10 Perbedaan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Diperbarui 05 Jul 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Masih ada banyak orang yang memahami bahwa perbedaan bank syariah dan bank konvensional hanyalah sistem bunga dan bagi hasil. 

    Padahal, letak perbedaan di antara bank syariah dan bank konvensional tak hanya sistem itu, lho!

    Masih ada perbedaan lain yang wajib kamu pahami. Misalnya, sistem pengawasan, hubungan antara bank dengan nasabah, dan lain-lain.

    Lantas, apa sajakah itu? Dirangkum dari Otoritas Jasa Keuangan, Hukum Online, dan Academy for International Modern Studies, inilah informasinya untukmu.

    1. Prinsip dan landasan

    Letak perbedaan bank syariah dan bank konvensional yang pertama adalah prinsip dan landasannya.

    Bank syariah didasarkan pada hukum Islam. Hukum ini kemudian diolah menjadi Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

    Sementara itu, regulasi terkait bank konvensional tidak dikaitkan dengan aturan tertentu, seperti hukum Islam. 

    Aturan terkait lembaga keuangan ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

    Dalam perkembangannya, aturan ini disesuaikan kembali menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

    Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Kredit Kendaraan di Bank yang Perlu Kamu Ketahui

    2. Tujuan didirikan

    Bank konvensional dan syariah memiliki perbedaan juga dalam tujuan didirikannya.

    Bank konvensional biasanya dibagung dengan tujuan atau orientasi mendapatkan keuntungan (profit-oriented) dan menganut prinsip yang dimiliki masyarakat.

    Cukup berbeda, bank syariah tak didirikan dengan tujuan untuk mendapatkan untung saja, tetapi juga menyebarkan dan menerapkan nilai syariah.

    Dengan begitu, aktivitas perbankan tidak melihat keuntungan dunia saja. Namun, juga melihat aspek kemakmuran dan kebahagiaan dunia akhirat.

    3. Syarat peminjaman

    Hukum Islam yang mendasari bank syariah tak sekadar mengatur tata cara transaksi dan sistem bisnis pada bank ini, lho!

    Orang yang ingin meminjam uang kepada bank syariah, terutama yang ingin menjadikannya modal usaha, wajib memastikan satu hal penting lain.

    Hal itu adalah kehalalan dari usaha yang ingin dijalankan. Ini jugalah yang menjadi poin perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional.

    Kehalalan usahamu takkan dipertanyakan bilamana kamu meminjam uang kepada bank konvensional.

    4. Bunga dan bagi hasil

    Kamu mungkin sudah sering mendengar soal bunga dan bagi hasil. Ini adalah letak perbedaan di antara bank syariah dan bank konvensional yang kedua.

    Sejatinya, keduanya merupakan konsep balas jasa. Imbalan ini diberikan atas jasa peminjaman uang yang ditawarkan oleh bank.

    Akan tetapi, ada sedikit perbedaan di antara keduanya. Dalam bunga, imbalan ini dihitung atas persentase yang ditentukan di awal.

    Nantinya, persentase akan dikalikan dengan jumlah uang yang kamu pinjam. Inilah yang menjadi tambahan biaya yang wajib kamu bayarkan.

    Di lain sisi, bagi hasil menawarkan sistem yang berbeda. Jika kamu meminjam uang pada bank untuk usaha, tentu ada potensi usahamu untung atau rugi.

    Nah, rasio imbalan pinjaman uang berupa bagi hasil ditentukan di awal. Kemungkinan untung dan rugi juga masuk dalam pertimbangan ini.

    Baca Juga: 17 Istilah Dunia Perbankan, Pahami sebelum Mulai Menabung, yuk!

    5. Pengawasan

    Sistem keuangan dalam bank syariah harus memenuhi kaidah-kaidah hukum Islam. Lantas, bagaimana caranya membuat bank syariah tetap berada di dalam koridor aturan yang telah ada?

    Nah, bank syariah memiliki lembaga khusus untuk melakukan pengawasan nilai Islamnya.

    Nama lembaga ini adalah Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS dibentuk oleh bank dengan campur tangan dari Majelis Ulama Indonesia dan Bank Indonesia.

    Tentu saja, dalam bank konvensional, tidak ada lembaga spesifik ini.

    6. Hubungan bank dengan konsumen

    Ada juga perbedaan soal pola hubungan nasabah dalam dengan sistem syariah dan konvensional.

    Dalam bank konvensional, hubungan bank denganmu adalah kreditur dan debitur. Hal ini berbeda dengan bank syariah.

    Pada bank syariah, hubungan bisa berupa:

    • kemitraan (dengan akad musyarakah dan mudharabah)
    • penjual dan pembeli (dalam murabahah, salam dan istishna)
    • sewa dan penyewa (dalam akad ijarah)

    7. Kesepakatan antar pihak

    Tak hanya perbedaan di atas, adapun perbedaan dalam kesepakatan atau perjanjian yang dibentuk oleh nasabah dan bank.

    Pasalnya, dalam bank konvensional akan membentuk perjanjian sesuai dengan aturan yang berlaku pada hukum nasional.

    Sementara itu, bank syariah melakukan perjanjian atau akad dengan memperhatikan hukum nasional dan hukum Islam juga.

    Jadi, sebelum mengesahkan sebuah kesepakatan, ada beberapa rukun dan syarat yang harus ditunaikan sebelumnya.

    8. Sistem cicilan  

    Bank syariah menerapkan sistem cicilan yang cukup berbeda dengan bank konvensional.

    Sesuai dengan prinsip akad yang dijelaskan sebelumnya, bank syariah menerapkan cicilan dengan besaran tetap berdasarkan keuntungan bank yang sudah disepakati kedua pihak.

    Di sisi lain, bank konvensional memiliki cicilan bunga yang dengan besaran tetap dan bunga mengambang seperti pada produk KPR rumah.

    9. Sistem denda

    Selain perbedaan pada jenis bunga, ada juga perbedaan pada ketentuan denda antara keduanya.

    Dalam bank konvensional, nasabah akan diberikan denda ketika ia telat membayar cicilan. Besaran cicilan sudah ditetapkan dalam kesepakatan di awal.

    Semakin sering kamu telat membayar, semakin besar pula jumlah denda yang harus dibayarkan.

    Sementara itu, bank syariah tidak memiliki ketentuan denda saat terjadi telat bayar cicilan pada umumnya.

    Namun, akan ada sanksi berupa uang bagi nasabah sebenarnya mampu membayar, tapi sengaja menunda pembayaran dan tidak memiliki itikad baik.

    Jumlah sesuai dari sanksi ini sesuai dengan akad yang sudah disetujui dan ditandatangani.

    10. Cara promosi

    Perbedaan terakhir adalah pada cara promosi kedua bank ini.

    Dalam mempromosikan produknya, bank syariah harus menyampaikan semua informasi dengan jelas dan transparan.

    Dengan begitu, setiap nasabah mengerti seluk-beluk produk tersebut hingga biaya-biaya yang harus dan tidak harus dibayarkan nasabah.

    Berbeda dengan bank syariah, bank konvensional umumnya mempromosikan produknya dengan keuntungan yang bisa memikat nasabah.

    Misalnya, terdapat promosi membayar dengan bunga tetap untuk periode tertentu, tapi pada akhirnya, nasabah akan dikenakan bunga mengambang juga.

    Baca Juga: Sebelum Menggunakannya, Ketahui Dulu Plus Minus Aplikasi Pinjaman Online Yuk!

    Demikian informasi dari Glints soal letak beda yang ada di antara bank syariah dan bank konvensional.

    Setelah ini, buang jauh mitos soal bunga dan bagi hasil sebagai satu-satunya perbedaan di antara keduanya, ya!

    Masih ada banyak mitos dan salah kaprah soal keuangan yang beredar luas. Tidakkah kamu khawatir mendapat kabar yang tidak tepat?

    Tenang saja, ada artikel seputar keuangan lainnya agar kamu tetap update dengan informasi terkini di Glints Blog.

    Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, temukan informasinya dengan klik di sini! Gratis, lho!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait