5 Cara Merancang Content Brief, Kunci Sukses Marketing Campaign
Umumnya, perusahaan yang masih berkembang akan memberikan tugas pemasaran pada tim freelance. Nah, agar kinerja mereka dapat memenuhi harapan, perusahaan perlu merancang sebuah content brief.
Dokumen satu ini akan digunakan sebagai guideline bagi freelancer saat mereka nanti bertugas.
Oleh karena itu, jika perusahaan tidak merancangnya dengan benar, hasil dari campaign bisa melenceng dari ekspektasi.
Agar hal tersebut tidak terjadi padamu, berikut Glints jelaskan serba-serbi content brief, mulai dari definisi hingga tips membuatnya.
Isi Artikel
Apa Itu Content Brief?
Menyadur laman Market Muse, content brief adalah sebuah dokumen yang diperlukan marketer untuk mengeksekusi content marketing.
Dokumen tersebut mencakup seluruh informasi terkait konten yang perlu dikerjakan marketer dan biasanya akan dirancang oleh seorang content strategists atau manajer editorial.
Informasi yang dicantumkan tidak hanya soal arahan editorial, tetapi, juga terkait instruksi keperluan SEO.
Maka dari itu, pembuatan dokumen ini membutuhkan kepekaan serta pengetahuan yang merinci seputar konten dan rencana campaign-nya.
Perancang harus menyertakan rencana editorial serta strategi SEO dalam instruksi yang imbang.
Bila salah satu dari kedua aspek tersebut ditinggalkan, kinerja marketer takkan rapi dan campaign pun bisa gagal.
Cara Membuat Content Brief
Seperti yang sudah Glints jelaskan, merancang content brief bukanlah sebuah pekerjaan yang sepele.
Saat sedang membuat, penulis wajib memiliki kepekaan serta pemahaman menyeluruh mengenai kampanye kontennya.
Nah, agar tidak terjadi kesalahan, berikut cara membuat content brief yang baik dan benar:
1. Informasi perusahaan dan campaign
Sesuai ujaran Adviso, hal pertama yang harus diperhatikan saat merancang content brief adalah informasi perusahaan dan campaign yang ingin dibuat.
Di bagian ini, penulis harus menjelaskan visi dan misi perusahaan secara ringkas dan obyektif.
Informasi tersebut dapat memberikan marketer gambaran umum mengenai identitas brand dan hal-hal yang dihargainya.
Selain itu, penulis juga perlu memperjelas tujuan campaign-nya. Mulai dari topik hingga sudut pandang konten, semua hal tersebut perlu diulas secara menyeluruh.
Sebagai contoh, jika hendak merancang brief artikel blog mengenai investasi, penulis harus menyertakan informasi tentang instrumen yang ingin dibahas serta keperluan SEO-nya, seperti keyword dan jumlah kata.
2. Tolak ukur keberhasilan
Selanjutnya, perancang brief perlu mencantumkan tolak ukur keberhasilan dari campaign yang akan dibuat.
Pada bagian ini, penulis perlu menjelaskan tujuan campaign dengan sebaik mungkin.
Setelah itu, mereka harus menyertakan ekspektasi perusahaan serta tolak ukur keberhasilan dari konten ciptaan marketer.
Tujuan dari bagian bukanlah untuk mendorong marketer. Akan tetapi, sebagai jaminan bahwa marketer akan memberikan hasil kerja yang apik.
3. Target audiens
Informasi terkait target audiens perusahaan dapat menentukan arah proses kreatif para marketer.
Oleh karena itu, menurut Hop, selalu sertakan informasi yang menyeluruh tentang audiens brand perusahaan di dalam content brief.
Agar lebih jelas, penulis brief bisa mencantumkan data demografis, informasi perilaku audiens, serta pola pembelian mereka, agar campaign ciptaan marketer terlihat lebih relevan.
4. Arahan visual
Umumnya, sebuah konten dalam blog maupun platform media sosial membutuhkan rancangan desain visual.
Hal tersebut tentunya ditujukan agar konten bisa terlihat lebih menarik dan tidak membosankan.
Nah, bila brand membutuhkan sebuah rancangan desain, mereka perlu mencantumkan arahan visual pada content brief.
Bila memungkinkan, penulis bisa sertakan contoh dari rancangan visual yang ingin mereka gunakan.
5. Tenggat waktu pembuatan
Hal terakhir yang harus ditempatkan pada dokumen ini adalah tenggat waktu perancangan campaign.
Hal satu ini cukup penting, sebab, perusahaan pastinya memiliki timeline tersendiri terkait marketing campaign yang dijalani.
Di sisi lain, mencantumkan deadline juga bermanfaat bagi marketer. Informasi yang rinci terkait tenggat waktu dapat membantu mereka dalam merencanakan konten serta pengaturan waktu kerja.
Manfaat Content Brief
Setelah membaca penjelasan di atas, sepertinya jelas bahwa content brief memiliki peran penting dalam proses pembuatan campaign untuk brand.
Nah, kira-kira, seperti apa bentuk manfaat yang akan didapatkan brand dengan merancang dokumen tersebut? Berikut penjelasannya menurut Topic Seed:
- instruksi rancangan campaign yang lebih jelas
- hasil kerja marketer akan menjadi lebih baik
- brand dapat melihat kesalahan pada campaign dengan lebih mudah
- pesan yang ingin disampaikan brand dapat disebarkan dengan efektif
- perancangan campaign menjadi lebih efisien
Itulah penjelasan singkat Glints terkait definisi content brief serta langkah-langkah untuk membuatnya.
Yang perlu kamu ingat adalah bahwa dokumen ini memiliki peran penting dalam kesuksesan marketing campaign.
Bila dirancang dengan baik, dijamin campaign perusahaan mampu untuk menarik perhatian para audiens.
Nah, selain content brief, masih banyak aspek-aspek lainnya yang dapat sukseskan kampanye konten perusahaan.
Penasaran dengan informasi tersebut? Tenang saja, kamu bisa temukan penjelasannya di Glints ExpertClass.
Dipandu oleh para praktisi pemasaran, yuk, ikuti kelas kategori marketing agar kamu bisa jadi marketer yang lebih andal!