi-aplikasi investasi saat ini sudah menyediakan fitur ini untukmu, khususnya untuk investasi syariah.
Meskipun menggunakan robo-advisor, kamu sendiri perlu mengetahui standar-standar perusahaan yang bisa dinilai etis.
Setelah menetapkan hal ini, kamu bisa melakukan riset dengan melihat sejarah dan perkembangan perusahaan tersebut dari waktu ke waktu.
Setelah yakin bahwa suatu perusahaan sesuai dengan keinginanmu, investasi bisa dilakukan.
Kamu bisa berinvestasi saham maupun reksadana, sesuai dengan kebutuhan dan rencana keuangan.
Itulah dia penjelasan Glints seputar prinsip investasi berbasis nilai-nilai etika ini. Apakah kamu adalah salah satu investor yang berencana menerapkan ethical investing juga?
Agar semakin mahir mengelola keuanganmu, yuk, cek kelas-kelas di Glints ExpertClass.
Di sana, berbagai pakar keuangan akan membawakan webinar yang bisa kamu hadiri secara online untuk meningkatkan pengetahuanmu.
Langsung temukan kelasnya dan beli tiket segera, ya!