Onshore Outsourcing, Cara Perusahaan Lengkapi Fungsi Operasi Bisnis yang Makin Populer
Isi Artikel
Ketika sebuah bisnis kewalahan untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu, onshore outsourcing adalah salah satu alternatif yang bisa dipilih.
Keputusan untuk merekrut pekerja dari negara yang sama lewat pihak ketiga seperti ini telah menjadi praktik yang cukup banyak digunakan.
Tidak hanya membantu berjalannya bisnis, onshore outsourcing juga meringankan biaya yang harus dikeluarkan.
Penasaran tentang onshore outsourcing lebih jauh?
Yuk, simak rangkuman Glints mengenai sistem ini dalam artikel berikut!
Apa Itu Onshore Outsourcing?
Menurut Investopedia, definisi outsourcing atau kerap dikenal alih daya sendiri adalah sebuah praktik bisnis di mana perusahaan merekrut kelompok pekerja dari pihak ketiga atau eksternal.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan yang umumnya dikerjakan karyawan in-house, yaitu karyawan perusahaan itu sendiri.
Orang-orang yang direkrut secara outsource ini memang bekerja untuk perusahaan yang merekrutnya.
Akan tetapi, mereka merupakan karyawan perusahaan pihak ketiga yang telah menyepakati perjanjian.
Nah, onshore outsourcing adalah salah satu jenis alih daya.
Dalam konsep ini, sebuah perusahaan penyedia jasa outsourcing akan menyalurkan karyawannya untuk bekerja pada perusahaan lain dalam negara yang sama.
Alasan utama mengapa perusahaan memilih melakukan onshore outsourcing adalah untuk mengurangi biaya pekerja.
Beban finansial yang bisa dikurangi memang cukup signifikan, karena perusahaan bisa menghindari biaya overhead, peralatan, serta teknologi.
Perbedaan Onshore dan Offshore Outsourcing
Dalam dunia outsourcing, istilah onshore dan offshore adalah dua hal yang berbeda.
Namun, banyak yang masih bingung mengenai perbedaannya.
Pada dasarnya, perekrutan secara onshore berarti orang-orang yang dipekerjakan akan bekerja untuk perusahaan di negara yang sama.
Sementara, offshore berarti bekerja untuk negara yang berbeda.
Untuk keduanya, jarak sama-sama bukanlah hambatan karena kini umumnya bisa dilakukan secara remote.
Bidang pekerjaan yang dibutuhkan untuk onshore dan offshore outsourcing pun tidak berbeda, yaitu biasanya seputar proses operasi bisnis, teknologi dan informasi, keuangan, HR, dan lain-lain.
Hanya saja, Onshore Outsourcing menyatakan bahwa ada lebih banyak risiko jika bekerja maupun merekrut pekerja secara offshore.
Oleh karena itu, tak jarang perusahaan memutuskan untuk outsourcing secara onshore saja.
Walau demikian, keputusan ini bisa membatasi perusahaan untuk menemukan orang-orang dengan keterampilan yang dibutuhkannya, karena bisa saja mereka ada di negara yang berbeda.
Kelebihan Onshore Outsourcing
1. Komunikasi lebih mudah
Karena bekerja untuk perusahaan di negara yang sama, salah satu keuntungan utama onshore outsourcing adalah minimnya kendala komunikasi akibat perbedaan bahasa.
Semua orang akan menggunakan bahasa yang sama sehingga kesalahpahaman bisa dikurangi.
2. Bekerja di waktu yang sama
Keuntungan lainnya onshore outsourcing adalah tidak adanya zona waktu yang berbeda.
Dengan begitu, semua orang akan bekerja di waktu yang sama dan bisa merespons cepat.
Ketika ada keperluan mendesak, permasalahan tersebut bisa langsung dikomunikasikan dan diselesaikan tanpa harus menunggu terlalu lama.
3. Supervisi lebih mudah
Outsourcing secara domestik dinilai lebih mudah dikendalikan, khususnya perihal kualitas.
Jika karyawan membutuhkan pelatihan khusus, pertemuan langsung atau tatap muka bisa dilakukan dengan mudah sehingga penyampaian ilmu pun lebih efektif.
4. Budaya yang lebih seragam
Bekerja dengan orang-orang dari negara yang sama juga meminimalkan kesulitan beradaptasi budaya yang menjadi kendala untuk offshore outsourcing.
Jika memilih onshore outsourcing, kemungkinan perbedaan budaya akan cenderung sedikit sehingga pemahaman mengenai standar etika, cara komunikasi, dan lain-lain akan lebih seragam.
Penyesuaian antarkedua belah pihak pun cenderung tidak begitu sulit.
Kekurangan Onshore Outsourcing
1. Biaya lebih tinggi dibanding offshore
Bagi perusahaan, untuk merekrut orang-orang dari negara yang sama secara onshore adalah pilihan yang tidak sehemat offshore.
Pasalnya, tidak ada perbedaan upah minimum seperti pada pilihan offshore outsourcing.
Pencarian kandidat dari negara berbeda biasanya berlaku untuk negara yang biayanya lebih rendah.
2. Sulit menemukan kandidat yang sesuai
Talent pool dalam negeri yang ada mungkin tidak memiliki kualitas individu yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan.
Mungkin memang ada beberapa kandidat yang sesuai, namun pencarian ini bisa menghabiskan waktu yang cukup lama jika dilakukan di talent pool dalam negeri saja.
Offshore outsourcing sering kali menawarkan lebih banyak keterampilan berkualitas tinggi dengan biaya ketenagakerjaan yang lebih rendah lebih cepat dan mudah.
3. Keragaman layanan terbatas
Offshore outsourcing lebih sering menawarkan jumlah dan variasi layanan pekerjaan yang lebih banyak dibanding onshore.
Itulah serba-serbi onshore outsourcing, sistem kerja cukup unik yang bisa juga menjadi pilihanmu.
Seperti yang Glints sebutkan, ada banyak kategori pekerjaan yang butuh outsourcing saat ini.
Kalau mau tahu lebih jauh mengenai pekerjaan-pekerjaan tersebut meliputi skill-skill yang perlu dikuasainya, kamu bisa cek artikel-artikel Glints.
Akan lebih baik juga jika berlangganan newsletter blog-nya supaya selalu tahu informasi dunia kerja terkini.
Jika berlangganan, artikel-artikel terpercaya akan secara rutin dikirimkan langsung ke kotak masuk emailmu secara gratis.
Jadi, buat akun hari ini dan mulai berlangganan, ya.