Pahami Seluk-beluk REST, Arsitektur yang Memudahkanmu Memahami API
Isi Artikel
Ketika kamu ingin memahami dokumentasi API dan menggunakannya secara efektif, hal pertama yang perlu kamu pahami adalah REST.
Ada kemungkinan besar kamu telah menemukan istilah ini jika kamu berpikir untuk mendapatkan data dari sumber lain di internet, seperti Twitter atau Github.
Namun, apa itu REST? Apa manfaatnya bagimu? Bagaimana kamu menggunakannya? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut.
Baca Juga: Bingung Memilih Framework yang Tepat untuk Website-mu? Ini 6 Tipsnya
Pengertian REST
REST adalah singkatan dari REpresentational State Transfer. REST merupakan gaya arsitektur untuk menyediakan standar antara sistem komputer di web, sehingga memudahkan sistem untuk berkomunikasi satu sama lain.
Menurut Code Academy, sistem yang sesuai dengan REST, sering disebut sistem RESTful, dicirikan oleh sifatnya yang stateless dan dapat memisahkan masalah klien dan server.
Stateless artinya server tidak perlu mengetahui apa pun tentang status klien dan sebaliknya. Sehingga, baik server maupun klien dapat memahami pesan apa pun yang diterima, bahkan tanpa melihat pesan sebelumnya.
Dalam gaya arsitektur REST, implementasi klien dan implementasi server dapat dilakukan secara independen tanpa saling mengetahui satu sama lain.
Ini berarti kode di sisi klien dapat diubah kapan saja tanpa memengaruhi pengoperasian server, dan kode di sisi server dapat diubah tanpa memengaruhi operasi klien.
REST menggunakan serangkaian metode permintaan standar termasuk GET, POST, PUT, DELETE, dan kemampuan HTTP lain yang ada.
Pada intinya, REST terdiri dari empat hal berikut
- Sumber daya yang direferensikan oleh pengenal global seperti URI.
- Representasi sumber daya, yaitu dokumen yang berisi informasi sumber daya yang dibutuhkan.
- Komponen yang berkomunikasi satu sama lain antara klien dan server.
- Interface standar yang mengidentifikasi sumber daya, memungkinkan manipulasi sumber daya melalui representasi, termasuk pesan deskriptif mandiri yang menjelaskan cara memproses permintaan dan respons, dan hypermedia yang diidentifikasi secara dinamis.
Prinsip Dasar REST
Menurut REST API, terdapat enam prinsip dasar dari REST.
1. Client-server
Prinsip dasar REST yang pertama adalah client-server, yaitu dengan memisahkan masalah user interface dari masalah penyimpanan data.
Dengan memisahkan masalah ini, kamu dapat meningkatkan portabilitas antarmuka pengguna di berbagai platform dan meningkatkan skalabilitas dengan menyederhanakan komponen server.
2. Stateless
Prinsip dasar REST yang kedua adalah stateless. Prinsip ini memudahkan akses informasi dari klien ke server maupun sebaliknya.
Setiap permintaan dari klien ke server harus berisi semua informasi yang diperlukan untuk memahami permintaan tersebut, dan tidak dapat memanfaatkan konteks yang disimpan di server.
Maka dari itu, status sesi disimpan sepenuhnya pada klien.
3. Cacheable
Batasan cache mengharuskan data dalam respons terhadap permintaan diberi label secara implisit atau eksplisit sebagai dapat disimpan dalam cache atau tidak dapat disimpan dalam cache.
Jika respons tersebut dapat disimpan dalam cache, cache klien diberikan hak untuk menggunakan kembali data respons tersebut untuk permintaan yang setara nanti.
4. Interface yang seragam
Interface yang seragam dibuat dengan menerapkan prinsip umum rekayasa perangkat lunak ke antarmuka komponen, arsitektur sistem secara keseluruhan disederhanakan dan visibilitas interaksi ditingkatkan.
Untuk mendapatkan interface yang seragam, beberapa batasan arsitektur diperlukan untuk memandu perilaku komponen.
REST didefinisikan oleh empat batasan interface.
- identifikasi sumber daya
- manipulasi sumber daya melalui representasi
- pesan deskriptif diri
- hypermedia sebagai mesin status aplikasi
5. Sistem yang berlapis
Prinsip dasar REST selanjutnyya adalah sistem yang berlapis. Gaya sistem berlapis memungkinkan arsitektur untuk terdiri dari lapisan hierarki dengan membatasi perilaku komponen sedemikian rupa.
Sehingga, setiap komponen tidak dapat “melihat” di luar lapisan langsung yang berinteraksi dengan mereka.
6. Code on demand yang opsional
REST memungkinkan fungsionalitas klien diperluas dengan mengunduh dan menjalankan kode dalam bentuk applet atau skrip.
Ini menyederhanakan klien dengan mengurangi jumlah fitur yang diperlukan untuk diterapkan sebelumnya.
Baca Juga: Serba-serbi Web Development, Langkah Andalan Perusahaan untuk Eksis di Pasar
Keunggulan Menggunakan REST
1. Pemisahan antara klien dan server
Protokol REST benar-benar memisahkan interface pengguna dari server dan penyimpanan data. Ini memiliki beberapa keuntungan saat melakukan pengembangan.
Misalnya, meningkatkan portabilitas antarmuka ke jenis platform lain, meningkatkan skalabilitas proyek dan memungkinkan berbagai komponen pengembangan dikembangkan secara independen.
2. Visibilitas, keandalan, dan skalabilitas
Pemisahan antara klien dan server memiliki satu keuntungan nyata, yaitu bahwa setiap tim pengembangan dapat menskalakan produk tanpa terlalu banyak masalah.
Mereka dapat bermigrasi ke server lain atau membuat semua jenis perubahan dalam database, asalkan data dari setiap permintaan dikirim dengan benar.
Pemisahan tersebut mempermudah untuk memiliki bagian depan dan belakang di server yang berbeda, dan ini membuat aplikasi lebih fleksibel untuk digunakan.
3. REST selalu independen dari jenis platform atau bahasa pemograman
REST selalu menyesuaikan dengan jenis sintaks atau platform yang digunakan, yang memberikan banyak kebebasan saat mengubah atau menguji lingkungan baru dalam pengembangan.
Dengan menggunakan REST, kamu dapat memiliki server PHP, Java, Python, atau Node.js.
Satu-satunya hal yang perlu diperhatikan dari REST adalah respons terhadap permintaan harus selalu dilakukan dalam bahasa yang digunakan untuk pertukaran informasi, biasanya XML atau JSON.
Kekurangan Menggunakan REST
Beberapa masalah REST bukanlah masalah inheren dari gaya arsitektur, melainkan kelemahan implementasi REST melalui HTTP.
Masalah paling menonjol dari REST ini adalah lo-rest yang hanya menggunakan GET dan POST.
Meskipun secara teknis mungkin masih RESTful, interface yang seragam terkadang tidak benar-benar membantu pengguna.
Satu masalah yang tidak spesifik untuk HTTP adalah menangani bahasa pemograman yang digunakan untuk REST tidak berorientasi sumber daya sehingga kode penanganan yang memetakan URI cenderung berantakan.
Sebenarnya, Microsoft melakukan pekerjaan yang relatif baik dengan menerapkan ide pemetaan URI Joe Gregorio yang membantu meringankan beberapa masalah.
Namun di sisi lain, relatif sulit untuk membuat REST dengan hyper-text driven sehingga menjadi kendala tersendiri untuk REST.
Terakhir dan yang paling penting adalah, REST bukanlah jawaban untuk semuanya. Sebagian besar implementasi REST tidak mendukung gagasan pub/sub
REST mungkin adalah alat yang bagus untuk perangkatmu, tetapi ini bukan solusi satu-satunya.
Baca Juga: Kerap Beriringan, Apa Perbedaan Antara Front End dan Back End?
Selain REST, kamu juga bisa menggunakan CRUD untuk mengembangkan sistem yang ingin kamu buat.
Kamu juga bisa mempelajari hal-hal lainnya berhubungan dengan pengembangan sistem website dan aplikasi melalui Glints Academy.
Glints Academy menyediakan webinar yang menghadirkan para profesional dengan berbagai bidang keahlian. Kamu bisa belajar dan bertanya langsung kepada mereka melalui webinar ini.
Yuk, daftar webinar Glints sekarang sebelum kamu kehabisan kuota!