Mengenal Email Cadence: Definisi dan Tips Penerapannya

Diperbarui 10 Jul 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Sebuah email marketing yang efektif adalah saat email sampai ke user pada waktu yang tepat. Nah, email cadence cara yang bisa membantumu melakukannya.

    Dalam email marketing, isi konten dan penyampaian memang penting. Begitu juga dengan frekuensi dan timing pengiriman emailnya.

    Lalu, apa itu email cadence? Yuk, simak selengkapnya dengan klik di bawah ini!

    Definisi Email Cadence

    Mengutip Indeed, email cadence adalah urutan, pemilihan waktu, dan frekuensi untuk mengirim email marketing kepada user atau subscriber.

    Secara sederhana, Sendx mengatakan bahwa email cadence adalah frekuensi dan pemilihan waktu untuk mengirim email marketing yang sesuai dengan target audiens dan tujuan bisnis.

    Selain menyesuaikan waktu dan urutan, email cadence juga merupakan strategi yang memastikan email sampai ke target audiens dengan konten yang sesuai.

    Jika email cadence kamu tidak memiliki arah maka calon konsumen akan cenderung menganggapnya sebagai gangguan, dengan begitu tentu maksud dari email marketing tersebut tidak akan sampai.

    Sebaliknya, jika email marketing yang kamu kirimkan terkesan sembrono, bukannya mendapatkan konsumen, kamu justru bisa kehilangan mereka.

    Pasalnya email yang isinya tidak sesuai akan memberikan kesan mengganggu dan pesan atau maksud di dalamnya tak tersampaikan.

    Baca Juga: Customer Intimacy: Apa Itu, Manfaat, Contoh, Cara Meningkatkannya

    Pentingnya Email Cadence

    Email cadence adalah salah satu alat yang penting untuk menjaga customer engagement.

    Saat kamu melakukan promosi melalui email marketing, memastikan bahwa konten tersebut terhubung dengan konsumen adalah hal krusial.

    Beberapa tujuan dan pentingnya email cadence adalah sebagai berikut:

    • memastikan email memiliki kualitas yang baik
    • mengirimkan email kepada target audiens yang tepat
    • memastikan waktu pengiriman email tepat

    Mengatur email cadence yang sesuai untuk audiens bisa berdampak besar untuk kesuksesan marketing campaign.

    Bukan hanya itu, email cadence yang tepat juga akan berdampak pada peningkatan penjualan, subscribers, dan ketertarikan terhadap campaign secara keseluruhan.

    Baca Juga: Jangan Lupa Penuhi 7 Checklist Ini sebelum Mengirim Email Marketing

    6 Tips Menerapkan Email Cadence

    Dilansir Hubspot, untuk memastikan penerapan email cadence kamu sudah tepat, berikut adalah hal-hal yang bisa kamu lakukan dalam praktiknya:

    1. Memahami tujuan

    Sebelum mempraktikkan email cadence, kamu harus memahami tujuan dan prospek yang ingin kamu sampaikan kepada konsumen.

    Misalnya, apakah dengan menggunakan email cadence kamu ingin meningkatkan traffic ke blog, penjualan, atau memberikan penawaran.

    Email cadence harus bisa menjadi panduan untuk konsumen.

    Jika tujuannya tidak jelas, frekuensi kurang tepat, dan waktu pengiriman email sembarangan, maka konsumen juga tidak akan melakukan CTA yang ada.

    Sebab, tujuan inilah yang akan menentukan bagaimana strategi yang tepat untuk membuat ritme dan alur email tersebut.

    2. Pahami cara berpikir konsumen

    Poin utama dari memiliki email cadence adalah untuk memastikan bahwa email marketing diterima konsumen yang spesifik.

    Itu artinya email marketing yang bersifat “satu untuk semua” (one-size-fits-all) tidak berlaku jika kamu sudah menerapkan email cadence.

    Dengan memahami cara berpikir hingga kebutuhannya, kamu bisa mengirimkan konten dan email marketing yang relevan.

    Secara sederhana, kamu harus memahami target audiens untuk bisa menentukan alur dan ritme email marketing.

    3. Jangan terlalu kaku

    Email yang kaku akan membuat konsumen bingung apa yang harus dilakukannya melalui CTA atau jenis promosi yang akan mereka terima.

    Perlu diingat juga bahwa email cadence adalah strategi yang digunakan untuk membuat email marketing lebih konsisten dan menarik.

    4. Jangan terlalu agresif

    Selain jangan terlalu kaku, kamu juga tidak bisa terlalu agresif dalam membuat strategi email cadence.

    Terlalu sering mengirim email marketing atau promosi adalah kesalahan yang harus kamu hindari dalam membuat email cadence.

    Saat kamu terlalu agresif, bukan tidak mungkin kamu akan kehilangan subscribers dan konsumen potensial.

    5. Temukan frekuensi yang pas

    Frekuensi pengiriman email marketing  akan berbeda-beda untuk setiap bisnis dan industri.

    Kamu tidak akan langsung bisa menemukan frekuensi yang pas untuk email cadence.

    Makanya, lakukan terus uji coba atau eksperimen sampai kamu menemukan frekuensi yang pas.

    Misalnya, sebuah fashion brand tentu akan lebih sering mengirim email marketing terkait promosi dan hadiah dibandingkan dengan perbankan.

    6. Berikan kebebasan pada subscribers

    Memberikan kebebasan untuk personalisasi maupun menentukan frekuensi email kepada pelanggan/subscribers adalah pilihan yang baik dalam email cadence.

    Saat konsumen diberikan kebebasan seperti ini, maka kecil kemungkinan mereka berhenti berlangganan.

    Jika frekuensi email yang tepat menurut perusahaan masih kurang tepat bagi pengguna, berikan kesempatan pada mereka untuk menentukannya sendiri.

    Jangan lupa juga untuk menyertakan link yang bisa membarui preferensi email mereka sehingga kamu tidak akan kehilagan subscribers.

    Baca Juga: Trik Jitu Membangun Strategi Customer Oriented

    Itu dia serba-serbi email cadence dan tips penerapannya.

    Walaupun tidak akan langsung berhasil, memiliki email cadence tetap meningkatkan efektivitas dari email marketing.

    Selain itu, dalam membuat email cadence, selalu ingat bahwa prioritas utama adalah konsumen.

    Untuk mengetahui lebih dalam tentang kebutuhan konsumen, Glints telah siapkan ragam -tips memahami kebutuhan konsumen, lho!

    Yuk, klik di sini untuk baca artikel selengkapnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait