Defisit Kalori: Pengertian, Cara Menghitung, dan Tips Utamanya

Diperbarui 12 Jul 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Kamu sedang mencari tahu apa itu defisit kalori? Istilah ini sebenarnya mengacu pada salah satu metode diet yang cukup populer.

    Banyak orang telah berhasil menurunkan berat badannya secara drastis berkat metode ini.

    Namun, tak sedikit juga orang yang tidak kunjung melihat hasil yang diharapkan.

    Nah, supaya kamu bisa menurunkan berat badan secara efektif dan tetap sehat, ayo kupas tuntas serba-serbi defisit kalori melalui rangkuman Glints berikut ini!

    Pengertian Defisit Kalori

    Dikutip dari Heatlhline, defisit kalori adalah salah satu metode untuk menurunkan berat badan dengan cara mengonsumsi kalori yang jumlahnya lebih rendah daripada kalori yang dibakar.

    Dengan begitu, tubuh tidak lagi memiliki terlalu banyak cadangan kalori yang merupakan penyebab kelebihan berat badan.

    Pada dasarnya, kalori adalah jumlah energi yang tubuh dapatkan dari makanan dan minuman.

    Nah, tubuh akan membakar energi ini agar kamu bisa beraktivitas sehari-hari, mulai dari berolahraga, bekerja, termasuk beristirahat.

    Cara Menghitung Target Defisit Kalori

    Kebutuhan kalori setiap orang akan berbeda, tergantung jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas rutin yang biasa dilakukan.

    Kendati demikian, Healthline menyebutkan bahwa rata-rata, kamu perlu mengurangi sekitar 500 kalori per hari untuk menurunkan berat badan.

    Perhitungan yang lebih akurat tentu dapat membantu program penurunan berat badanmu jadi makin efektif. Berikut cara perhitungannya menurut Health Essentials.

    1. Menghitung kebutuhan kalori harian

    Pertama-tama, ketahui terlebih dahulu rata-rata kebutuhan kalori harianmu.

    Ada 2 cara untuk mengetahuinya, yaitu menghitung manual menggunakan rumus BMR atau memanfaatkan berbagai tools kalkulator kalori seperti aplikasi MyFitnessPal.

    Rumus BMR adalah sebagai berikut:

    Wanita = 655 + (9,6 x berat badan dalam kg) + (1,8 x tinggi badan dalam cm) – (4,7 x umur dalam tahun)

    Pria = 66 + (13,7 x berat badan dalam kg) + (5 x tinggi badan dalam cm) – (6,8 x umur dalam tahun)

    Berikut contoh perhitungannya untuk wanita usia 20 tahun dengan berat badan 65 kg dan tinggi badan sekitar 170 cm:

    Wanita = 655 + (9,6 x berat badan dalam kg) + (1,8 x tinggi badan dalam cm) – (4,7 x umur dalam tahun)

    = 655 + (9.6 x 65 ) + (1,8 x 170) – (4,7 x 20)

    = 655 + 624 + 306 – 94

    = 1.491

    Angka BMR 1.491 ini tidak bersifat mutlak dan tetap dari hari ke hari. Kalori yang diperlukan di hari kerja dan hari libur mungkin akan berbeda.

    Kebutuhan kalori akan menyesuaikan dengan seberat apa aktivitas fisik yang dijalani.

    Baca Juga: 6 Makanan Tinggi Lemak Ini Ternyata Menyehatkan Untukmu

    2. Menghitung target asupan kalori harian

    Langkah selanjutnya adalah menentukan berapa batas maksimal kalori yang sebaiknya dikonsumsi.

    Jika wanita pada contoh di atas ingin menurunkan berat badan, maka ia harus mengonsumsi kalori di bawah 1.491.

    Sebaliknya, ia harus mengonsumsi jumlah kalori di atas 1.491 bila ingin menambah berat badan.

    Sebaiknya jangan kurangi lebih dari 500 kalori karena setiap orang punya batas minimal yang harus dipenuhi.

    Nah, dalam tahap ini, aplikasi diet memang akan sangat memudahkanmu menyusun meal plan atau rencana menu makanan.

    Biasanya tersedia informasi mengenai kandungan kalori di setiap takaran bahan makanan, sehingga kamu dapat memperhitungkan jumlah kalori dengan cukup akurat.

    Tips Memulai Defisit Kalori

    Setelah memahami apa itu defisit kalori dan cara menghitungnya, berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum kamu menjalani metode diet yang satu ini.

    1. Perhatikan risikonya

    Meski termasuk ke dalam metode diet sehat, defisit kalori juga memiliki risiko berbahaya.

    Menurut Health Essentials, metode ini tidak disarankan bagi kamu yang sedang mengidap penyakit berikut ini:

    • Diabetes tipe 2. Penderita akan berisiko mengalami penurunan gula darah yang terlalu drastis akibat calorie deficit.
    • Gangguan fungsi ginjal. Pengurangan asupan kalori dapat membuat cadangan air di dalam tubuh berubah-ubah. Hal ini akan membuat ginjal menjadi tegang.
    • Tekanan darah tinggi atau rendah. Perubahan asupan air juga dapat memengaruhi tekanan darah secara signifikan.

    Sebelum menjalani diet, sebaiknya kamu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar tetap aman dan sehat.

    2. Penuhi batas minimal kebutuhan kalori

    Rekomendasi pengurangan 500 kalori yang disebutkan sebelumnya didasarkan pada asumsi bahwa perempuan memerlukan minimal 1,200-1.500 kalori per hari.

    Di sisi lain, laki-laki umumnya memerlukan 1.500-1.800 kalori per hari.

    Mengonsumsi kalori di bawah angka minimal sangat tidak dianjurkan.

    Menurut Healthline, saat kekurangan kalori, kemungkinan tubuhmu juga akan kekurangan nutrisi lain seperti vitamin dan mineral sehingga mudah kelelahan.

    Baca Juga: 7 Mitos tentang Diet dan Fakta-fakta Sebenarnya

    3. Kurangi konsumsi kalori dalam bentuk cairan

    Minuman berkalori tinggi hanya dapat menambah jumlah kalori dalam tubuh, tetapi tidak terlalu mengenyangkan.

    Akibatnya, kamu akan tetap merasa lapar dan ingin mengonsumsi lebih banyak makanan.

    Apabila terus dikonsumsi dalam jumlah banyak, minuman ini justru akan meningkatkan risiko obesitas.

    Jadi, sebaiknya kurangi konsumsi minuman di bawah ini:

    • soda
    • kopi
    • jus kemasan
    • minuman kekinian

    4. Iringi dengan gaya hidup sehat

    Tips defisit kalori selanjutnya adalah memperhatikan berbagai aspek pola hidup sehat lainnya, seperti olahraga, jadwal tidur, dan manajemen stres.

    Dilansir dari Health Essentials, beberapa faktor tersebut dapat mempengaruhi efektivitas upaya penurunan berat badan.

    Saat kamu kurang tidur, misalnya, level kortisol di dalam tubuh tidak akan maksimal sehingga akan mengganggu metabolisme tubuh.

    Untuk hasil yang lebih optimal, Web MD menganjurkan untuk rutin berolahraga selama 30 menit setiap hari. Jika terasa terlalu berat, mulailah dari 10-15 menit terlebih dahulu.

    5. Hindari ultra-processed food

    Makanan yang telah melalui berbagai proses pengolahan yang berbeda atau ultra-processed food sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jumlah banyak.

    Ultra-processed food biasanya mengandung gula, lemak, dan garam yang tinggi.

    Beberapa contohnya adalah snack, sereal, makanan cepat saji, dan minuman kemasan.

    Sebaliknya, minimally processed food adalah makanan yang melalui proses pengolahan yang sangat minim. Misalnya sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

    Selain lebih sehat, minimally processed food juga dapat membuatmu kenyang lebih lama.

    Baca Juga: Kapankah Jadwal Makan yang Baik? Ini Jawaban Lengkapnya

    Demikian rangkuman Glints mengenai apa itu defisit kalori, cara menghitung, dan juga tips pentingnya.

    Masih butuh lebih banyak tips terkait kesehatan? Yuk, baca kumpulan artikel terkait di Glints Blog!

    Tak hanya tentang tips diet, kamu juga bisa temukan pembahasan mengenai tips olahraga, cara mengatur pola tidur, dan tips menarik lain seputar kesehatan fisik dan mental bagi para pekerja.

    Tertarik? Ayo baca kumpulan artikelnya di sini sekarang juga! Gratis.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait