Break Even Point: Pengertian dan Bagaimana Cara Menghitungnya
Isi Artikel
Jika ingin berkecimpung dalam dunia bisnis, kamu harus mengetahui istilah-istilah di dalamnya. Salah satu istilah yang perlu kamu perhatikan adalah break even point atau titik impas.
Mungkin, bagi para pebisnis istilah akuntansi tersebut tidak asing di telinga mereka.
Break even point atau BEP menjadi salah satu unsur yang penting jika kamu ingin mengembangkan bisnis dalam jangka waktu panjang.
Bagaimana tidak, BEP menjadi tolak ukur untuk menentukan apakah bisnismu mengalami keuntungan atau tidak.
Lantas, apa itu BEP? Bagaimana cara menghitungnya? Tenang, dalam artikel ini Glints akan merangkumnya untukmu.
Apa Itu Break Even Point?
Dilansir dari Corporate Finance Institute, break even point adalah suatu kejadian dalam bisnis di mana pendapatan (revenue) dan modal dari perusahaan mengalami jumlah yang sama.
Artinya, perusahaan tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian dalam situasi seperti ini.
Oleh karena itu, istilah ini juga biasanya disebut sebagai titik impas atau orang-orang biasa menyebutnya sebagai balik modal.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, menghitung BEP menjadi salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam bisnis.
Pasalnya, dilansir dari Hubworks, perhitungan BEP akan membantumu untuk menentukan anggaran keuangan perusahaan di masa depan.
Adapun hal lain yang dapat membantumu dengan menghitung titik impas adalah sebagai berikut.
- menghitung biaya produksi
- mengatur jumlah perekrutan karyawan
- menghitung jumlah keuntungan yang bisa didapatkan
Apa Saja yang Dihitung dalam Break Even Point?
Dari penjelasan di atas, kita sudah tahu bahwa break even point adalah istilah akuntansi yang harus kita perhitungkan saat menjalankan bisnis.
Lazimnya, sebelum melakukan penghitungan BEP, kita harus tahu kira-kira apa saja variabel yang harus dihitung di dalamnya.
Nah, melansir dari The Balance SMB, dalam menghitung break even point, kamu harus mengetahui tiga variabel di bawah ini. Berikut adalah tiga variabel dalam titik impas:
1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang nilainya tetap walaupun terjadi perubahan pada proses produksi. Sebagai contoh, biaya sewa gedung, gaji karyawan, dan lain-lain.
2. Biaya variabel (variable cost)
Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang nilainya dapat berubah-ubah karena bergantung pada proses produksi.
Perubahannya bisa terjadi karena proses produksi mengalami peningkatan ataupun penurunan karena permintaan pasar berkurang.
3. Harga jual produk
Harga jual adalah harga yang ditentukan produk untuk dijual kepada pasar.
Bagaimana Cara Menghitung Break Even Point?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, menghitung break even point adalah hal yang penting karena dapat membantumu untuk menentukan harga jual serta perkiraan anggaran keuangan perusahaan di masa depan.
Nah, kira-kira bagaimana, ya, cara menghitung BEP? Apakah ada rumus tertentu dalam menghitungnya?
Pada dasarnya, menghitung BEP sangat sederhana.
Melansir dari Investopedia, perusahaan dapat mengurangi harga jual per unit dengan biaya variabel, lalu dibagi dengan biaya tetap untuk menghitung break even point.
Jadi, rumus BEP atau titik impas adalah seperti ini = biaya tetap : (harga per unit – biaya variabel).
Faktor-Faktor Meningkatnya BEP
Menghitung break even point adalah kegiatan penting yang harus dilakukan untuk mengetahui target perusahaan dalam menutupi biaya produksi.
Akan tetapi, terkadang BEP dapat meningkat ataupun menurun, bergantung pada faktor-faktor tertentu.
Dilansir dari Corporate Finance Institute, berikut adalah faktor-faktor naik-turunnya titik impas:
1. Peningkatan produksi
Jika permintaan pasar meningkat, otomatis perusahaan harus semakin banyak memproduksi barang.
Dalam keadaan ini, BEP mengalami kenaikan karena harus menutupi biaya produksi tambahan tersebut.
2. Naiknya biaya produksi
Seperti yang kita tahu, harga bahan baku terkadang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Dengan keadaan seperti itu, otomatis biaya produksi juga akan naik dan BEP juga ikut naik karena ada biaya tambahan.
Selain biaya produksi, mungkin ada biaya tambahan tak terduga lainnya, seperti harga sewa gedung dan gaji yang harus diberikan karyawan karena bertambah jumlahnya.
3. Perawatan alat-alat
Mungkin di tengah jalannya bisnis ada alat produksi yang harus diperbaiki agar proses produksi berjalan.
Nah, tambahan biaya ini juga mempengaruhi BEP yang otomatis juga ikut naik.
Demikian adalah penjelasan singkat mengenai break even point atau titik impas beserta cara menghitungnya.
Pada hakikatnya, dalam sebuah bisnis kamu harus mawas diri terhadap hal apa pun, utamanya masalah keuangan.
Perhatikan BEP dengan baik. Dari situ, kamu dapat mengukur anggaran keuangan bisnismu di masa depan.
Nah, selain BEP, masih ada banyak lagi istilah bisnis lainnya yang wajib kamu ketahui, utamanya jika ingin menjadi pebisnis.
Kamu bisa mengetahuinya dengan membaca beragam artikel seputar dunia bisnis, tips dalam mengembangkannya, dan tentu saja istilah-istilah di dalamnya di Glints Blog.
Kamu bisa membaca artikel-artikel tersebut dengan gratis! Menarik, bukan?
Makanya, yuk, tambah wawasanmu dengan mengunjungi Glints Blog di sini sekarang juga!