Mungkin Terjadi pada Perusahaanmu, Apa Artinya Akuisisi?
Isi Artikel
Dalam dunia bisnis, akuisisi adalah hal yang sudah tak asing lagi. Bahkan, perusahaan-perusahaan besar pun ada yang mengalaminya.
Lalu, apakah ini hal buruk? Apakah hal ini justru baik? Untuk apa akuisisi dilakukan?
Agar tidak bingung, yuk, simak penjelasan Glints mengenai akuisisi berikut ini.
Apa Itu Akuisisi?
Dilansir dari Investopedia, akuisisi adalah peristiwa di mana sebuah perusahaan membeli sebagian besar atau seluruh saham perusahaan lainnya.
Dengan pembelian saham tersebut, berarti perusahaan yang memiliki mayoritas saham lainnya punya kepemilikan atas aktiva neto dan operasi bisnis yang telah diakuisisi.
Akuisisi merupakan hal yang lumrah terjadi dalam dunia bisnis dan bisa terjadi dengan maupun tanpa persetujuan perusahaan yang dibeli.
Jenis-Jenis Akuisisi
Berdasarkan objek akuisisi
1. Akuisisi saham
Akuisisi saham adalah bentuk akuisisi yang paling umum, yaitu dengan cara membeli sebagian besar saham sebuah perusahaan untuk mengambil alih.
Pembelian dapat dilakukan secara tunai ataupun melakukan penggantian dengan sekuritas lain, seperti obligasi.
2. Akuisisi aset
Akuisisi juga dapat kamu lakukan dengan membeli aktiva atau aset perusahaan yang ingin diambil alih.
Berdasarkan jenis usaha
1. Akuisisi horizontal
Akuisisi horizontal dilakukan antar bisnis dengan bidang usaha yang sama.
Jadi, pengakuisisi kemungkinan besar adalah kompetitor bisnis yang diakuisisi.
Tujuan akuisisi horizontal antara dua perusahaan adalah untuk memperbesar pangsa pasar atau mengurangi pesaing dalam industri.
2. Akuisisi vertikal
Akuisisi vertikal adalah jenis akuisisi yang terjadi oleh perusahaan terhadap distributor atau supplier-nya.
Misalnya, sebuah perusahaan retail mengakuisisi penyedia kain atau perusahaan jahitnya.
Hal ini biasanya dilakukan perusahaan untuk memiliki kendali lebih besar dalam rantai pasok dan memastikan produksi yang lebih efisien serta berkualitas.
3. Akuisisi konglomerat
Akuisisi konglomerat adalah ketika sebuah perusahaan mengakuisisi bisnis yang tidak horizontal maupun vertikal dengannya.
Biasanya, hal ini dilakukan untuk diversifikasi atau memperkuat portofolio perusahaan.
Manfaat Akuisisi
1. Mengurangi kesulitan masuk pasar
Jika sebuah perusahaan ingin memasuki pasar baru, akuisisi adalah salah satu cara yang bijak untuk dilakukan.
Mengakuisisi perusahaan yang sudah dikenal di pasar baru, apalagi pasar asing adalah cara cepat untuk membangun bisnis di lingkungan yang benar-benar baru.
Bisnis yang diakuisisi pasti sudah memiliki karyawan, brand, dan aset-aset yang diperlukan untuk memulai bisnis sukses.
2. Meningkatkan saham
Akuisisi juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan saham dan kekuatan di pasar.
Pertumbuhan perusahaan dengan cara akuisisi telah terbukti mampu menjadi kekuatan bagi sebuah bisnis dan mewujudkan sinergi pasar yang lebih baik untuk keuntungan maksimal.
3. Teknologi dan sumber daya baru
Jika perusahaanmu melakukan akuisisi, ia akan mendapatkan sumber daya, teknologi, serta kompetensi yang ia tidak miliki sebelumnya.
Tentu saja hal ini sangat menguntungkan dan mendukung pertumbuhan keuntungan.
Selain itu, hal ini juga mengembangkan posisi finansial perusahaan untuk jangka panjang.
Ini berefek pada kemudahan perolehan modal untuk pertumbuhan bisnis ke depannya.
Tak hanya itu, akuisisi pun membuat bisnis lebih tahan banting menghadapi fluktuasi ekonomi yang terjadi.
4. Akses pakar
Akuisisi bisnis tidak hanya menguntungkan pengakuisisi, tetapi juga perusahaan yang diakuisisi.
Sebuah bisnis yang diakuisisi perusahaan besar akan mendapatkan akses pada pakar yang lebih berpengalaman dalam industri operasinya, seperti spesialis keuangan, hukum, dan HR.
5. Mendapat modal lebih mudah
Pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi akan menjadi perusahaan yang lebih besar.
Hal ini mempermudah pemodalan dari investor, karena menanam modal di bisnis yang besar dinilai lebih menguntungkan dan terpercaya.
Tantangan Akuisisi
1. Perbedaan kebudayaan
Akuisisi antara dua perusahaan dari negara yang berbeda mungkin mengalami masalah dalam mengadapi perbedaan kebudayaan.
Hal ini bisa bermasalah secara internal maupun eksternal jika tidak dicari jalan keluar terbaiknya.
Oleh karena itu, kebudayaan perusahaan yang akan diakuisisi perlu dipertimbangkan sebelum akuisisi dilakukan.
2. Duplikasi
Duplikasi pekerjaan karyawan dapat terjadi jika dua perusahaan bergabung akibat akuisisi.
Hal ini bisa berpengaruh pada biaya yang harus dikeluarkan.
Oleh sebab itu, pengaturan ulang struktur organisasi perlu dilakukan dengan baik agar efektivitas dan produktivitas tetap terjaga.
3. Tujuan yang berbeda
Kedua perusahaan sangat mungkin memiliki tujuan yang berbeda sebelum akuisisi.
Setelah akuisisi, hal yang penting untuk dilakukan adalah penyatuan tujuan dan perspektif agar bisnis bisa berjalan dengan lancar.
4. Ketidakcocokan bisnis
Salah satu kesalahan yang dilakukan pengakuisisi adalah tidak melakukan riset cukup sebelum melakukan akuisisi.
Ini bisa menyebabkan ketidakcocokan bisnis yang hanya membuat rugi alih-alih untung.
5. Kurang pemasok
Akuisisi membuat perusahaan memiliki kapasitas produksi yang lebih.
Jika tidak disertai dengan jumlah supplier yang cukup, hal ini akan menimbulkan masalah.
6. Brand rusak
Citra brand perusahaan dapat berubah ketika sudah diakuisisi, dan ini tidak selalu baik.
Kadang, justru citra baru yang ditimbulkan adalah negatif.
Contoh Akuisisi
Disney, Pixar, dan Marvel
Salah satu contoh akuisisi perusahaan besar yang terjadi adalah antara Disney, Pixar dan Marvel.
Pada tahun 2006, Walt Disney Co. mengakuisisi Pixar senilai 7,4 miliar dolar AS.
Kemudian, pada tahun 2009, Disney mengakuisisi Marvel Entertainment senilai 4 miliar dolar AS.
Google dan Android
Contoh akuisisi lainnya adalah antara Google dan Android.
Pada tahun 2005, google membeli Android dengan nilai 50 juta dolar AS.
Menurut Dealroom, pada saat itu Android masih merupakan startup yang tidak begitu dikenal.
Akuisisi ini membuat Google mampu bersaing di pasar yang dikuasai oleh Microsoft dan Apple.
Berkat akuisisi yang dilakukan, Google Android mampu menguasai pasar smartphone AS sebesar 54% pada tahun 2018.
Nah, demikianlah penjelasan Glints mengenai akuisisi.
Jadi, akuisisi bukanlah selalu hal yang buruk, meskipun pasti ada perubahan-perubahan yang terjadi di kedua sisi baik yang mengakuisisi dan diakuisisi.
Untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan seputar dunia bisnis, yuk, berlangganan newsletter blog Glints.
Dengan begitu, artikel-artikel terpercaya akan segera dikirimkan ke inbox email-mu.
Sangat praktis, kan? Jadi, tunggu apa lagi? Sign up sekarang dan berlangganan agar tak ketinggalan informasi!