Bisa Bahayakan Strategi Pemasaran Konten, Ketahui Apa itu Content Shock

Tayang 14 Jun 2021 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Seiring berkembangnya strategi content marketing, dunia pemasaran kini berisiko untuk menghadapi content shock.

    Meskipun belum diketahui banyak orang, hal tersebut sebaiknya dihindari oleh para pegiat konten.

    Memangnya, apa sih arti dari content shock? Apakah hal ini berbahaya untuk perkembangan bisnis? Tenang, Glints sudah merangkum semuanya khusus untuk kamu.

    Baca Juga: Content Development: Pengertian, Tanggung Jawab, serta Skill yang Harus Dikuasai

    Definisi Content Shock

    content shock

    © Freepik.com

    Dewasa ini, dunia digital marketing sedang berada di masa keemasannya. Terlebih saat strategi pemasaran konten diterima dengan baik oleh masyarakat.

    Sebuah perusahaan yang dapat menciptakan konten dengan rapi cenderung memiliki persentase income dan traffic yang lebih banyak.

    Selain itu, dikarenakan suksesnya strategi content marketing, permintaan audiens untuk konten pun ikut meningkat.

    Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan jadi berlomba untuk membuat sebanyak mungkin konten agar dapat bersaing dengan para kompetitor.

    Sayangnya, hal ini justru menimbulkan efek yang kurang baik untuk dunia pemasaran konten, yaitu content shock.

    Melansir Businessgrow, content shock adalah ketika volume konten yang meningkat tanpa henti telah mengungguli kapasitas audiens untuk mengkonsumsinya.

    Dalam arti, jumlah konten yang tersedia di dunia maya sudah membludak, dan karena jumlah audiens terbatas, beberapa konten justru tidak dapat dikonsumsi oleh mereka.

    Selain itu, konten yang dipublikasikan oleh masing-masing perusahaan juga terlihat serupa. Hal ini menyebabkan materi konten yang stagnan.

    Mungkin, permasalahan ini bisa diselesaikan oleh kreativitas masing-masing content creator.

    Namun, hal tersebut justru menurunkan kualitas konten karena topik-topik baru terlihat memaksakan keadaan dan terasa tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari.

    Bahkan, menurut Thriveability, faktanya, 60% konten yang dihasilkan beberapa perusahaan kini terlihat membosankan dan tidak relevan dengan target pembaca. 

    Cara Mengatasi Content Shock

    Nyatanya, content shock dapat menjadi pedang bermata dua untuk dunia pemasaran konten.

    Bila para marketer tidak dapat menangani permasalahan ini, mungkin strategi content marketing tidak dapat diteruskan kedepannya.

    Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah content shock. Berikut penjelasannya:

    1. Pikirkan kebutuhan audiens

    content shock

    © Pexels.com

    Disadur dari Copypress, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah untuk menyusun strategi konten berdasarkan keperluan dan minat para user.

    Semua audiens dari berbagai latar belakang yang berbeda mengharapkan imbalan yang positif setelah mereka meluangkan waktu menyimak sebuah konten.

    Tentunya, bila mereka merasa sajian dalam konten terasa bermanfaat, mereka akan merasa puas, dan audiens yang puas akan hadir kembali untuk mencari konten tambahan.

    Konten yang mendahulukan kebutuhan audiensnya juga dapat menjadi jembatan antara perusahaan dengan customernya.

    Baca Juga: Mengenal Cornerstone Content, Sebuah Strategi Kalahkan Kompetitor Website-mu

    2. User-generated content

    content shock

    © Pexels.com

    Selanjutnya, menggunakan user-generated content juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi content shock.

    UGC merupakan sebuah topik konten yang dibuat oleh pelanggan yang sudah merasa puas dengan kualitas konten brand mereka.

    Konten buatan pengguna juga cenderung lebih populer dan lebih sering di-share dan dilihat daripada konten ciptaan perusahaan. 

    Maka dari itu, UGC dirasa efektif karena menawarkan bukti bahwa produk atau layanan perusahaan berhasil untuk menarik minat orang-orang.

    3. Promosi konten yang memadai

    konten berlebihan

    © Unsplash.com

    Menurut Ceralytics, perusahaan harus memberikan promosi yang baik untuk kontennya ketika sedang menghadapi content shock.

    Mengapa demikian? Karena salah satu isu yang akan dihadapi perusahaan ketika content shock adalah kurangnya engagement dari audiens.

    Jumlah konten yang sudah terlalu banyak bisa menenggelamkan konten baru yang telah diciptakan perusahaan.

    Maka, sebaiknya perusahaan menyediakan strategi promosi untuk konten-konten mereka pada berbagai platform yang mereka miliki.

    Baca Juga: Semakin Penting untuk Sebuah Brand, Apa Itu User Generated Content?

    Itulah serba-serbi content shock yang perlu kamu ketahui.

    Nah, intinya, sebelum kamu terjun ke dunia pemasaran konten, istilah satu ini harus kamu pahami betul-betul.

    Selain itu, meskipun content shock dapat merugikan strategi marketing perusahaan, selalu ada cara untuk mengatasinya.

    Jika tertarik untuk informasi dan tips seputar marketing lainnya, kamu bisa lho berlangganan di newsletter blog Glints.

    Setelah berlangganan, kamu akan menerima notifikasi berita ter-update langsung di inbox emailmu.

    Jangan sampai ketinggalan. Yuk, sign up di Glints sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait