Jangan Tertukar, Ini 4 Perbedaan White Box dan Black Box Testing

Tayang 12 Feb 2021 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Meskipun sama-sama memastikan program yang dirancang sudah sesuai atau belum, terdapat perbedaan antara white box dan black box testing.

    Sebelum membahas ke sana, Glints akan menjelaskan secara singkat mengenai dua jenis pengujian ini. 

    Black box testing adalah uji coba terhadap fungsionalitas sebuah aplikasi atau program apa pun yang sedang dikembangkan. 

    Metode ini juga dikenal dengan istilah behavioral testing.

    Di sisi lain, white box testing adalah metode uji coba struktur internal aplikasi melalui sebuah software.

    Kedua metode pengujian ini sama-sama meninjau aliran input dan output software.

    Lalu, di mana letak perbedaannya?

    Baca Juga: Programmer Vs. Developer, Apa Bedanya?

    Perbedaan Black Box dan White Box Testing

    perbedaan black box dan white box testing

    © Freepik.com

    1. Pengetahuan akan struktur internal

    Perbedaan paling mendasar antara black box dan white box testing adalah pengetahuan akan struktur internal dari sebuah program.

    Untuk black box testing, struktur internal dan code yang ada di dalamnya tidak diketahui. 

    Di sisi lain, orang yang menjalankan white box testing bisa mengetahui code dan semua struktur internal sebuah program.

    Hal ini karena dalam white box testing, kamu perlu mengetahui apakah ada komponen dari software yang harus diperbaiki atau tidak.

    2. Pihak yang melakukannya

    Perbedaan kedua adalah pihak yang melakukannya.

    Black box testing dijalankan oleh software tester, sedangkan white box testing oleh software developer.

    Jadi, black box testing bisa dilakukan oleh tim developer, pihak internal dari perusahaan, atau sekelompok orang terpilih.

    Baca Juga: Ingin Jadi Software Developer? Pelajari Daftar Pertanyaan Interview Ini!

    3. Tujuan masing-masing pengujian

    Terdapat perbedaan mendasar lainnya antara black box testing dan white box testing, yaitu tujuannya. 

    Seperti yang disebutkan di awal, black box testing tujuannya adalah untuk menguji fungsionalitas sebuah program yang dikembangkan.

    Uji coba ini merupakan salah satu metode user acceptance testing (UAT), untuk mengetahui apakah fungsi aplikasi sudah sesuai dengan ketentuan yang dibuat atau belum.

    Fokus utamanya adalah pada perspektif end-user aplikasi nantinya.

    Apakah user dapat menggunakan produk di dalamnya dengan mudah? Apakah ada hal yang dapat diperbaiki sehingga user experience mereka menyenangkan?

    Nah, white box testing bertujuan untuk melihat apakah struktur aplikasi tersebut sudah sesuai dengan ketentuan.

    Maka dari itu, white box testing biasanya berjalan lebih lama karena harus memastikan semua komponen sudah ada di tempat yang seharusnya dan dapat berjalan dengan lancar. 

    4. Pengetahuan yang harus dimiliki

    Melansir Geeks for Geeks, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan seputar implementasi maupun programming, sedangkan white box testing perlu. 

    Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, black box testing diadakan untuk menguji fungsionalitas program. 

    Maka, yang harus diketahui hanya apakah aplikasi yang dikembangkan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. 

    Di sisi lain, white box testing membutuhkan pengetahuan teknis karena memang pengujiannya lebih berfokus ke arah sana.

    Baca Juga: Belajar Sambil Bermain Lewat 15 Game Tentang Programming Ini

    Itu dia perbedaan antara black box dan white box testing yang perlu kamu ketahui. 

    Setelah melihat penjelasannya, tentu kamu sudah dapat membedakan keduanya, kan? 

    Kalau ingin lebih mendalami dunia programming secara umum, kamu bisa ikut Glints Academy.

    Di bootcamp ini, kamu akan mendapatkan teori dan praktik penting dalam dunia pemrograman. Tak hanya itu, di program ini kamu juga akan dipandu untuk mendapatkan kerja.

    Menarik, kan? Yuk, daftar Glints Academy sekarang juga! Psst, kuotanya terbatas, lho!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 9

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait