Hati-hati dengan Bandar yang Buat Harga Saham seperti Roller Coaster

Diperbarui 20 Jan 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Pernah melihat harga saham yang naik-turun secara drastis seperti roller coaster? Bisa jadi, itu adalah hasil permainan bandar saham.

    Di kalangan investor, bandar dikenal sebagai pihak yang punya peran besar bagi harga saham. Karena mereka pula, ada istilah ‘saham gorengan’ yang dihindari oleh para investor pemula.

    Sebenarnya, siapakah bandar dan apa yang dilakukannya? Lalu, apa yang harus kita lakukan agar tidak terjebak dalam aktivitas mereka?

    Cari tahu jawabannya dalam rangkuman Glints berikut ini.

    Baca Juga: Pahami Siklus Bursa Saham agar Tahu Waktu yang Tepat untuk Investasi

    Siapakah Bandar Saham?

    bandar saham

    © Moneycrashers.com

    Ada banyak jenis dan tipe investor yang bisa kamu temui dalam pasar saham. Ada yang bermodal kecil, besar, lokal, asing, dan lainnya.

    Namun, ada satu jenis investor yang terbilang menonjol, yaitu bandar saham. Siapakah mereka?

    Singkatnya, bandar saham adalah pihak yang memiliki banyak uang atau saham. Mereka bisa berupa individu, kelompok orang, atau bahkan institusi tertentu.

    Dengan dana besar tersebut, seorang bandar bisa mengendalikan harga saham. Tujuannya tentu saja untuk memperoleh keuntungan.

    Biasanya, bandar menargetkan saham kecil. Alasannya, harga saham-saham tersebut masih sangat fluktuatif atau mudah naik-turun.

    Sementara itu, jika menargetkan saham besar atau big cap, bandar memerlukan dana yang sangat besar untuk menggerakkan harganya.

    Lantas, apa yang dilakukan bandar hingga harga saham bisa naik-turun layaknya roller coaster?

    Secara garis besar, bandar membeli membeli saham ketika harganya masih sangat rendah. Mereka membelinya dalam jumlah besar, bisa ribuan bahkan ratusan ribu lot sekaligus.

    Dengan adanya pembelian besar dari bandar, investor melihat bahwa ada kemungkinan harga saham akan terus naik.

    Mereka mengira ada peluang baik yang membuat investor memercayakan dana kepada perusahaan tersebut.

    Lalu, mereka pun mengikuti aktivitas bandar. Mereka ikut membeli saham yang sebenarnya belum terbukti baik dari segi fundamental dan teknikal.

    Karena permintaan terhadap saham tersebut makin tinggi, harga saham pun ikut naik. Ketika harganya sudah sangat tinggi, di situlah bandar beraksi.

    Mereka menjual semua sahamnya di perusahaan tersebut.

    Bandar mendapat keuntungan besar, tetapi tidak dengan investor lain yang sudah terlanjur membeli di harga atas.

    Baca Juga: Tertarik Investasi Saham? Pelajari Analisis Fundamental dan Teknikal!

    Cara Kerja Bandar Saham

    bandar saham

    © Freepik.com

    Aktivitas bandar bisa dilihat dari tiga fase, yakni akumulasi, partisipasi, dan distribusi. Baca penjelasannya berikut ini.

    1. Fase akumulasi

    Pada fase akumulasi, bandar membeli saham dengan harga rendah. 

    Ada bandar yang langsung membeli dalam jumlah besar. Namun, ada pula bandar yang membelinya sedikit demi sedikit.

    Hal itu akan terlihat lebih normal daripada ketika bandar langsung membeli saham dalam jumlah besar. Jadi, investor sulit mendeteksinya sebagai aktivitas bandar.

    2. Fase partisipasi

    Semakin tinggi permintaan, semakin tinggi pula harga saham. Hal ini serupa dengan hukum pasar.

    Maka, ketika bandar sudah membeli banyak saham, perlahan harganya pun naik.

    Tak berhenti sampai situ, biasanya, bandar menyebarkan isu-isu positif tentang perusahaan pemegang saham. Belakangan, hal tersebut dikatakan sebagai ‘pom-pom saham’.

    Mereka berusaha meyakinkan para investor ritel bahwa saham tersebut memang bagus dan layak dikoleksi.

    Dari situ, muncullah kepercayaan investor terhadap saham tersebut. Mereka pun ikut membeli saham tanpa melakukan analisis fundamental dan teknikal.

    Bisa dibilang, mereka membeli saham tersebut hanya karena takut ketinggalan kesempatan.

    3. Fase distribusi

    Inilah momen emas bagi para bandar. Ketika harga saham sudah melambung tinggi, mereka langsung menjual seluruh sahamnya di perusahaan tersebut.

    Ketika banyak saham yang terjual, harga saham pun turun lagi.

    Bandar mendapat keuntungan besar. Sebaliknya, investor ritel yang terlanjur membeli saham dengan harga tinggi akan terjebak.

    Harga saham akan sulit naik tanpa adanya bandar.

    Baca Juga: Hati-hati Sebelum Membeli Saham, Pahami Dulu Kondisi Overbought

    Cara Menghadapi Bandar

    investasi jangka pendek adalah

    © Freepik.com

    Terkadang, aktivitas bandar memang sulit terdeteksi. Mereka juga sudah memiliki trik khusus agar tidak dikenal sebagai bandar.

    Lantas, sebagai investor ritel, bagaimana cara menyikapinya?

    Kata Professional Trader dan Owner Creative Trading System Argha Jonatan Karo Karo seperti dikutip CNBC Indonesia, hindari saham yang banyak dipromosikan orang.

    Jika saham tersebut dipromosikan di mana-mana, berarti ada pihak yang berusaha menaikkan harganya.

    Selain itu, Investor.id membagikan beberapa tips agar investor tidak terjebak dalam aktivitas bandar, yaitu:

    • pilih saham dengan fundamental baik
    • perhatikan posisi bid dan offer
    • perhatikan posisi order book
    • lakukan transaksi dengan volume secukupnya
    • perhatikan broker yang melakukan transaksi

    Baca Juga: 5 Tips yang Harus Kamu Ketahui dalam Diversifikasi Portofolio Investasi

    Di satu sisi, bandar memang bisa menciptakan likuiditas pasar saham. Namun, jika tidak hati-hati, kamu bisa terjebak dalam aksi bandar.

    Investasi yang seharusnya menguntungkan pun jadi berbalik merugi.

    Kamu tidak ingin hal itu terjadi, bukan? Oleh karena itu, bekali dirimu dengan berbagai informasi seputar investasi dan saham.

    Ada kelas-kelas finansial di Glints ExpertClass. Setiap kelasnya dipandu oleh para profesional berpengalaman.

    Di akhir sesi, kamu juga bisa bertanya langsung dengan mereka.

    Jadi, segera daftarkan dirimu di kelas-kelas terbaik Glints ExpertClass, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 21

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait